300.000 Galaksi Ditemukan Tersembunyi di Sepetak Langit, Kehidupan Lain?

Para astronom menemukan 300.000 galaksi yang tersembunyi di sepetak kecil langit. Pertanda kehidupan lain?

oleh Afra Augesti diperbarui 20 Feb 2019, 17:02 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2019, 17:02 WIB
Galaksi Baru
Galaksi baru ditemukan di sepetak kecil langit oleh para astronom. Galaksi spiral M106 ditumpangkan dengan data LOFAR (kuning). (Cyril Tasse / Observatorium Paris / LOFAR)

Liputan6.com, California - Alam semesta dikatakan oleh para ilmuwan menjadi sedikit lebih ramai dengan penemuan lebih dari 300.000 galaksi di sudut kecil langit utara.

Berdasarkan rilis data yang dikumpulkan oleh jaringan teleskop Low Frequency Array (LOFAR) di Eropa, ada penambahan tingkat detail baru yang luar biasa pada peta gelombang radio di seluruh kosmos, menginspirasi belasan studi tentang segala hal, mulai dari medan magnet hingga black hole atau lubang hitam.

Meski tidak terlihat oleh mata manusia, namun sebenarnya semesta ini banyak diisi dengan gelombang frekuensi rendah yang dihasilkan oleh partikel percepatan dan medan elektromagnetik.

Susunan 20.000 antena LOFAR yang tersebar di 48 stasiun di Belanda dan luar negeri seperti memiliki mata besar yang peka terhadap gelombang radio yang terdeteksi di permukaan Bumi, menurut situs Science Alert, yang dikutip pada Rabu (20/2/2019).

Salah satu tugas penting semua stasiun itu adalah melakukan survei intensif terhadap langit malam utara pada frekuensi radio sekitar 120 hingga 168 megahertz, yang diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang berbagai fenomena astronomi yang bersinar lembut.

Sejauh ini, hanya sekitar 20 persen survei yang telah selesai total, dan dari jumlah itu, para ilmuwan di seluruh dunia hanya dapat mengakses sekitar 10 persen dari data yang tersedia.

Jurnal Astronomy and Astrophysics baru saja menerbitkan 26 studi berdasarkan rilis data ini, yang mencakup quasar, blazer, lubang hitam, dan medan elektromagnetik intergalaksi.

Salah satu pengungkapan besar dalam sumber mosaik tersebut adalah temuan 325.694 titik di mana cahaya gelombang radio melonjak. Sekitar 70 persen dari jumlah ini dapat dihubungkan dengan sinyal optik. Jadi bisa dikatakan bahwa titik-titik terang tersebut mewakili galaksi yang dapat ditambahkan ke peta jalan kosmik Bumi.

Bukan rahasia lagi bahwa galaksi-galaksi berukuran cukup sering memiliki lubang-lubang hitam raksasa yang menelan segala sesuatu dalam jangkauan mereka, memuntahkan semburan materi yang bersinar dalam gelombang radio.

"LOFAR memiliki kepekaan yang luar biasa dan itu memungkinkan kita untuk melihat bahwa pancaran-pancaran (jet) ini hadir di semua galaksi paling masif, yang berarti lubang hitam mereka tidak pernah berhenti memangsa," kata ahli astrofisika Philip Best dari University of Edinburgh.

Biasanya, gelombang radio dihasilkan oleh turbulensi yang bercampur ketika galaksi bertabrakan.

"Apa yang mulai kita lihat dengan LOFAR adalah bahwa dalam beberapa kasus, gugusan galaksi yang tidak menyatu juga dapat menunjukkan emisi ini, meskipun pada tingkat yang sangat rendah yang sebelumnya tidak terdeteksi," kata astrofisikawan Annalisa Bonafede dari University of Bologna.

"Penemuan ini memberi tahu kita bahwa selain peristiwa merger (penggabungan), ada fenomena lain yang dapat memicu percepatan partikel dalam skala besar," imbuhnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Ada Jutaan Gelombang Radio

Kilatan Misterius di Angkasa
Artis mengilustrasikan Fast Radio Burst (FRB) yang mencapai Bumi. Gelombang radio misterisu ini diduga dipancarkan oleh makhluk asing yang 'bergentayangan' di angkasa luar. (Beijing Planetarium)

Selain itu, sensitivitas mata LOFAR di angkasa juga telah membantu para peneliti melacak medan magnet samar yang telah diprediksi ada di ruang intergalaksi, meski sampai sekarang masih terlalu sulit untuk dideteksi.

"Medan magnet meliputi kosmos, dan kami ingin memahami bagaimana ini terjadi," kata astronom dari University of Hamburg, Shane O'Sullivan.

Di satu sisi, kolaborasi manajemen data SURF, saat ini menyimpan lebih dari 20 petabyte informasi LOFAR.

"Kami telah bekerja bersama dengan SURF di Belanda untuk secara efisien mengubah data dalam jumlah besar menjadi gambar berkualitas tinggi," kata kosmolog Timothy Shimwell dari Netherlands Institute for Radio Astronomy and Leiden University.

Teknologi dan proses SURF membuat pekerjaan para peneliti menjadi relatif singkat, yaitu dengan mengolah angka menjadi sesuatu yang dapat digunakan oleh tim peneliti. Terlebih lagi, semuanya dijalankan pada energi terbarukan 100 persen.

Menurut ilmuwan, masih banyak bagian langit yang bisa dikuak, yang pada akhirnya dapat mengungkap sekitar 15 juta sumber baru emisi gelombang radio.

Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal ilmiah Astronomy and Astrophysics.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya