Liputan6.com, Beijing - Pemerintah Kanada mengumumkan bahwa seorang warga negaranya yang sempat ditahan di China telah dibebaskan.
Wanita yang berprofesi sebagai guru tersebut sebelumnya ditahan karena masalah izin kerja di China, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (30/12/2018).
Sarah McIver dari Alberta ditangkap awal Desember karena masalah yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Advertisement
Baca Juga
Kini, juru bicara Global Affairs Canada Richard Walker mengatakan pada Jumat (28/12) bahwa ia telah kembali ke rumahnya.
Penahanan McIver menyusul penangkapan dua warga Kanada lainnya dengan tuduhan telah membahayakan keamanan nasional China.
China menahan Michael Kovrig dan Michael Spavor secara terpisah setelah Kanada menangkap kepala eksekutif perusahaan teknologi China, Huawei, Meng Wanzhou.
Wanzhou dicari oleh otoritas Amerika Serikat karena diduga berbohong kepada bank sebagai bagian dari upaya menghindari sanksi terhadap Iran.
China dan Kanada mengatakan kasus McIver berbeda dari kasus Kovrig dan Spavor.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Hubungan China dan Kanada Tegang
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Kanada, Robert Walker, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya "telah mengikuti kasus ini selama beberapa waktu, dan telah memberikan bantuan konsuler kepada warga Kanada sejak mereka pertama kali ditahan di Liaoning, China".
"Kami akan terus memberikan layanan konsuler kepada mereka yang ditahan dan keluarganya di Kanada," katanya.
Hubungan antara Beijing dan Ottawa berubah tegang setelah China menahan dua warga negara Kanada, yakni mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha yang berbasis di China Michael Spavor. Keduanya dituduh terlibat dalam kegiatan yang "membahayakan keamanan China".
Kovrig adalah penasihat senior di lembaga thinktank International Crisis Group, sementara Spavor memfasilitasi perjalanan ke Korea Utara, termasuk kunjungan oleh mantan bintang bola basket Dennis Rodman.
Meskipun tidak ada tautan yang secara resmi dibuat, penangkapan itu tampaknya sebagai pembalasan atas penangkapan terhadap putri bos Huawei, Meng Wanzhou, pada 1 Desember lalu.
Meng ditahan atas permintaan Amerika Serikat, yang menuduhnya melanggar sanksi ekonomi terhadap Iran.
Advertisement