Liputan6.com, Tokyo - Pemimpin partai berkuasa di Jepang menuai kontroversi lantaran menyebut orang yang tidak memiliki sebagai sosok egois. Pernyataan tersebut merupakan salah satu dari serangkaian komentar terbaru politikus senior yang mendesak wanita agar memiliki lebih banyak bayi.
Sekjen Partai Demokratik Liberal LDP, Toshihiro Nikai, mengatakan pada Selasa, 26 Juni 2018 bahwa generasi muda menilai mereka lebih baik jika tidak memiliki anak.
Ia menyerukan kepada wanita Jepang untuk menyumbang bagi kemakmuran negara itu dengan memiliki lebih banyak anak. Negara itu sedang berjuang menghadapi penurunan jumlah populasi dan angkatan berusia lanjut.
Advertisement
"Sebelum, selama, dan setelah perang, tidak ada yang mengatakan lebih baik tidak punya anak karena hal itu akan terlalu merepotkan. Hari ini, orang-orang memiliki gagasan egois bahwa mereka lebih baik jika tidak memiliki anak," ujar Nikai, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (28/6/2018).
Baca Juga
Beberapa pihak mengatakan pernyataan Nikai itu mengabaikan hak orang untuk memilih besaran keluarga dan kurang peka terhadap mereka yang terpaksa menghapus harapan punya anak karena masalah keuangan atau medis.
Mereka juga mengkritik Nikai karena menolak keragaman keluarga, termasuk pasangan sesama jenis dan orang tua tunggal.
Pemimpin Partai Demokratik Konstitusional Jepang yang beroposisi, Yukio Edano, mengatakan kepada Perdana Menteri Shinzo Abe dalam debat parlemen, Rabu, 27 Juni 2018, bahwa keputusan untuk memiliki anak "merupakan bagian dari hak menentukan nasib sendiri yang paling mendasar, di mana pihak ketiga seharusnya tidak ikut campur".
PM Abe setuju, dengan mengatakan keputusan untuk menikah atau memiliki anak terserah pada masing-masing individu. Ia juga mengakui bahwa keluarganya tidak memiliki anak.
"Kami tidak boleh memaksakan pendapat kami pada orang lain," ujarnya.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Â
Angka Kelahiran Terendah Sejak 1899
Statistik pemerintah Jepang menunjukkan hanya 946.060 bayi yang lahir tahun lalu, atau berarti jumlah terendah sejak Jepang mulai menyusun statistik pada 1899. Angka kelahiran di bawah 1 juta itu juga yang kedua terendah secara berturut-turut.
Beberapa anggota senior parlemen baru-baru ini dikritik karena mendesak wanita supaya lebih fokus pada mengasuh anak.
Mei lalu, seorang sahabat PM Abe, Koichi Hagiuda, menimbulkan kemarahan sejumlah wanita dan pria yang menjadi orang tua tunggal, karena mengatakan bahwa kaum Hawa seharusnya menjadi penanggung jawab utama untuk membesarkan anak-anak, karena "semua bayi lebih memilih ibu dibanding ayah".
Sementara seorang anggota parlemen lainnya, Kanji Kato, mengatakan setiap pasangan yang menikah seharusnya memiliki sedikitnya tiga anak.
Advertisement