Badai Debu Oranye Menerpa, Kota di Australia Mendadak Jadi Gelap Gulita

Badai debu besar menerpa Mildura, Australia, mengakibatkan gelap yang menyebabkan lampu jalan menyala secara otomatis.

oleh Afra Augesti diperbarui 09 Mei 2019, 07:20 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2019, 07:20 WIB
Kabut oranye tiba-tiba menyelimuti kota Chareville di Australia usai badai debu menerjang
Kabut oranye tiba-tiba menyelimuti kota Chareville di Australia usai badai debu menerjang. (Queensland Police)

Liputan6.com, Melbourne - Badai debu raksasa menyelimuti Kota Mildura, Australia tenggara, pada Selasa siang, 7 Mei 2019. Langit yang cerah dan terang kala itu, mendadak berubah warna jadi gelap gulita.

Sekitar pukul 17.00 waktu Victoria, tampak seperti tengah malam ketika 'monster' tersebut bergulir di atas kota. Lampu-lampu jalanan tiba-tiba menyala otomatis, lantaran merespons pergantian suasana ini.

Biro Meteorologi untuk wilayah itu mengumumkan, peringatan cuaca buruk terjadi saat embusan angin mencapai 57 km/jam selama badai. Demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (9/5/2019).

Badan peramal cuaca tersebut mengemukakan, angin kencang membawa serta debu yang kemudian menutupi kota dan bandara sekitarnya, tetapi fenomena alam ini berbeda dengan yang biasa terjadi sebelumnya.

Penduduk lokal, Brando Smith, mengatakan kepada Sydney Morning Herald bahwa langit berubah warna, dari biru menjadi abu-abu, lalu menjadi oranye, dan akhirnya menjadi hitam pekat dalam hitungan kisaran 15 menit.

"Kami mendengar suara gemuruh sekitar pukul 16.55, dan pada saat kami keluar, kami melihat awan oranye besar datang," kenangnya.

Ia menambahkan, "Lalu seluruh kota menjadi gelap gulita. Semua mobil mulai berjalan sangat lambat ketika badai datang. Kemudian lampu jalan menyala. Kami yang sedang berkendara hanya bisa melihat lampu depan mobil, sehingga semua orang mengemudi dengan kecepatan seperti siput."

Beberapa warga Australia bahkan menyebut badai debu ini sebagai "wall of dust", lantaran ukurannya yang begitu besar dan mengerikan, dengan diselingi oleh awan berwarna coklat tebal.

"Ketika saya berkendara melalui Red Cliff, saya bisa melihat langit berubah warna dan sangat berangin," ujar Lisa Guarnaccia kepada ABC Australia. "Aku berhenti di sisi jalan dan kupikir, wow, ini luar biasa."

"Itu sangat apokaliptik dan sangat menakutkan. Kegelapan dan badai," tambah Guarnaccia.

Badai Debu Terburuk Dalam 40 Tahun?

Kabut oranye tiba-tiba menyelimuti kota Chareville di Australia usai badai debu menerjang
Kabut oranye tiba-tiba menyelimuti kota Chareville di Australia usai badai debu menerjang. (Queensland Police)

Gambar dramatis yang dibagikan di media sosial menunjukkan badai debu berwarna oranye yang bergulir secara tak terduga di langit kota Mildura, Australia.

Tanvi Mor, yang beradai di Bandara Mildura ketika badai menerjang sekitar pukul 17.00 waktu setempat, mengatakan kepada The Guardian bahwa topan seolah 'menelan' wilayah ini. Dia menambahkan, badai debu tersebut mungkin adalah yang terburuk di kawasan itu dalam 40 tahun.

Ahli meteorologi Dean Stewart, menjelaskan, badai debu seperti itu jarang terjadi sepanjang tahun ini. Badai debu jauh lebih umum terjadi selama bulan-bulan musim panas di Australia, dengan membawa angin yang sangat kering.

 

Dua Bulan Sebelumnya

Australia Tenggara Alami Kekeringan
Rangkaian kereta melintasi padang yang terdampak kekeringan di Quirindi, New South Wales, Australia, 7 Agustus 2018. Di beberapa daerah yang kering, badai debu memaksa anak-anak mengenakan masker pelindung di peternakan. (GLENN NICHOLLS/AFP)

Badai debu dilaporkan telah menyelimuti Melton, kawasan pinggir Melbourne, Australia. Penduduk kemudian berbagi gambar di media sosial berisi pemandangan mengerikan dari pinggiran kota yang diselimuti oleh kabut kemerahan.

Seperti dikutip dari News.com.au, Rabu, 6 Maret 2019, badai debu diperkirakan akan bergerak menuju bandara Melbourne, diterpa angin dingin.

Badai debu membawa kualitas udara berbahaya ke lereng-lereng di barat daya, termasuk Albury dan Wagga Wagga, dengan kualitas udara yang sangat buruk diperkirakan melintasi Centre Tablelands, Bathurst dan Orange.

Warga di Victoria, pedesaan New South Wales (NSW) dan Australian Capital Territory (ACT) serta metropolitan Sydney telah diperingatkan tentang penurunan kualitas udara, karena angin kencang mengusung badai debu di seluruh negara bagian dan teritori.

Badai debu ini juga mempengaruhi wilayah Muswellbrook, barat daya, barat laut, dan Sydney timur.

Bureau of Meteorology (BOM) memperingatkan potensi 'angin yang merusak' saat sel badai besar menuju Sydney, sementara badai debu menyelimuti kawasan timur.

Biro Meteorologi tersebut pun sudah mengeluarkan peringatan cuaca buruk sebelumnya, termasuk peringatan badai petir di Sydney dan badai debu di New South Wales dan Australian Capital Territory.

BOM NSW mengatakan sel badai besar yang menerjang Richmond Utara dan Windsor adalah "ancaman langsung" bagi wilayah Sydney yang lebih besar. Sel badai kuat yang mengancam penduduk dengan "angin yang merusak" bergerak ke tenggara menuju CBD atau pusat bisnis Sydney.

Peringatan badai ganas meluas ke Hunter, Sydney Metro, bagian dari Mid North Coast, Illawarra, Central Tablelands, North West Slopes dan Plains serta Central West Slope and Plains.

Sel itu diprediksi menghantam Kota Sydney, Jembatan Pelabuhan Sydney, dan perairan Bondi Beach pada pukul 15.10, menurut peringatan BOM.

Layanan Darurat Negara Australia mengeluarkan peringatan penduduk untuk memindahkan mobil ke tempat yang aman dan menjauh dari pohon serta berada di dalam ruangan, dan menjauh dari kabel listrik atau benda-benda yang dapat menghasilkan listrik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya