Gereja Runtuh di Afrika Selatan Usai Kebaktian Paskah, 13 Orang Tewas

13 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka akibat runtuhnya gereja pantekosta pasca-kebaktian Paskah di Afrika Selatan.

oleh Siti Khotimah diperbarui 21 Apr 2019, 09:30 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2019, 09:30 WIB
Gereja Pantekosta Empangeni rubuh. Insiden nahas ini menewaskan 13 jemaat yang sedang melaksanakan kebaktian Paskah (Sumber: The South African Muslim Network, twitter.com/@SAMNET786)
Gereja Pantekosta Empangeni rubuh. Insiden nahas ini menewaskan 13 jemaat yang sedang melaksanakan kebaktian Paskah (Sumber: The South African Muslim Network, twitter.com/@SAMNET786)

Liputan6.com, Pretoria - Sebanyak tiga belas orang tewas dan 16 lainnya luka-luka akibat runtuhnya gereja di Durban, Afrika Selatan. Seorang pejabat mengatakan pada Jumat, 19 April 2019 bahwa inisden terjadi setelah badai.

Tragedi nahas terjadi pada Kamis, 18 April 2019 malam waktu setempat. Saat itu, sebuah dinding bata runtuh selama kebaktian Paskah di gereja Pantekosta Empangeni di Kota Ndlangubo, Durban Utara, Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan.

Pihak berwenang mengatakan insiden terjadi sekitar pukul 23.15 waktu setempat (Jumat, 04.15 Waktu Indonesia Barat).

"Para jemaat sedang tidur di gedung itu setelah kebaktian gereja berakhir pukul 22.00," kata juru bicara kepolisian provinsi, Kolonel Thembeka Mbele, mengutip Channel News Asia pada Minggu (21/4/2019).

"Ada angin kencang dan hujan dan tembok-tembok runtuh. Ke-13 yang dikonfirmasi tewas adalah 12 wanita dan satu anak laki-laki," lanjutnya.

Mbele juga mengatakan, saat ini berkas penyelidikan telah dibuka dan sejumlah personel kepolisian Afrika Selatan masih berada di tempat kejadian.

Penduduk Terkejut

Bendera Afrika Selatan
Bendera Afrika Selatan (Wikipedia)

Insiden yang tidak diduga itu mengejutkan penduduk setempat. Mereka panik dan bingung, menghabiskan waktu berjam-jam di bagian dalam bangunan yang hancur.

Seorang pastor bergerak cepat untuk meminta bantuan.

"Saat itu tidak ada sinyal telepon, jadi saya berlari menuju kantor kepolisian dan memanggil polisi. Mereka merespons dengan sangat cepat dan mereka menolong kami," kata Pastor P.Y. Sibiya.

Zwelihle Dhlamini, seorang dari jemaat yang kehilangan temannya dalam tragedi nahas itu juga mengatakan keterkejutannya.

"Saat ini, saya tidak percaya dengan apa yang terjadi. Saya masih belum pulih dari keterkejutan," tutur Dhlamini.

"Mereka (teman-teman Dhlamini yang menjadi korban tewas) seolah masih memanggil-manggil saya, mengirim pesan bantuan seolah-olah keadaan masih bisa berubah," lanjutnya.

Menteri Tenaga Kerja Mildred Oliphant yang juga menjadi salah satu jemaat saat tragedi nahas terjadi, mengatakan sulit untuk berdamai dengan musibah itu.

"Tetapi kita tahu Tuhan pasti memiliki alasannya sendiri," ujar Oliphant.

Struktur Bangunan Bermasalah?

Bangunan di Marseille Prancis Runtuh
Ilustrasi bangunan runtuh yang terjadi di Paris (AP/Claude Paris)

Oliphant mengatakan ia akan segera memeriksa apakah struktur gereja dibangun dengan kuat dan sesuai prosedur.

Sementara itu, polisi saat ini telah meluncurkan penyelidikan untuk memastikan penyebab kejadian.

Berbagai elemen, baik warga sipil maupun pihak berwenang telah menyampaikan belasungkawa akibat insiden ini.

"Kami telah berdoa untuk mereka, belasungkawa tulus kami kepada keluarga korban," kata Pastor Mlungisi Ntsele, Deputi Provinsi Dewan Gereja Afrika Selatan.

"Sebagai sesama umat Kristiani, kami saling mendoakan di saat-saat yang tidak menyenangkan. Kami menyebut para korban di doa-doa kami," lanjutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya