Liputan6.com, Teheran - Meski gagal tampil memukau dalam laga penyisihan Piala Dunia 2018 yang berlangsung pada Rabu malam, 20 Juni 2018, kekalahan Iran terhadap Spanyol tidak mengurangi kebahagiaan yang dirasakan oleh para wanita di Negeri Persia itu.
Kesempatan menyaksikan laga penyisihan Grup B itu menjadi tanda kemenangan besar bagi ribuan wanita Iran, menyusul kian longgarnya aturan tentang eksistensi kaum Hawa di ruang publik.
Dikutip dari CNN pada Kamis (21/6/2018), beberapa foto yang beredar di dunia maya menunjukkan para pendukung timnas Iran--baik pria maupun wanita--berbondong-bondong datang ke Stadion Azadi di Teheran, seraya membawa bendera dan berbagai atribut nasional, guna menyaksikan siaran langsung pertandingan melawan Spanyol di Piala Dunia 2018. Iran kalah 0-1 dari timnas Negeri Matador.
Advertisement
Baca Juga
Meski kalah, banyak foto menunjukkan wanita-wanita Iran tampak antusias mendukung timnasnya, dan beberapa di antaranya juga tidak segan untuk berhias diri secara mencolok, seperti mengenakan atribut berbau sepak bola, hingga mencorat-coret wajah.
Sebelumnya, Iran telah melarang wanita untuk menonton acara olahraga, terutama yang melibatkan pemain pria. Jika ketahuan melanggar, bisa dikenai perintah penangkapan, denda atau bahkan hukuman penjara.
Namun, oleh beberapa pengamat, antusiasme pada hari Rabu itu masih harus dilihat apakah bisa dipastikan di kemudian hari bahwa wanita di Iran tetap leluasa menyaksikan langsung beragam jenis pertandingan olahraga tanpa syarat.
Simak video pilihan berikut:
Diskriminasi Gender
Sementara itu, pemimpin FIFA Gianni Infantino mengatakan kepada CNN bahwa Presiden Iran Hassan Rouhani, dalam pertemuan di bulan Maret lalu, memastikan bahwa larangan wanita menyaksikan langsung pertandingan olahraga, akan segera dicabut.
Namun sayangnya, janji tersebut tidak memiliki kerangka waktu, apakah bersifat sementara atau permanen.
Pusat Hak Asasi Manusia di Iran juga mengunggah foto-foto wanita di dalam Stadion Azadi, mengatakan, "Semua yang mereka minta adalah diperlakukan sebagai EQUALS (setara)."
Menurut akun Twitter Tara Sepehri Far--seorang cendekiawan Syiah--yang mengutip sumber berita setempat, mengatakan bahwa pada satu titik, pemutaran siaran langsung Piala Dunia yang menampilkan timnas Iran, hampir sempat dibatalkan.
"Tapi sekarang, (meski) pintu-pintu telah terbuka dan penyaringan (penonton wanita) akan terjadi. Hanya drama yang tidak perlu, kemarahan dan ketidaknyamanan bagi para penggemar yang telah membeli tiket," twit Sepehri Far, yang juga bekerja sebagai peneliti Human Rights Watch (HRW).
Bersama dengan FIFA, HRW telah lama mengkritik diskriminasi gender yang terjadi di Iran.
Bahkan, FIFA telah berjalan lebih jauh dengan menegaskan pandangannya dalam pasal empat aturan dasarnya, yakni "iskriminasi dalam bentuk apa pun dapat dihukum dengan penangguhan atau pengusiran."
Advertisement