Liputan6.com, Sisilia - Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte hari Minggu 4 November 2018 mengatakan, hujan badai yang menghantam Sisilia telah menewaskan sedikitnya 10 orang.
Radio pemerintah setempat mengatakan sembilan korban itu sebelumnya berada di sebuah rumah yang terkena banjir bandang akibat meluapnya sungai di pedesaan dekat Palermo, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (5/11/2018).
Penyelam otoritas SAR Italia berhasil menarik sembilan korban yang telah tak bernyawa dari rumah yang dibanjiri oleh sungai yang dengan cepat meluap di pedesaan itu.
Advertisement
Baca Juga
Lebih jauh laporan radio itu mengatakan satu orang selamat setelah naik ke atas pohon dan bertahan di sana.
Ia kemudian menggunakan telfon untuk meminta pertolongan, tetapi bantuan datang terlalu terlambat untuk menyelamatkan yang lain, termasuk seorang bayi berusia satu tahun dan seorang anak berusia tiga tahun.
Kesembilan korban berasal dari dua keluarga yang kebetulan sedang berkumpul di rumah itu pada akhir pekan.
Korban tewas lain ditemukan di pagar pembatas di jalan Palermo, diperkirakan karena mobilnya tersapu banjir.
Stasiun televisi Italia juga melaporkan dua lainnya tewas di pinggiran Agrigento, sebuah kota wisata di Sisilia yang terkenal karena kuil-kuil kuno. Tetapi hal ini belum dapat dipastikan.
Sementara itu, sedikitnya dua orang lainnya hilang dalam insiden terpisah di Sisilia ketika banjir menyapu mobil yang mereka kendarai.
Salah seorang di antaranya adalah dokter yang sedang menuju ke rumah sakit di kota Corleone, Italia.
Â
Simak video pilihan berikut:
Â
Banjir Akibat Cuaca Kompleks
Awal pekan ini di Sisilia, banjir juga telah memblokade banyak jalan dan walikota memerintahkan sekolah, taman umum, dan jalan bawah untuk ditutup.
Italia, terutama di utara dan di sekitar Venesia, telah dilanda serangkaian badai kuat yang telah merenggut sedikitnya 20 jiwa dan menyebabkan kerusakan.
Pohon-pohon yang menutupi pegunungan di pegunungan Dolomites terbabat cauaca, diratakan oleh angin yang menerobos wilayah Veneto pada hari Kamis.
"Ini seperti gempa bumi," kata Gubernur Veneto Luca Zaia. "Ribuan hektar hutan dihancurkan ke tanah, seolah-olah oleh gergaji listrik raksasa."
Badan perlindungan sipil Italia menggambarkan cuaca yang menghantam negara itu pekan ini sebagai "salah satu situasi meteorologi paling kompleks dari 50 hingga 60 tahun terakhir".
Â
Advertisement