AS Klaim Dataran Tinggi Golan Milik Israel, Suriah Desak PBB Gelar Rapat Darurat

Suriah mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengadakan rapat darurat, menyusul langkah AS yang mengklaim Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel.

oleh Siti Khotimah diperbarui 27 Mar 2019, 14:47 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2019, 14:47 WIB
Ilustrasi DK PBB
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, New York - Tindakan sepihak Amerika Serikat (AS) yang mengklaim kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, memantik api sejumlah negara. Suriah pada Selasa, 26 Maret 2019, meminta Dewan Keamanan (DK) PBB untuk mengadakan pertemuan mendesak mengenai langkah Negeri Paman Sam tersebut.

Keinginan Damaskus tersebut disampaikan secara tertulis yang diberikan oleh perutusan Suriah kepada PBB. Dalam sepucuk surat itu, Suriah meminta presiden dewan, dijabat oleh Prancis, untuk menjadwalkan pertemuan mendesak dalam rangka membahas situasi di Dataran Tinggi Golan, mengutip Eye Witness News pada Rabu (27/3/2019).

Sebagaimana diketahui bahwa sebelumnya, Presiden Donald Trump menandatangani dokumen resmi pada Senin, 25 Maret 2019, mengakui pencaplokan (aneksasi) Israel atas dataran tinggi strategis itu. Presiden nyentrik tak mengindahkan resolusi PBB sebelumnya yang menyerukan penarikan Israel dari Golan.

Meski tidak segera menjadwalkan pertemuan yang diminta Israel, diskusi terkait permintaan itu telah bergulir. Dewan Keamanan yang dipimpin Prancis akhirnya sepakat membahas krisis terbaru pada Rabu, 27 Maret 2019 waktu setempat. Topik rapat berkisar memperbarui mandat pasukan penjaga perdamaian PBB yang dikerahkan antara Israel dan Suriah di Dataran Tinggi Golan, dikenal sebagai UNDOF.

Titik Balik Konflik Arab-Israel

Selain Suriah, beberapa entitas di Negara Teluk juga turut naik pitam. Salah satunya adalah kepala gerakan syiah Lebanon, Hizbullah, yang juga merupakan sekutu Suriah telah menyerukan perlawanan keras.

Kepala Hizbullah Hassan Nasrallah menyerukan bahwa jalan satu-satunya merupakan "perlawanan, perlawanan, dan perlawanan." Ia menyebut sikap AS dan Israel sebagai "titik balik penting dalam sejarah konflik Arab-Israel."

Dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, Hassan mengatakan bahwa keputusan Trump memberikan pukulan keras atas proses perdamaian di kawasan Timur Tengah yang diusahakan selama ini. Ia juga mengatakan bahwa Liga Arab --yang telah menangguhkan keanggotaan Suriah akibat konflik berdarah--, harus mengambil tindakan tegas dalam pertemuan puncak yang akan berlangsung di Tunisia bulan ini.

 

Simak pula video pilihan berikut:

Sikap Anggota Dewan Keamanan

Ruang Sidang Dewan Keamanan PBB di New York (Kena Betancur / AFP PHOTO)
Ruang Sidang Dewan Keamanan PBB di New York (Kena Betancur / AFP PHOTO)

Meskipun pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk memperbarui mandat UNDOF belum dilaksanakan, sikap negara anggota sudah dapat dipetakan.

Lima negara Eropa yang memiliki hak kursi di DK sebelumnya telah menolak keputusan Trump mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan. Mereka menyuarakan keprihatinan bahwa langkah Negeri Paman Sam akan memiliki konsekuensi luas di Timur Tengah.

Kelima negara termasuk dua sekutu terdekat AS, yakni Inggris dan Prancis. Mereka bergabung dengan Belgia, Jerman, dan Polandia; menyatakan bahwa posisi Eropa tidak berubah, tetap mengklaim Dataran Tinggi Golan sebagai teritori Suriah yang diduduki Israel. Hal itu sesuai dengan hukum internasional yang diabadikan dalam resolusi PBB.

Selain lima negara tersebut, China dan Rusia sebagai anggota tetap DK menentang keputusan AS selama pertemuan dewan, sebagaimana Indonesia dan Afrika Selatan, dua negara yang sangat mendukung Palestina, bersama dengan Kuwait, sekutu AS di wilayah tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya