Selain Jokowi, Ini 5 Tokoh Dunia yang Pernah Dapat Ancaman Pembunuhan

Seperti Jokowi yang dapat ancaman penggal kepala, berikut lima politikus dunia yang pernah diancam hendak dibunuh.

oleh Siti Khotimah diperbarui 13 Mei 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2019, 21:00 WIB
Ilustrasi Pembunuhan (iStock)
Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini muncul sebuah video viral yang memperlihatkan seorang pria berkata ancam penggal kepala Presiden Jokowi, dalam video berdurasi 1 menit 34 detik.

Relawan Jokowi Mania kemudian melaporkan soal rekaman ancam penggal kepala Presiden tersebut ke pihak berwenang. Polisi kemudian bergerak cepat. Minggu 12 Mei 2019 pemuda berinisial HS ditangkap di Parung, Bogor, Jawa Barat. Ia kemudian dibawa ke Polda Metro Jaya.

Tahukah Anda, ternyata politikus memang sering menjadi target percobaan pembunuhan, seperti pernyataan ancam penggal kepala presiden. Tidak hanya Jokowi, para pemimpin dunia juga pernah mengalami hal tersebut. Beberapa di antaranya bahkan tidak hanya sekali dua kali.

Berikut lima politikus dunia yang pernah diancam hendak dibunuh, dikutip dari berbagai sumber.

1. Donald Trump

Donald Trump dalam safari politiknya di Biloxi, negara bagian Mississippi, pada November 2018 (AFP/Jim Watson)
Donald Trump dalam safari politiknya di Biloxi, negara bagian Mississippi, pada November 2018 (AFP/Jim Watson)

Presiden Amerika Serikat Donald Trump beberapa kali mendapatkan ancaman hendak dibunuh dari seorang lelaki Connecticut. Pelaku mengirimkan surat kaleng serta apa yang dia klaim sebagai "Anthrax" namun ternyata hanya bedak bayi, mengutip New York Post pada Senin (13/5/2019).

Pada September 2018, pelaku menulis sebuah surat: "Saya Gary Gravelle... sebagai seorang prajurit yang setia dari AKA datang untuk membunuh Donald Trump," menurut dakwaan pengadilan.

Selama periode waktu yang sama, Gravelle diduga mengirim email ancaman dan membuat panggilan mengatakan dia akan meledakkan bom di beberapa lokasi.

Gary Gravelle (51) didakwa pada Jumat atas 16 dakwaan, termasuk membuat ancaman kepada presiden dan menyampaikan informasi palsu tentang bahan peledak, kata Jaksa Amerika Serikat untuk Distrik Connecticut, John H. Durham.

2. Barack Obama

Barack Obama
Barack Obama punya kebiasaan unik sebelum tidur. (AP Photo/Themba Hadebe/Henry)

Presiden kulit hitam AS pertama ternyata juga pernah mendapatkan ancaman serupa.

Jerry Blanchard, seorang akuntan dari Charlotte, North Carolina pernah mengatakan hendak membunuh Obama pada 15 Juli 2008. Dua pelanggan mengatakan Blanchard mengatakan kepada mereka, "Obama dan istrinya tidak akan pernah berhasil sampai ke Gedung Putih. Dia perlu dibawa keluar dan saya dapat melakukannya dalam sekejap."

Blanchard juga diketahui berbicara ke ponselnya saat berada di sebuah toilet, "Aku akan mengambil senapan sniper dan mengurusnya sendiri. Seseorang harus melakukannya ... Kita berdua tahu Obama adalah anti-Kristus."

Obama juga pernah mendapatkan ancaman dari Raymond H. Geisel di Miami, Florida pada tahun yang sama. Dalam sebuah kursus, Geisel mengatakan "Jika dia terpilih, saya akan membunuhnya sendiri." Ia kemudian didakwa atas perbuatannya tersebut.

