Pertama Kalinya, PLTN Fukushima Umumkan Kematian Akibat Paparan Radiasi Nuklir

Ini adalah kasus kematian pertama yang diakui pihak PLTN Fukushima di Jepang.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 06 Sep 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2018, 14:00 WIB
20160307-Mengunjungi Kota Hantu Reaktor Nuklir Fukushima-Jepang
Wisatawan mengamati Stasiun Tomioka yang ditinggalkan di Namie, Prefektur Fukushima, 11 Februari 2016. Lima tahun pasca bencana nuklir yang dipicu gempa dan tsunami Jepang, banyak wisatawan yang bergabung dengan tur Fukushima (AFP PHOTO/Toru Yamanaka)

Liputan6.com, Fukushima - Untuk pertama kalinya, Jepang mengumumkan bahwa seorang pekerja di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima meninggal dunia akibat terpapar radiasi.

BBC yang dikutip Kamis (6/9/2018) melaporkan, pekerja di PLTN Fukushima itu diidentifikasi sebagai pria berusia 50 tahunan. Dia meninggal karena kanker paru-paru yang didiagnosis pada 2016.

Pemerintah Jepang sebelumnya telah sepakat bahwa radiasi menyebabkan penyakit pada empat pekerja, tetapi kasus kematian ini adalah yang pertama mereka akui.

Reaktor Fukushima mengalami kerusakan setelah gempa berkekuatan Magnitudo 9 dan tsunami pada Maret 2011. Bagian sistem pendingin di reaktor yang terletak di pantai timur laut Jepang rusak dan bahan radioaktifnya bocor.

Karyawan yang meninggal telah bekerja di pembangkit listrik tenaga atom itu sejak 1980. Ia bertugas mengukur radiasi di PLTN Fukushima No 1 tak lama setelah rusak.

"Dia bekerja di sana setidaknya dua kali setelah rusak, mengenakan masker wajah dan pakaian pelindung," kata Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang.

Setelah mendengar pendapat dari panel ahli radiologi dan ahli lainnya, pihak kementerian memutuskan bahwa keluarga pria itu harus menerima ganti rugi.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kecelakaan Nuklir Terburuk

20160307-Mengunjungi Kota Hantu Reaktor Nuklir Fukushima-Jepang
Wisatawan melihat Sekolah Dasar Ukedo di Namie, Prefektur Fukushima, 11 Februari 2016. Lima tahun pasca bencana nuklir yang dipicu oleh gempa dan tsunami Jepang, semakin banyak wisatawan yang bergabung dengan tur Fukushima. (AFP PHOTO/Toru Yamanaka)

Letusan Fukushima adalah kecelakaan nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl pada 1986. Sekitar 18.500 orang meninggal atau hilang dalam gempa dan tsunami saat itu, dan lebih dari 160.000 orang terpaksa meninggalkan rumah.

Meskipun tidak ada yang meninggal secara langsung dalam krisis nuklir, operator pembangkir nuklir, Tokyo Electric Power Company (Tepco) menghadapi beberapa klaim kompensasi.

Lebih dari 40 pasien harus dievakuasi dari rumah sakit di daerah itu dan kemudian meninggal, sementara kematian lainnya telah dikaitkan dengan trauma yang diderita oleh mereka yang kehilangan rumah dan orang-orang yang mereka cintai.

Pada Juni tahun lalu, tiga mantan eksekutif Tepco diadili akibat kelalaian pihak profesional terkait dengan evakuasi rumah sakit.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya