Liputan6.com, Washington DC - Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon diduga kuat memiliki program khusus untuk menyelidiki UFO. Para ahli di balik lembaga kementerian AS itu dikabarkan menjalankan investigasi ini secara diam-diam. Tak ada yang tahu persis rincian dari misi misterius itu.
Namun hanya beberapa tahun yang lalu, Pentagon diisukan menutup program resmi tersebut. Lalu, apa yang membuat mereka berubah? Apakah militer AS akhirnya menemukan gagasan bahwa UFO sedang mengunjungi planet kita?
Advertisement
Baca Juga
Jawaban atas pertanyaan itu sudah dipastikan oleh sebagian besar ilmuwan: "tidak". Menurut mereka, itu hanya kesalahan interpretasi manusia terhadap pengamatan fenomena alam. Demikian seperti dikutip dari Live Science, Senin (20/5/2019).
Misalnya saja lembu laut (Trichechus) yang dianggap sebagai penampakan putri duyung di sebuah danau di Skotlandia, juga ditafsirkan sebagai monster.
Contoh yang lebih baru dan relevan adalah struktur luminesensi (fenomena fisika berupa pancaran cahaya dari suatu bahan yang tidak panas) di langit yang disebabkan oleh peluncuran roket SpaceX.
Dalam kedua jenis kasus di atas, interpretasi yang salah bisa saja terjadi lantaran orang memiliki informasi yang tidak lengkap atau individu tersebut salah paham tentang apa yang mereka lihat.
Berdasarkan pengalaman dari Iain Boyd, Profesor Teknik Aerospace dan University of Michigan --yang pernah bekerja sebagai penasihat sains untuk Angkatan Udara AS: "Pentagon ingin menyingkirkan jenis salah kaprah itu, sehingga mereka perlu lebih memahami objek terbang yang sekarang masih tidak dapat diidentifikasi."
Dalam sebuah misi militer, entah itu kondisinya damai atau berperang, jika seorang pilot atau tentara tidak dapat mengidentifikasi objek mereka, maka mereka akan mendapatkan masalah serius.
Hal tersebut dikarenakan mereka tak bisa mengetahui apakah objek itu netral, sekutu, atau musuh. Untungnya, para personel dibekali dengan teknologi canggih untuk mencoba mengidentifikasi apa saja yang aneh di langit, seperti halnya UFO yang mereka maksud.
Tak Pernah Ada yang Terungkap
"Kesadaran situasional" adalah istilah dalam militer yang berarti: memiliki pemahaman lengkap tentang lingkungan di mana para anggotanya beroperasi.
Sedangkan UFO sendiri dianggap sebagai representasi dari kesenjangan dalam kesadaran situasional.
Saat ini, ketika seorang pilot Angkatan Laut AS mengaku atau punya bukti bahwa ia melihat sesuatu yang aneh selama penerbangan, maka satu-satunya hal yang dapat ia lakukan adalah bertanya kepada pilot lain dan kontrol lalu lintas udara (ATC): apakah mereka melihat benda yang sama pada waktu yang sama dan di tempat serta titik koordinasi yang sama.
Secara global, menurut Boyd, jumlah laporan terkait kemunculan UFO dalam setahun terakhir telah mencapai lebih dari 8.000. Namun tak seorang pun tahun berapa banyak penglihatan yang dibuat oleh militer.
Bahkan insiden yang paling banyak didokumentasikan, pada akhirnya tidak terselesaikan, meskipun puluhan saksi sudah banyak diwawancarai oleh ilmuwan dan meninjau dokumen tertulis, serta rekaman audio dan video.
Humvee (HMMWV) --yang adalah kendaraan taktis militer AS--, kapal perang, pesawat terbang dan satelit, dilengkapi dengan banyak sensor yang terdiri dari perangkat pasif seperti penerima radio, kamera video dan pencitraan inframerah, juga sistem aktif seperti radar, sonar dan lidar.
Selain itu, kendaraan militer juga jarang sekali bergerak sendirian. 'Monster' ini umumnya berjalan dalam bentuk konvoi, berlayar dalam bentuk armada dan terbang dalam bentuk formasi. Sedangkan mereka semua diawasi 24 jam non-setop oleh satelit yang berada di atas mereka.
Advertisement
Menggambar Objek dengan Tepat
Sensor dapat memberikan banyak informasi tentang UFO termasuk rentang, kecepatan, arah, bentuk, ukuran dan suhu. Namun, dengan begitu banyak sensor dan data, ini menjadi tantangan tersendiri bagi militer AS untuk menggabungkan informasi menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Akan tetapi, mereka sudah meningkatkan upaya mereka pada otonomi dan kecerdasan buatan, ungkap Boyd. Salah satu kemungkinan dari penggunaan teknologi baru ini adalah menggabungkannya untuk menganalisis semua sinyal yang masuk dari sensor, agar bisa memisahkan penampakan jenis apa pun yang tidak dapat diidentifikasi.
Dalam kasus tersebut, sistem itu bahkan dapat menetapkan sensor pada kendaraan terdekat atau mengorbit satelit untuk mengumpulkan informasi tambahan secara real time. Maka gambar yang lebih lengkap pun tercipta.
Misalnya, dalam percobaan yang dilakukan oleh para ilmuwan Google, algoritma pengenalan gambar tingkat lanjut --yang didasarkan pada kecerdasan buatan-- pernah tertipu ketika mesin ini salah mengidentifikasi foto panda sebagai owa.
Jadi, sampai manusia bisa memahami UFO dengan lebih baik, kita tidak akan mampu mengajarkan komputer tentang mereka.
"Dalam pandangan saya, pendekatan baru Angkatan Laut untuk melaporkan pertemuan UFO adalah langkah pertama yang baik. Ini pada akhirnya dapat mengarah pada pendekatan komprehensif dan terintegrasi penuh untuk identifikasi objek yang melibatkan penggabungan data dari banyak sensor melalui penerapan kecerdasan buatan dan otonomi," papar Boyd.