Meski Aneh, 5 Tren Fesyen Ini Justru Banyak Diminati pada Zaman Kuno

5 tren mode aneh yang pada satu titik waktu sangat populer pada zaman dahulu kala.

oleh Afra Augesti diperbarui 29 Apr 2019, 20:10 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2019, 20:10 WIB
Sepatu Aneh Poulaine
Sepatu poulaine dari Abad ke-15 yang diabadikan di museum di Frankfurt. (Public Domain)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu aspek yang paling menarik untuk diamati dalam sejarah manusia adalah tren fesyen yang terus berubah selama bertahun-tahun.

Busana yang dianggap paling baru, gaya, dan trendi pada masa kini, suatu hari dapat ditertawakan dan diejek lantaran dinilai ketinggalan zaman.

Beberapa pakaian yang kita kenakan pada satu atau dua dekade lalu, akan tampak bagus pada kala itu, namun sekarang justru akan terlihat aneh bila dipakai.

Dunia mode diprediksi akan terus berkembang, tumbuh, serta berubah di tahun-tahun mendatang.

Tetapi tahukah Anda bahwa di era kuno, ada fesyen yang aneh namun justru laris manis di pasaran dan paling banyak diminati?

Berikut 5 mode yang dimaksud, seperti dikutip dari The Vintage, Senin (29/4/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Gaun Arsenik

Gaun Era Victoria
Gaun Era Victoria. (Creative Commons)

Seperti yang diungkapkan oleh situs web The Hairpin, gaun arsenik era Victoria, yang umumnya berwarna hijau laut, dipandang sebagai busana yang amat elegan dan sangat mahal pada zamannya.

Meski kenyatannya, gaun ini sebenarnya dibuat dengan pewarna kain dari bahan arsenik, zat yang bisa membunuh manusia.

Banyak wanita, yang mengenakan gaun ini, mengalami ruam di kulit dan bahkan muntah, serta ada pula beberapa penjahit yang meninggal karena terpapar arsenik secara berlebihan.


2. Sepatu Teratai

Sepatu Lotus
Sepasang sepatu lotus dari Abad ke-19 yang diabadikan di Museum Brooklyn. (Public Domain)

Wanita di Tiongkok juga secara historis menjadi sasaran tren mode berbahaya yang dijual dalam "bingkai" keanggunan dan kecantikan. Sepatu teratai adalah contohnya.

Alas kaki ini, yang dibuat dalam bentuk khas yang tidak menyerupai kaki alami manusia, hanya bisa dikenakan oleh perempuan yang tulang kakinya patah dan berkebutuhan khusus di masa mudanya.

Akan tetapi, lantaran dianggap berbahaya bagi kaum Hawa, pada tahun 1912 peredaran sepatu itu resmi dilarang.


3. Codpiece

Codpiece
Potret Antonio Navagero (1565) yang mengenakan codpiece beraksen, lukisan minyak di atas kanvas karya Giovanni Battista Moroni, Pinacoteca di Brera, Milan. (Public Domain)

Codpiece adalah fesyen yang dikenakan khusus untuk pria, ditempatkan di pinggang untuk menutupi kemaluan lelaki, bentuknya pun disesuaikan dengan "kejantanan" si pemakai.

Biasanya dibuat dari kain, meskipun ada varian logam. Meski dianggap agak ketinggalan zaman dalam gaya dan desain, codpiece akhirnya ditarik dari mode.


4. Poulaine

Poulaine
Poulaine di pabrik pembuat sepatu Archeon. (Creative Commons)

Pria dari Abad Pertengahan juga tampil gaya. Bisa dilihat dari sepatu yang dikenakannya. Dikenal sebagai poulaine, Fashion Encyclopedia mengungkapkan bahwa sepatu ini diambil dari desain Polandia.

Pada dasarnya sama seperti sepatu biasa, tetapi bagian jari kakinya memanjang lancip dan melebar.

Bahkan, semakin panjang jari kaki, semakin dihargai pula pemakainya. Si pemilik poulaine terkadang harus menjejali jari-jari kaki dengan material tertentu agar bisa berjalan layaknya orang normal saat memakainya.

Ukuran adalah sesuatu yang benar-benar penting di abad-abad terakhir, sebab panjang ekstrem dari poulaine sangat populer.

Banyak pria dan wanita juga suka mengenakan bombats yang akan menambah volume pada area pakaian mereka, seperti di lengan dan bahu.


5. Pannier

Gaun Pannier
Potret dari Infanta Maria Theresa dari Spanyol yang mengenakan gaun model pannier. Lukisan ini karya Diego Velázquez, 1652–1653. (Public Domain)

Pannier merupakan rok khusus wanita yang membuat gaun mengembang seperti balon besar di bawah pinggang. Sangat tidak praktis digunakan, desain ini sebenarnya dipandang sebagai simbol kekuasaan dan kepentingan dalam masyarakat, sehingga sangat diidamkan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya