Taliban Bakar Gedung Pemerintah Afghanistan, 10 Polisi Tewas

Militan Taliban menewaskan sedikitnya 10 polisi dalam satu bentrokan bersenjata di Provinsi Wardak, Afghanistan Tengah pada Minggu 7 Oktober 2018 waktu setempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Okt 2018, 07:31 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2018, 07:31 WIB
Pasukan Taliban
Ilustrasi pasukan Taliban (AP).

Liputan6.com, Wardak - Militan Taliban menewaskan sedikitnya 10 polisi dalam satu bentrokan bersenjata di Provinsi Wardak, Afghanistan Tengah, kata pejabat, pada Minggu 7 Oktober 2018.

Pertempuran memperebutkan jalan raya penting itu terjadi sehari sesudah militan Taliban meledakkan jembatan.

Taliban membakar gedung pemerintah di Kabupaten Sayeed Abad, Wardak, dan membunuh kepala kepolisiannya bersama dengan sembilan orang polisi lain pada Sabtu malam, kata pejabat tinggi polisi, seperti dikutip dari Antara (8/10/2018).

Serangan berulang di propinsi penting secara strategis, seperti, Wardak dan Ghazni di dekatnya, itu menunjukkan kekuatan Taliban, menggarisbawahi betapa masih rawan keamanan di Afghanistan dua pekan sebelum pemilihan anggota parlemen di seluruh negeri itu.

Abdul Rahman Mangal, juru bicara kantor Gubernur Wardak, menyatakan Taliban menggerebek beberapa rumah warga sesudah menewaskan 10 polisi, menghancurkan pos pemeriksaan baru dibangun, dan memutuskan listrik ke beberapa bagian kota tersebut.

Pasukan pemerintah menyerang balik untuk mencegah pemberontak mendekati kota tersebut, kata Mangal.

Pernyataan juru bicara utama Taliban, Zabihullah Mujahid, menyatakan gerilyawan itu merebut pusat Sayeed Abad dan semua pos pemeriksaan keamanan di sekitarnya, menewaskan banyak anggota pasukan keamanan dan merebut senjata, peluru dan kendaraan.

Mohammad Arif Noori, juru bicara Gubernur Ghazni, menyatakan satu tentara tewas oleh militan Taliban ketika mencoba merebut bagian propinsi itu hampir dua bulan sesudah dipukul mundur dari kota itu oleh pasukan Afghanistan yang didukung Amerika Serikat.

Taliban menyerang Ghazni yang secara strategis penting karena dilewati jalan raya utama yang menghubungkan Kabul dengan Afghanistan selatan, pada Agustus. Itu gerakan terbesar Taliban sejak merebut kota utara Kunduz pada 2015.

Pertempuran itu menewaskan 150 anggota pasukan keamanan Afghanistan dan 95 warga, serta ratusan militan Taliban.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Simak video pilihan berikut:

Militansi Taliban Jelang Pemilu Afghanistan

Serangan Bom Bunuh Diri Kelompok Taliban Tewaskan 35 Orang di Afghanistan
Ilustrasi serangan Taliban. (AFP Photo/Wakil Kohsar)

Taliban kemungkinan besar akan meningkatkan gelombang kekerasan yang dilakukannya belakangan ini menjelang pemilihan legislatif Afghanistan yang dijadwalkan berlangsung Oktober 2018, kara Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis.

Akan tetapi, Mattis takin bahwa serangan itu tidak akan mematahkan pertahanan Afghanistan yang didukung Barat. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Agustus lalu.

Dalam pernyataannya yang paling rinci mengenai serangan Taliban terhadap kota Ghazni, Afghanistan Timur, yang dimulai 10 Agustus lalu, Mattis mengatakan Taliban memiliki enam sasaran di Ghazni dan sekitarnya, dan gagal merebut satupun sasaran itu. Ia tidak merinci keenam sasaran tersebut.

Mattis mengatakan sejumlah anggota Taliban masih bersembunyi di rumah-rumah di kota Ghazni "sambil berusaha mendapatkan kekuatan tambahan." Ia mengatakan tempat-tempat usaha dibuka kembali dan secara keseluruhan, kondisi di Ghazni jauh lebih stabil, yang menunjukkan kegagalan operasi Taliban di sana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya