Liputan6.com, Riyadh - Putri dari Kerajaan Arab Saudi, Hayfa Bint Abdullah Al Saud tampil sebagai model halaman sampul Majalah Vogue Arabia edisi Juni 2018. Ia mengenakan gaun putih dan kerudung warna senada yang tak sepenuhnya menutupi rambut.
Sarung tangan hitam yang dikenakannya kontras dengan pakaian serta sepatunya yang putih. Bibirnya merekah merah, dengan mata menatap tajam ke arah kamera. Bagi Putri Hayfa, itu adalah penampilan perdananya di sampul majalah.
Advertisement
Baca Juga
Sontak, sampul Majalah Vogue Arabia itu melecut kontroversi. Bukan lantaran dandanan sang putri, melainkan tema fotonya yang menampilkan perempuan ningrat itu duduk di belakang kemudi sebuah mobil berwarna merah.
Tulisan, "trailblazing women of Saudi Arabia" juga terpampang di sana -- untuk menadai era baru bagi para perempuan di negeri petrodolar. Mulai 24 Juni 2018, larangan mengemudi bagi kaum hawa akan dicabut.
Namun, sejumlah perempuan dan aktivis yang menuntut penghapusan larangan mengemudi bagi para wanita ditahan aparat dalam beberapa pekan terakhir.
Pemilihan Putri Hayfa sebagai model sampul yang bertema era baru bagi perempuan Arab Saudi dianggap sama sekali tidak tepat.
"Menempatkan seorang putri yang sama sekali tak memperjuangkan penghapusan larangan mengemudi di sampul. Justru keluarganya yang menerapkan aturan itu, memenjarakan banyak perempuan yang mengemudi, dan baru saja menangkap para aktivis hak-hak perempuan terkemuka yang mengorbankan diri dan kebebasan mereka agar aturan itu dicabut," demikian menurut pengguna Twitter @sassy1989sara.
Let's put a princess who never struggled from the driving ban on the cover. Who her family issued the driving ban in the first place, put so many women in jail for driving, and just imprisoned prominent women's rights activists who risked their life and freedom to lift the ban.
— Sara (@sassy1989sara) May 31, 2018
Dalam pernyataannya, Pemimpin Redaksi Vogue Arabia, Manuel Arnaut membela pilihannya.
Ia mengatakan, Vogue edisi Juni 2018 menggarisbawahi serta mendiskusikan isu-isu kunci terkait perempuan di Dunia Arab. Dan, memajang Putri Hayfa sebagai model sampul, "membantu menguatkan pesan tersebut," kata dia, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (2/6/2018).
"Menginformasikan dan menginisiasi perdebatan yang sehat tentang topik-topik yang berarti yang merupakan prioritas kami. Karena itulah kami berusaha untuk menguatkannya dengan sosok yang ikonik dan kuat yang selaras dengan tujuan tersebut: fokus pada kawasan tersebut (Arab) dan peran perempuan dalam masyarakat Arab Saudi," kata Arnaut dalam pernyataan yang dikirim ke BBC.
Pro dan Kontra
Sejumlah pengguna Twitter di Arab Saudi berpendapat, sang putri sama sekali tak berhak tampil di sampul majalah yang bertema kekuatan perempuan Arab melawan diskriminasi. Sejumlah meme pun bertebaran di dunia maya.
Namun, ada juga yang menyambut baik edisi tersebut, dengan mengatakan bahwa Vogue telah 'mencetak sejarah' dengan menampilkan Putri Hayfa di sampulnya.
Editor Arab Affairs BBC, Sebastian Usher mengatakan, bukan kali ini saja Vogue melecut kontroversi. Sebelumnya, majalah tersebut menampilkan Ibu Negara Suriah, Asmaa Assad di sampul edisi global pada 2011 lalu -- ketika suaminya mulai melakukan represi terhadap para demonstran.
Pada September 2017, Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz al Saud mengumumkan bahwa ia akan mencabut larangan mengemudi bagi perempuan, menyusul kampanye para aktivis yang dilakukan selama bertahun-tahun.Â
Siaran pers Vogue menyatakan, edisi Juni 2018 dimaksudkan untuk merayakan reformasi budaya yang sedang berlangsung di Arab Saudi.
Menurut pihak majalah, Putri Hayfa mengatakan dia mendukung perubahan dengan 'antusiasme besar'.
Edisi tersebut juga dilengkapi sejumlah fitur dan wawancara dengan beberapa perempuan terkemuka Arab Saudi, termasuk perancang mode, pemain sepak bola, dan fotografer.
Advertisement