PM Kanada: Penangkapan Putri Bos Huawei Tak Bermuatan Politik

Pemerintah Kanada mengatakan bahwa penangkapan putri dari pendiri Huawei sama sekali tidak bermuatan politik.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 07 Des 2018, 11:01 WIB
Diterbitkan 07 Des 2018, 11:01 WIB
Putri pendiri Huawei, Meng Wanzhou, ditahan di Vancouver, Kanada, atas permintaan ekstradisi AS (AP Photo)
Putri pendiri Huawei, Meng Wanzhou, ditahan di Vancouver, Kanada, atas permintaan ekstradisi AS (AP Photo)

Liputan6.com, Montreal - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa pemerintahnya tidak terlibat dalam penangkapan seorang eksekutif top dari raksasa telekomunikasi China Huawei.

Meng Wanzhou, putri pendiri sekaligus menjabat sebagai kepala keuangan Huawei, ditahan di Bandara Internasional Vancouver atas permintaan ekstradisi dari Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari BBC pada Jumat (7/12/2018), China telah menuntut pembebasannya, menyebut penangkapan itu sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan kepada wartawan: "Penahanan tanpa memberikan alasan apa pun melanggar hak asasi seseorang."

"Kami telah membuat nota diplomasi ke Kanada dan AS, menuntut kedua pihak segera mengklarifikasi alasan penahanan, dan segera membebaskan tahanan untuk melindungi hak-hak hukum orang tersebut."

Dalam sebuah pernyataan, pihak Huawei mengatakan telah memenuhi "semua hukum dan peraturan yang berlaku di mana ia beroperasi, termasuk undang-undang dan peraturan kontrol ekspor dan sanksi yang berlaku dari PBB, AS dan Uni Eropa".

Adapun alasan di balik penangkapan Meng belum diumumkan oleh otoritas terkait.

Meng ditangkap saat berganti penerbangan pada Sabtu 1 Desember, hari yang sama saat Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu di Argentina untuk KTT G20, di mana mereka menyetujui 90-gencatan dalam perang dagang mereka.

Meng dikabarkan akan menjalani sidang pada hari Jumat ini.

Laporan sebelumnya menunjukkan bahwa penangkapan Meng bisa dikaitkan dengan penyelidikan AS terhadap kemungkinan pelanggaran sanksi terhadap Iran.

Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menolak mengomentari hal ini ketika ditanya oleh wartawan.

Sebaliknya ia mengatakan bahwa --secara umum-- ia memiliki "keprihatinan besar" atas praktik bisnis perusahaan-perusahaan China, dan kemungkinan operasi mereka sebagai "senjata" pemerintah.

Huawei adalah salah satu penyedia peralatan dan layanan telekomunikasi terbesar di dunia. Bahkan, baru-baru ini perusahaan yang berbasis di Shenzhen itu melampaui pencapaian Apple sebagai produsen smartphone terbesar kedua setelah Samsung.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Keprihatinan pada Praktik Perusahaan China

Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)

Penangkapan Meng tak diungkapkan oleh pihak berwenang Kanada hingga Rabu 5 Desember.

Berbicara kepada wartawan di Montreal, PM Trudeau mengatakan bahwa pemerintahnya diberitahu tentang penangkapan beberapa hari sebelumnya, tetapi menolak tuduhan bahwa pihaknya ikut memainkan peran.

"Saya dapat meyakinkan semua orang bahwa kami adalah sebuah negara (dengan) sebuah peradilan yang independen," katanya.

Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton juga mengatakan dia tahu tentang penangkapan tersebut.

Dia menambahkan bahwa AS telah memiliki keprihatinan besar selama bertahun-tahun tentang praktik perusahaan China, yang dituduh mencuri kekayaan intelektual Amerika.

Transfer teknologi secara paksa itu, masih menurut Bolton, digunakan sebagai senjata pemerintah China untuk "mengancam pihak lain" via teknologi informasi.

"Jadi tidak menghormati penangkapan khusus ini, tetapi Huawei adalah salah satu perusahaan yang kami khawatirkan," tambahnya.

AS, Australia, dan Selandia Baru baru-baru ini memblokir penggunaan peralatan Huawei di bidang infrastruktur untuk jaringan seluler 5G baru yang lebih cepat, dengan alasan masalah keamanan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya