Liputan6.com, London - Pangeran Harry, yang baru menikah, sudah lama jatuh cinta pada benua Afrika. Ia pergi ke Lesotho setelah selesai kuliah, kemudian berlibur dengan calon istrinya di Botswana. Kini dilaporkan ia akan pergi ke Namibia untuk berbulan madu.
Pernikahannya dengan aktris Amerika Meghan Markle yang kini menjadi Duchess of Sussex, telah disambut sebagai perayaan tentang bagusnya ras kulit hitam.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (24/5/2018) Afrika punya tempat yang khusus dalam hati Pangeran Harry: ia telah berkali-kali berkunjung ke benua itu untuk melakukan pekerjaan amal.
Advertisement
Ia mendirikan badan amal untuk anak-anak di Lesotho. Karena itu, putra mahkota Lesotho adalah satu-satunya bangsawan bukan-orang-Inggris yang diundang ke pesta pernikahannya.
Baca Juga
Ketika pasangan baru itu mengucapkan janji pernikahan mereka di Kastil Windsor, jutaan pemujanya di seluruh Afrika menyaksikan dengan kagum lewat layar televisi. Di antara mereka adalah bekas Perdana Menteri Lesotho, Mamphono Khaketla. Pria itu bertemu dengan Pangeran Harry empat tahun lalu ketika Harry berkunjung ke negara tersebut.
"Ia adalah anak muda yang sangat gagah, tapi tidak sombong," kata Khaketla.
Istri Pangeran Harry juga menunjukkan kebanggaannya sendiri tentang Afrika.
Ketika berkunjung ke Rwanda pada 2016, Meghan mengatakan: "Kehidupan saya beralih dari mengunjungi kamp-kamp pengungsi dan kini saya berjalan di atas permadani merah. Saya suka keduanya, karena saya yakin kedua dunia itu bisa hidup bersamaan."
Khaketla mengatakan, ia berharap Pangeran Harry dan istrinya akan terus melanjutkan kegiatan amal mereka. Di Lesotho, katanya, bantuan amal itu telah membuahkan hasil bagus.
"Kegiatan amal itu telah membantu memperkenalkan Lesotho pada dunia. Kalau ada tokoh seperti Pangeran Harry datang dan melihat apa yang dilakukannya, kunjungan itu telah membantu menghilangkan stigma atas HIV dan AIDs. Kini kita bisa melihat sebagian anak-anak yang dibantunya telah tumbuh menjadi orang-orang muda yang baik," kata Khaketla.
Tapi bukan hanya pekerjaannya dalam bidang amal yang telah mempesona banyak orang Afrika. Lungile Zakwe adalah direktur eksekutif Ikamya Youth, sebuah organisasi non-pemerintah yang membantu anak muda dan orang-orang Afrika Selatan yang miskin.
Lungile Zakwe terkenal karena sering menjadi tamu dalam siaran radio Afrika Selatan, dan karena suaminya adalah orang kulit putih. Sampai tahun 1985 perkawinan campuran hitam-putih di Afrika selatan dianggap ilegal. Zakwe memuji pasangan bangsawan Inggris itu karena telah menghilangkan stigma hubungan antar-ras dengan baik.
Saksikan video pilihan di bawah ini: