Liputan6.com, Jakarta - Isu kekuatan militer Indonesia menjadi sorotan dalam Debat Calon Presiden Republik Indonesia putaran 4 yang berlangsung tadi malam, Sabtu 30 Maret 2019. Dalam ajang itu, para kandidat dihadapkan pada empat permasalahan yakni ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.
Dalam sesi debat capres yang membahas bidang pertahanan, capres nomor urut 1 Joko Widodo, memiliki misi "pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia, terutama dalam penguasaan teknologi persenjataan dan siber," hal itu karena menurutnya, perang yang mungkin terjadi di masa mendatang berbasis teknologi tinggi.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, kandidat presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto berfokus pada peningkatan anggaran untuk pertahanan dan keamanan. Pada sesi debat capres selanjutnya, Prabowo menilai militer Indonesia masih lemah, sehingga penting untuk meningkatkan anggaran agar tidak tertinggal dari negara tetangga.
Indonesia dalam Daftar Peringkat Kekuatan Militer Asia Tenggara dan Dunia
Sebuah situs Gobal Fire Power (GFP) menyediakan peringkat dan analisis kapasitas militer yang dimiliki oleh 137 negara di dunia. Situs itu mengklaim bahwa analisis didasarkan pada data tahun 2006-2019.
Nilai diberikan dengan menggunakan indeks kekuatan (Power Index). Indeks sempurna adalah 0,0000 yang berarti kapasitas militer sempurna atau tidak terkalahkan.
Peringkat tersebut didasarkan pada potensi kemampuan menciptakan perang baik di darat, laut dan udara yang diperjuangkan dengan senjata konvensional. Tidak hanya itu, dalam mendapatkan data akhir, GFP memasukkan pula faktor pendukung lain misalnya keuangan, geografis, dan sekitar 55 faktor lainnya.
Berikut adalah enam negara di Asia Tenggara dengan militer terkuat, sebagaimana dikutip dari laman Global Fire Power pada Minggu (31/3/2019). Artikel ini juga membahas mengenai posisi kekuatan militer Indonesia dalam peringkat dunia.
Â
Simak pula video pilihan berikut:
6. Singapura (Power Index: 0,8161)
Siapa sangka, Singapura meskipun memiliki luas wilayah yang tidak terlalu luas memiliki kapasitas militer yang patut dibanggakan. Negeri Singa itu berada di peringkat 59 dari 137 negara di dunia, dan 6 di Asia Tenggara.
Dengan total populasi saat ini 5.995.991 jiwa, Singapura memiliki 2.691.600 penduduk yang dianggap mampu berperang jika dalam keadaan darurat. Meski demikian, anggota militer Negeri Singa saat ini berkisar 385.000, dengan personel aktif sejumlah 72.500.
Sementara itu dalam Angkatan Udara, Singapura menduduki peringkat 43 dunia. Dalam kategori yang lebih mendetail, penyerang angkatan udara berada pada posisi 23, kekuatan serangan berada pada peringkat 27, dan kemampuan memobilisasi senjata (transports) nomor 45. Adapun kekuatan helikopter berperingkat 46, dengan pelatihnya berada pada ranking 53 dunia.
Dalam konteks Angkatan Darat, Singapura memiliki 190 tank (combat tank), 3.585 kendaraan perang darat, 186 artileri (48 jenis self-propelled dan 138 towed artillery). Kapasitas itu ditambah dengan kepemilikan 18 proyektor roket.
Lebih lanjut, dalam aset militer bidang Angkatan Laut, Negeri Singa memiliki 6 fregat (kapal perang), kapal perang kecil (corvette), 4 perangkat peledak mine warfare, dan 11 kapal patroli wilayah perbatasan.
Singapura yang disinggung salah satu calon presiden memiliki anggaran militer yang besar, ternyata benar. Tak tanggung-tanggung Negeri Singa rela menggelontorkan dana US$ 9.700.000.000 (sekira Rp 138,12 triliun).
Advertisement
5. Malaysia (Power Index: 0,6523)
Negeri Jiran menduduki peringkat kelima di Asia Tenggara dan 41 dunia. Total populasi yang dimiliki adalah 31.809.660, dengan 41.000 anggota militer di mana 110.000 di antaranya merupakan personel aktif.
Dalam Angkatan Udara, Malaysia menduduki peringkat 51 dunia, dengan penyerang berada pada posisi 44, kekuatan serangan peringkat 45, kemampuan memobilisasi senjata nomor 38, dan pelatihnya dinilai memiliki kapasitas nomor 48 dunia.
Sementara itu, dalam perang darat, Malaysia memiliki kapasitas militer yang relatif seimbang dengan Singapura. Negeri Jiran memiliki 74 tank, 1.460 kendaraan perang darat, serta 240 total artileri dengan 211 di anrtaranya merupakan jenis towed artillery. Adapun proyektor roket yang dimiliki tetangga Indonesia ini mencapai 54 unit.
Mengingat Malaysia memiliki wilayah laut yang cukup luas, tak tanggung-tanggung negara itu memiliki 41 kapal patroli perbatasan dengan 6 kapal perang besar, 6 kapal kecil, 2 untuk operasi submarin, dan 4 perangkat peledak mine warfare.
Belakangan diketahui bahwa anggaran pertahanan Malaysia adalah sebesar US$ 4.700.000.000 (sekira Rp 66,9 triliun dengan kurs 14.240 untuk setiap dollarnya).
4. Myanmar (Power Index: 0,6162)
Siapa sangka, ternyata Myanmar memiliki kapasitas militer yang lebih besar dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia. Negara ini memiliki 406.000 personil militer, dengan 406.000 berstatus aktif. Kalkulasi kekuatan angkatan darat, laut, dan udara yang dimiliki telah menempatkan negara ini pada peringkat 37 dari 137 bangsa di dunia, dan keempat di Asia Tenggara.
Myanmar memiliki peringkat 40 dalam angkatan udara keseluruhan. Sedangkan dalam angkatan darat, negara ini memiliki 434 tank (combat tank), 1.300 kendaraan perang darat, serta artileri dengan jumlah yang luar biasa: 1690 artileri. Sedangkan proyektor roket terdapat 114 unit.
Dalam pertahanan maritim, Myanmar memiliki 5 kapal perang besar, 3 kapal kecil corvettes, serta kapal patroli wilayah pantai sejumlah 65 unit. Perangkat peledak mine warfare juga turut dimiliki, yakni sebanyak 11 buah.
Dalam aspek pendanaan, Myanmar tidak sebanyak Singapura dan Malaysia. Negara ini memiliki anggaran US$ 2.400.000.000 (sekira Rp 34,17 triliun).
Advertisement
3. Thailand (Power Index: 0,4302)
Tidak hanya terkenal dengan junta militernya, Negeri Gajah ternyata juga memiliki kapasitas pertahanan yang luar biasa. Thailand menduduki peringkat 26 dunia dan 3 di Asia Tenggara.
Dengan penduduk sebanyak 68.615.858 jiwa, Myanmar diklaim memiliki 605.000 personel militer, dengan 360.000 di antaranya masih aktif.
Peringkat angkatan udara Negeri Gajah berada pada 19 duniam dengan kekuatan serangan helikopternya berada pada posisi 14.
Sementara itu, jumlah alutsista dalam Angkatan Darat cukup besar, yakni 805 tank, 1.551 kendaraan perang, dan 30 proyektor roket. Altileri juga dimiliki, meskipun tidak sebanyak Myanmar, yakni sejumlah 744, dengan 700 di antaranya berjenis towed artillery.
Mengingat Thailand juga memiliki garis pantai, negeri ini memiliki 42 kapal patroli, dengan 7 kapal perang besar dan 7 kapal corvettes.
