Upaya Brexit Belum Usai, Inggris Terbitkan Paspor Baru Tanpa Label Uni Eropa

Warga Inggris dikagetkan dengan tampilan baru paspornya.

oleh Siti Khotimah diperbarui 06 Apr 2019, 11:09 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2019, 11:09 WIB
Susan Hindle Barone memperlihatkan paspor berwarna burgundy yang ia terima pada Jumat, 5 April 2019 (Twitter.com/SpinHBarone)
Susan Hindle Barone memperlihatkan paspor berwarna burgundy yang ia terima pada Jumat, 5 April 2019 (Twitter.com/SpinHBarone)

Liputan6.com, London - Baru-baru ini seorang warga Inggris dkejutkan oleh tampilan baru paspornya. Susan Hindle Barone memperlihatkan buku kecil berwarna burgundy yang ia terima pada Jumat, 5 April 2019 karena dokumen lamanya telah kedaluwarsa. Paspor itu ternyata diterbitkan pada 30 Maret, sehari setelah Inggris seharusnya meninggalkan Uni Eropa.

Mengutip BBC News pada Sabtu (6/4/2019), tampak paspor tidak memuat label "Uni Eropa". Barone mengatakan, ia yakin bahwa desain dokumen utama perjalanan luar negeri itu tidak boleh berubah selama Inggris masih menjadi anggota Uni Eropa.

"Mereka telah membuat perubahan ketika kita belum keluar (dari Uni Eropa)," kata Barone. Ia juga bertanya-tanya keuntungan apa yang didapatkan dengan pergi dari organisasi supranasional itu.

"Tentu saja justru banyak kerugian yang kita dapatkan," lanjutnya.

Keputusan menghapus label "Uni Eropa" secara tidak langsung telah membuktikan keunggulan pendukung Brexit.

Tidak hanya tulisan "Uni Eropa" yang hilang, pada akhir tahun ini Inggris bahkan berencana mengeluarkan parpor Brexmas berwarna biru tua. Sebuah desain yang menyerupai desain pra-Uni Eropa, senada dengan pernyataan pemimpin UKIP Nigel Farage pada 2017 lalu.

Sebetulnya, keputusan untuk mengubah warna paspor dari biru tua menjadi burgundy saat memasuki Uni Eropa adalah keputusan Inggris. Dominic Casciani, koresponden BBC mengatakan langkah itu diambil Negeri Ratu Elizabeth pada 1980-an saar negara anggota Masyarakat Ekonomi Eropa (EEC) berusaha menyelaraskan desain agar pelancong dari anggotanya lebih dimudahkan di perbatasan.

"jadi ini bukan keputusan yang dipaksakan oleh pejabat Uni Eropa di Brussel. Inggris bsa mengabaikannya," kata Casciani menyimpulkan.

Sebagaimana diketahui, Kroasia bahkan mempertahankan paspor birunya setelah bergabung Uni Eropa pada 2013 lalu.

 

Simak pula video pilihan berikut:

Menghabiskan Stok

Trump hingga Putin Jadi Objek Kritik Sosial Karnaval Rose Monday
Karakter yang menggambarkan Perdana Menteri Inggris Theresa May dengan hidung panjang bertulis 'brexit' memeriahkan Karnaval Rose Monday di Duesseldorf, Jerman, Senin (4/3). (AP Photo/MartinMeissner)

Meski paspor baru warna burgundy tanpa label Uni Eropa telah beredar, versi lama masih akan diterbitkan.

Seorang juru bicara Home Office mengatakan hal itu dilakukan dalam rangka menghabiskan stok yang tersisa dan menggunakan dana pajak rakyat dengan bijaksana. Dokumen penting perjalanan dengan kata "Uni Eropa" diprediksi akan terus diberikan untuk periode yang singkat.

Meski demikian tidak ada perbedaan fungsi antara versi lama dan baru, imbuh sumber anonim tersebut.

"Kedua desain akan sama-sama berlaku untuk perjalanan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya