Jenazah Mantan Sekjen PBB Kofi Annan Tiba di Ghana

Kofi Annan akan disemayamkan di Pusat Konferensi Internasional Accra. Warga bisa memberi penghormatan di gedung tersebut pada beberapa hari sebelum pemakaman.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Sep 2018, 10:01 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2018, 10:01 WIB
Jenazah Kofi Annan tiba di Ghana (AP)
Jenazah Kofi Annan tiba di Ghana (AP)

Liputan6.com, Accra - Jenazah mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan mendapat sambutan layaknya seorang pahlawan ketika mendarat di Bandara Internasional Kotoka di Ibu Kota Ghana, Senin 10 September 2018.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (12/9/2018) Presiden Nana Addo Dankwa Akufo-Addo menyambut jenazah Kofi Annan didampingi anggota keluarga Annan.

Tentara berseragam mengusung peti jenazah Kofi Annan turun dari pesawat diiringi musik penghormatan yang dimainkan oleh detasemen pasukan bersenjata Ghana.

Untuk menandakan kembalinya Annan ke tanah airnya, bendera PBB yang menutupi peti jenazah itu diganti dengan bendera Ghana.

Annan akan disemayamkan di Pusat Konferensi Internasional Accra. Warga bisa memberi penghormatan di gedung tersebut pada beberapa hari sebelum pemakaman kenegaraan dilaksanakan pada Kamis (13/9).

Kofi Annan meninggal 18 Agustus lalu di Swiss dalam usia 80 tahun.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sosok Kofi Annan

Menlu Retno Marsudi bersama dengan Kofi Annan. (Dokumentasi Kemlu)
Menlu Retno Marsudi bersama dengan Kofi Annan. (Dokumentasi Kemlu)

Kofi Annan adalah keturunan Afrika pertama yang mencatat sejarah dengan menjadi diplomat top dunia. Ia bertugas di PBB sejak tahun 1997 hingga 2006.

Pria kelahiran Kumasi, Ghana, pada 8 April 1938 ini kemudian menjabat sebagai utusan khusus PBB untuk Suriah, memimpin upaya untuk menemukan penyelesaian damai atas konflik berkepanjangan di negara tersebut, demikian dikutip dari laman BBC.

Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan kabar duka, Yayasan Kofi Annan menggambarkannya sebagai "negarawan global dan internasionalis yang sangat berkomitmen untuk terus berjuang sepanjang hidupnya, demi perdamaian dan keadilan dunia."

"Di mana ada penderitaan atau kebutuhan, ia mengulurkan tangannya, merangkul banyak orang dengan belas kasih dan empati yang mendalam. Ia selalu mengutamakan kepentingan orang banyak tanpa pamrih, memancarkan kebaikan, dan kehangatan sejati dalam semua yang ia lakukan," lanjut pernyataan tersebut.

Masa jabatan Kofi Annan sebagai sekretaris jenderal PBB bertepatan dengan Perang Irak dan mewabahnya HIV/AIDS.

Setelah belajar di Ghana dan Macalester College di St. Paul, di negara bagian Minnesota, Amerika Serikat, ia bergabung dengan PBB pada 1962 sebagai staf berpangkat rendah di World Health Organization (WHO) di Jenewa.

Ia meninggalkan satu orang istri, Nane Maria Annan, dan tiga orang anak, yakni Kojo Annan, Ama Annan, dan Cronstedt de Groot.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya