Liputan6.com, Wellington - Para ilmuwan menemukan isotop radioaktif pada domba Australia. Tepatnya, pada kelenjar tiroid hewan tersebut. Temuan tersebut diyakini menguak misteri 39 tahun lalu, terkait dugaan uji coba senjata nuklir ilegal yang dilakukan Israel.
Pada 22 September 1979, Satelit Vela 6911 milik Amerika Serikat mendeteksi 'kilatan ganda' (double falsh) dekat Kepulauan Marion dan Prince Edward di Samudera Hindia sebelah selatan -- setengah jarak antara Afrika dan Antartika.
Advertisement
Baca Juga
Sejak saat itu, muncul spekulasi bahwa kemunculan kilatan cahaya tersebut sebenarnya adalah uji coba senjata nuklir yang dilakukan Israel. Padahal, pihak Tel Aviv selama ini tak mengonfirmasi atau membantah telah mengembangkan program nuklir untuk tujuan non-damai.
Kini, sebuah makalah yang dipublikasikan dalam jurnal Science & Global Security mengungkapkan, peneliti internasional baru-baru ini menganalisis hasil uji radiasi organ tiroid yang dilakukan di laboratorium AS dari domba di Australia tenggara.
"Publikasi terbaru kembali menyoroti Insiden Vela pada 1979," kata Profesor Nick Wilson dari Otago University di Wellington, yang tak terlibat dalam penelitian, seperti dikutip dari Fox News, Rabu (15/8/2018).
"Riset tersebut menambah bukti pendukung bahwa insiden itu adalah uji coba senjata nuklir, yang sangat mungkin dilakukan oleh Israel dengan bantuan dari rezim apartheid di Afrika Selatan."
Wilson, seorang ahli epidemiologi dan anggota Asosiasi Medis Australia untuk Pencegahan Perang (Medical Association for the Prevention of War) mengatakan, uji coba tersebut melanggar Perjanjian Larangan Uji Coba Terbatas (Limited Test Ban Treaty) yang ditandatangani pada 1963.
Ia juga meminta PBB melakukan penyelidikan penuh terkait temuan tersebut.
Sampel tiroid dari domba-domba yang mati di Melbourne secara teratur dikirim ke AS untuk dilakukan penelitian -- setiap bulan pada 1979, juga pada tahun 1950-an dan 1980-an, demikian menurut peneliti.
Berdasarkan laporan yang dimuat pada New Zealand Herald, domba-domba tersebut merumput di area yang diguyur hujan, empat hari setelah Insiden Vela pada 1979.
Para peneliti juga mengatakan, deteksi "sinyal hidroakustik" dari perangkat pendengaran bawah air pada saat itu juga menjadi bukti lain yang mengarah pada dugaan uji coba nuklir oleh Israel.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Israel Membantah, tapi...
Pihak Israel membantah terlibat dalam Insiden Vela, pun dengan dugaan Tel Aviv melakukan uji coba senjata nuklir.
"Itu adalah asumsi yang konyol yang tak memiliki dasar," kata Duta Besar Israel untuk Selandia Baru, Itzhak Gerberg kepada New Zealand Herald.
Meski demikian, mantan ketua parlemen atau Knesset, Avrum Burg dalam sebuah konferensi pada 2013 menyebut bahwa 'Israel punya senjata nuklir dan kimia'.
Â
Sementara itu, ahli senjata nuklir asal Amerika Serikat, Leonard Weiss dari Stanford University mengatakan dalam buletin online, Atomic Scientists mengatakan, bukti baru itu mengenyahkan keraguan bahwa kilatan pada 1979 itu adalah dampak dari ledakan nuklir.
Weiss juga menambahkan, bahwa ada bukti tidak langsung yang mengarah pada dugaan bahwa uji coba itu dilakukan Israel.
"Israel adalah satu-satunya negara yang punya kemampuan teknik dan motivasi untuk melakukan uji coba diam-diam itu," tambah dia.
Advertisement