Terakhir ,seorang pria New York yang mengancam akan membunuh politik Republikan Maxine Waters dan menggantung mantan Presiden Barack Obama karena ras mereka. Sang pelaku, Stephen Taubert (61) akhirnya dihukum empat tahun penjara setelah disidang di pengadilan federal pada Selasa, 7 Mei 2019, sebagaimana dikutip dari New York Daily News.

3. Recep Tayyip Erdogan

Angkat Bicara, Pejabat Dunia Kecam Kebijakan Trump Soal Yerusalem
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberi keterangan saat menggelar pertemuan di Ankara, Turki (5/12). Karena kebijakan Trump soal Yerusalem, Erdogan akan memutus semua hubungan diplomatik dengan Israel. (Yasin Bulbul / Pool via AP)

Sementara itu, Presiden Turki pernah menjadi target para pemrotes di Bern. Mereka menyerukan pembunuhan terhadap Erdogan pada Maret 2017 lalu, mengutip AFP.

Selama demonstrasi di ibukota Swiss, yang diselenggarakan oleh kelompok-kelompok Kurdi, beberapa orang mengacungkan spanduk. Dalam atribut itu terdapat gambar senjata yang menunjuk ke arah Presiden Turki di samping kata-kata "Bunuh Erdogan".

Turki kemudian memanggil duta besar Swiss untuk memprotes demonstrasi tersebut. Negeri Ataturk kemudian mengklaim bahwa aksi itu diselenggarakan oleh Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang menurut Ankara adalah kelompok teroris.

4. Ilhan Omar

Politikus muslim AS yang berkerudung, Ilhan Omar (AFP/Saul Loeb)
Politikus muslim AS yang berkerudung, Ilhan Omar (AFP/Saul Loeb)

Politikus muslim di Amerika Serikat bernama Ilham Omar memang akhir-akhir ini sering menjadi sorotan. Anggota dewan yang lantang menyuarakan hak-hak minoritas itu ternyata pernah diancam hendak diserang dan dibunuh oleh seorang pria New York.

Patrick W. Carlineo, Jr. (55) dari Addison, New York mengancam akan membunuh Omar karena keyakinannya, menurut pengaduan kriminal sebagaimana dikutip dari CNN.

Awalnya, Carlineo mengklaim telah memberi tahu kantor Omar, "Jika leluhur kita masih hidup, mereka akan menembakkan peluru ke kepalanya."

Ketika diinterogasi, Carlineo menjawab bahwa itu bukan apa yang dia katakan, menurut pernyataan tertulis. Dia kemudian mengakui kepada pihak berwenang bahwa dia mungkin mengatakan sesuatu seperti itu tetapi tidak yakin.

Pada akhirnya, Carlineo disidang di hadapan hakim-hakim AS kemudian dihukum atas tindakannya pada April 2019.

5. Jair Bolsonaro

Jair Bolsonaro, politikus Brasil yang dinilai memiliki sikap rasis seperti Presiden Donald Trump (AFP)
Jair Bolsonaro, politikus Brasil yang dinilai memiliki sikap rasis seperti Presiden Donald Trump (AFP)

Presiden Brasil Bolsonaro sempat diserang saat dalam suasana pemilihan presiden. Ia ditikam saat berkampanye, dan sempat kritis. Insiden itu terjadi hanya satu bulan sebelum pemilihan.

Bolsonaro kemudian dilarikan ke rumah sakit Santa Casa de Misericordia di Kota Juiz de Fora, sekitar 200 kilometer utara Rio de Janeiro, setelah ditikam oleh seorang pria yang berlari ke arahnya saat ia tengah diarak oleh kerumunan pendukungnya.

Menurut anak laki-laki Bolsonaro, Flávio --yang mencalonkan diri di Senat Brasil-- luka yang dialami ayahnya tampak dangkal, tetapi kemudian ketika dibawa ke rumah sakit, kondisinya justru semakin kritis.

Singkat cerita, Bolsonaro berhasil sembuh dari kritis dan memenangkan kontestasi politik yakni menjadi presiden negara itu hingga saat ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya