Liputan6.com, Beijing - China telah memanggil Duta Besar Kanada untuk memprotes jalannya proses hukum seorang eksekutif perusahaan teknologi terkemuka China, Huawei di Negeri Maple.
Sebuah laporan Xinhua News Agency yang dimuat di situs Kementerian Luar Negeri mengatakan, Wakil Menteri Luar Negeri China, Le Yucheng telah memanggil Duta Besar Kanada untuk China, John McCallum pada Sabtu 8 Desember 2018 mengenai penahanan Kepala Pejabat Keuangan atau CFO Huawei, Meng Wanzhou.
Advertisement
Baca Juga
Perempuan itu terjerat kasus hukum karena diduga berupaya mencurangi sanksi pembatasan ekonomi yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap Iran.
Pemerintah China menyebut penahanan Meng Wanzhou --anak dari pendiri Huawei Ren Zhengfei-- "tidak masuk akal, tidak berbudi, dan tidak bermoral" dan memperingatkan akan "konsekuensi serius" apabila dia tidak dibebaskan, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (9/12/2018).
Huawei adalah perusahaan pemasok perangkat telekomunikasi dan jaringan komunikasi terbesar di dunia, dan telah menjadi sasaran dari mendalamnya kekhawatiran keamanan Amerika Serikat. AS telah menekan negara-negara Eropa dan sekutu lainnya untuk membatasi penggunaan teknologinya.
Â
Simak video pilihan berikut:
Persidangan Pertama
Protes itu dilayangkan sehari setelah Meng Wanzhou, menghadiri sidang perdana pada Jumat 7 Desember 2018, atau sepekan pascapenangkapannya di Vancouver, Kanada, pada Sabtu 1 Desember.
Berdasarkan perdebatan di persidangan, Wanzhou disebut telah melakukan penipuan, tapi belum ada keputusan soal ekstradisi ke Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari The Guardian, Sabtu (8/12/2018), jaksa penuntut, John Gibb-Carsley, menyebutkan Wanzhou terlibat dalam konspirasi untuk menipu beberapa lembaga keuangan pada 2013.
Ketika itu, ia disebut berusaha meyakinkan sejumlah bankir bahwa Huawei dan mantan anak perusahannya di Hong Kong, Skycom, adalah entitas yang sepenuhnya terpisah.
"Meng secara pribadi mengatakan kepada bank-bank itu, Skycom dan Huawei terpisah. Padahal faktanya mereka tidak terpisah. Skycom saat itu adalah Huawei," ungkap Gibb-Carsley.
Baca selengkapnya di sini...
Advertisement