Thailand tidak membutuhkan anggaran sebesar Singapore untuk menjadi negara dengan kapasitas militer konvensional nomor tiga di Asia Tenggara. Pasalnya, negara ini hanya menganggarkan US$ 5.390.000.000 (sekira Rp 76,7 triliun).
2. Vietnam (Power Index: 0,39880
Sudah menjadi aib sekaligus rahasia umum bahwa Amerika Serikat pernah kalah di Vietnam saat Perang Dingin. Saat itu terjadi perang proksi, yakni kubu komunis dan SeEATO.
Berbicara tentang kapasitas militer, Vietnam menduduki peringkat 23 dunia dan kedua di Asia Tenggara. Anggaran pertahanan yang digelontorkan senilai US$ 3.365.000.000 (sekira Rp 47,9 triliun).
Juara kedua sebagai negara dengan militer paling kuat di Asia Tenggara ini tak tanggung-tanggung memiliki 5.482.000 total personel militer, dengan 482.000 di antaranya masih berstatus aktif.
Dalam perang darat, tank yang dimiliki sebanyak 2.575, dengan 2.530 kendaraan. Meskipun hanya memiliki 470 artileri, negara ini memiliki 150 proyektor roket.
Adapun dalam angkatan laut, negara ini memiliki 26 kapal patroli perbatasan dan 9 kapal perang besar.
Sementara itu dalam konteks kekuatan angkatan udara, Vietnam berada pada peringkat 33 dunia.
Advertisement
1. Indonesia (Power Index: 0,2804)
Kabar bahwa Indonesia memiliki kapasitas militer terkuat di Asia Tenggara ternyata bukan tanpa bukti. Global Fire Power menyebut bahwa RI menduduki peringkat 15 dari 137 negara di dunia.
Dengan populasi yang besar yakni 262.787.403, Indonesia disebut cukup kuat jika harus menghadapi situasi darurat. Mengingat, 108.620.545 di antaranya termasuk dalam kategori yang dianggap mampu mengangkat senjata dalam perang, meskipun jumlah personel aktif hanya 400.000 orang (total keseluruhan dengan personel tidak aktif adalah 800.000).
Indonesia memiliki tank sebanyak 315 unit, kendaraan perang darat sejumlah 1.300, 36 proyektor roket, dan 497 artileri.
Sementara itu, dalam angkatan udara Indonesia menduduki peringkat 30 dunia, kekuatan serangan berperingkat 11, dengan pelatihnya berada pada posisi 29 dari 137 negara.
Mengingat Indonesia adalah negeri maritim, tak heran jika memiliki banyak kapal patroli perbatasan, yakni 139 unit. Adapun kapal perang besar sejumlah 8 unit, 24 kapal corvettes, dan 11 perangkat peledak mine warfare.
Indonesia Peringkat 15 di Dunia
Namun, jika berbicara tentang kapasitas militer Indonesia dalam kancah global, negeri kita masih berada pada peringkat 15 dunia dari 137 negara yang dianalisis oleh GFP.
Keseluruhan dari 137 negara tersebut telah dirinci berdasarkan nilai individu dan kolektif.
Lima negara dengan kapasitas pertahanan terbaik adalah Amerika Serikat, Rusia, China, India, dan Prancis. Adapun dua negara Asia Timur sekutu AS yakni Jepang dan Korea Selatan berada pada peringkat enam dan tujuh dunia.
Sedangkan menurut GFP, Indonesia berada persis di bawah Iran yang memiliki indeks kekuatan 0,2606. Sementara itu, Israel, justru berada pada peringkat 16, satu tingkat di bawah Indonesia. Hal itu dikarenakan, GFP hanya menghitung senjata konvensional yang dimiliki oleh suatu negara. Adapun perlengkapan perang seperti pesawat tak berawak (drone) yang memungkinkan terciptanya kerusakan luas --yang masih kontroversial digunakan dalam perang antar negara-- tidak diperhitungkan.
Advertisement