Pasca-Insiden di Istana Kerajaan, Pemilik Drone di Arab Saudi Wajib Lapor

Pasca-insiden yang terjadi Sabtu lalu di istana kerajaan, otoritas Arab Saudi mewajibkan para pengguna drone untuk melapor.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Apr 2018, 08:42 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2018, 08:42 WIB
Drone
Ilustrasi Drone, sebuah pesawat tanpa awak GDU Byrd Premium yang diterbangkan pada acara Consumer Electronic Show (CES) 2017 di Las Vegas, Nevada, (06/1/ 2017). (DAVID McNew / AFP)

Liputan6.com, Riyadh - Otoritas di Riyadh, Arab Saudi, telah meminta para pemilik drone untuk mendaftarkan diri ke pihak berwenang sebelum mengoperasikan drone mereka. Imbauan ini dikeluarkan pasca-insiden ditembak jatuhnya sebuah drone di dekat istana kerajaan di ibu kota negara itu.

Seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (23/4/2018), seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan, sebuah kerangka aturan penggunaan drone sedang "dalam tahap akhir" penyelesaian. Demikian dilaporkan kantor berita pemerintah Arab Saudi, Saudi Press Agency pada Minggu, 22 April 2018.

Pada Sabtu, sejumlah video yang beredar di dunia maya menunjukkan, pasukan keamanan Arab Saudi menembaki sebuah drone yang mengudara di dekat istana kerajaan. Polisi Riyadh menjelaskan bahwa pasukan keamanan merespons sebuah drone mainan berukuran kecil di dekat pos keamanan di Khuzama. Tidak disebutkan siapa yang menerbangkan drone tersebut.

Seorang pejabat senior Arab Saudi yang tidak disebutkan namanya mengatakan pada Reuters, Raja Salman tidak berada di istananya saat insiden penembakan drone terjadi.

"Raja Salman sedang berada di perkebunannya di Diriya," ujar pejabat tersebut.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sempat Dikira Kudeta

Ilustrasi Bendera Arab Saudi (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi Bendera Arab Saudi (iStockphoto via Google Images)

Suara rentetan tembakan pada Sabtu, 21 April 2018, di istana kerajaan Arab Saudi memicu beragam spekulasi, salah satunya ada yang melihat itu sebagai gejolak politik atau bahkan kudeta.

Isu kudeta dikaitkan dengan kebijakan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman yang melakukan penangkapan besar-besaran terhadap pejabat pemerintahan yang diduga terlibat korupsi.

Pada Oktober 2017, insiden juga pernah terjadi di istana kerajaan. Seorang pria bersenjata melaju ke gerbang istana di Jeddah dan melepas tembakan, menewaskan sedikitnya dua penjaga keamanan dan melukai tiga lainnya sebelum ia ditembak mati.

Penyerang, yang diidentifikasi oleh Kementerian Dalam Negeri sebagai Mansour al-Amri, adalah seorang warga negara Arab Saudi berusia 28 tahun, ia mempersenjatai dirinya dengan senapan Kalashnikov dan tiga bom Molotov.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya