Atlet Tinju Australia Besuk Korban Penembakan Masjid di Selandia Baru

Seorang atlet tinju legendaris Negeri Kanguru mengunjungi korban yang luka akibat insiden teror masjid di Selandia Baru.

oleh Siti Khotimah diperbarui 22 Mar 2019, 11:02 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 11:02 WIB
Penembakan di Masjid Selandia Baru
Petugas medis membawa seorang korban penembakan di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Penembakan terjadi saat jemaah tengah menjalankan ibadah salat Jumat. (AP Photo/Mark Baker)

Liputan6.com, Wellington - Seorang mantan atlet tinju profesional Australia, Anthony Mundine (43), membesuk para korban yang terluka akibat insiden penembakan dua masjid di Selandia Baru.

Pria lima anak itu mengatakan "merasa terhormat" karena dapat berada di Kota Christchurch untuk memberikan dukungan kepada para korban serangan teror.

"Saya merasa terhormat dapat mengunjungi saudara laki-laki dan perempuan yang selamat dari kekejaman mengerikan di Christchurch," tulis Mundine di akun Facebooknya, sebagaimana dikutip dari media lokal Selandia Baru Stuff, Jumat (22/3/2019).

Olahragawan muslim itu juga memberikan doa kepada para korban, berharap senantiasa diberikan kekuatan menghadapi cobaan.

"Semoga Allah memberikan mereka kekuatan untuk melewati cobaan mengerikan ini dan menyembuhkan rasa sakit," katanya.

Tak lupa, mantan atlet rugby Negeri Kanguru itu juga mengajak pengikutnya di media sosial untuk turut mendoakan para korban serangan.

"Mereka semua adalah manusia yang luar biasa dan sangat berani. Mohon bantu doakan mereka,"pungkasnya.

Selain Mundine, atlet tinju lain juga hadir di Kota Christchurch. Sonny Bill Williams, petinju sekaligus atlet rugy Selandia Baru tiba pada Kamis, 21 Maret 2019 malam waktu setempat. Ia mengonfirmasi akan melaksanakan salat jumat di salah satu masjid di kota itu, kemungkinan yang menjadi target teror pada pekan lalu.

Sebagaimana diketahui, dua masjid di Christchurch diserang oleh ekstremis sayap kanan pada Jumat lalu. 50 orang tewas akibat tembakan, dengan puluhan lainnya luka-luka.

Pada Kamis, otoritas Selandia Baru telah mengumumkan bahwa masjid Al Noor dan Linwood, tempat kejadian perkara, telah dibersihkan dan direnovasi. Keduanya dapat digunakan kembali untuk salat jumat pada hari ini, 22 Maret 2019. Ribuan jemaah diprediksi akan hadir di Masjid Al Noor.

Dikutip dari laman The Guardian, Gamal Fouda, imam masjid Al Noor, mengatakan akan ada 3.000 hingga 4.000 orang yang akan memadati Hagley Park -- yang lokasinya bersebrangan dengan masjid Al Noor.

Perdana Menteri Jacinda Ardern juga dijadwalkan akan menyimak kumandang azan salat Jumat pada pukul 13.30 waktu setempat.

Sebagian besar stasiun televisi dan radio juga berencana menyiarkan secara langsung acara tersebut.

 

Simak pula video pilihan berikut:

Menyusul Penembakan, Sejumlah Senjata Dilarang

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (AP Photo)
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (AP Photo)

Sementara itu, menyusul insiden penembakan masjid, Perdana Menteri Selandia Baru menyatakan bahwa senjata gaya militer semi-otomatis dan senapan serbu, akan dilarang oleh pemerintah di bawah undang-undang persenjataan hasil amandemen.

"Kabinet setuju untuk merombak hukum ketika bertemu pada Senin, 72 jam setelah serangan teror yang mengerikan di Christchurch," kata Ardern.

"Sekarang, enam hari setelah serangan itu, kami mengumumkan pelarangan seluruh senjata gaya militer semi-otomatis (MSSA) dan senapan serbu di Selandia Baru," imbuhnya.

Jenis senjata yang dilarang itu pernah digunakan oleh pelaku teror, Brenton Tarrant, untuk membantai massal para jemaah Masjid Al Noor dan Linwood. Sebanyak 50 orang dinyatakan tewas dalam insiden itu, dengan puluhan lainnya luka-luka.

Selain senjata, perangkat lain berkapasitas tinggi seperi bump stock, yang membuat senapan lebih cepat serta mensimulasikan penembakan otomatis dalam senjata semi-otomatis, juga akan berstatus ilegal di bawah peraturan baru.

"Singkatnya, setiap senjata semi-otomatis yang digunakan dalam serangan teroris pada Jumat akan dilarang oleh negara ini," kata Ardern menyimpulkan.

Undang-undang pembatasan senjata akan diperkenalkan di depan parlemen Selandia Baru pada pertemuan awal April, namun sebagai langkah sementara pemerintah telah melarang jual-beli untuk tujuan praktis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya