Serangan Udara di Suriah Barat Laut Tewaskan 10 Warga Sipil

Setidaknya 10 warga sipil tewas dalam serangan yang diluncurkan pemerintah di Suriah barat laut yang dikuasai oleh militan.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mei 2019, 07:01 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2019, 07:01 WIB
Serangan Militer Suriah ke Markas Militan di Idlib
Kendaraaan relawan White Helmets mencari korban di lokasi serangan militer di Provinsi Idlib, Suriah, Minggu, (7/1). Militer Suriah kehilangan Provinsi Idlib pada 2015 dan dikontrol oleh militan. (Syrian Civil Defense White Helmets via AP)

Liputan6.com, Damaskus - Serangan udara diluncurkan oleh pemerintah Suriah di bagian barat laut negara itu --yang dikuasai oleh militan-- pada Rabu, 29 Mei 2019. Dalam insiden tersebut setidaknya 10 warga sipil tewas, demikian sebagaimana dilaporkan oleh kelompok yang menamakan dirinya Syrian Observatory for Human Rights (pemantau HAM di Suriah).

Melansir VOA Indonesia pada Kamis (30/5/2019), tujuh di antara para korban telah terbunuh di Desa Sarja, yang terletak di Provinsi Idlib, Suriah.

Provinsi tersebut sebagian besar dikuasai oleh Hayat Tahrir al-Sham, sebuah kelompok yang didominasi oleh mantan anggota afiliasi Al-Qaeda di Suriah.

Tragedi ini terjadi sekitar enam hari pasca-serangan yang juga dilakukan pemerintah di wilayah yang dikuasai kubu pemberontak. Insiden tertanggal Kamis, 23 Mei 2019 itu menewaskan sedikitnya delapan warga sipil, termasuk di antaranya dua anak-anak.

Serangan itu merupakan buntut dari konflik terbaru antara pasukan pemerintah dan pemberontak di wilayah yang telah berpindah tangan dua kali sejak awal Mei.

Dikutip dari Al Jazeera pada Jumat, pertempuran di wilayah yang dikuasai kubu pemberontak pada tanggal 23 itu terjadi selang dua hari setelah koalisi kelompok bersenjata meluncurkan serangan untuk merebutnya dari pengaruh pemerintah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


200 Orang Mengungsi

Miris, Banjir Genangi Kamp Pengungsian Suriah
Anak-anak melambaikan tangan dekat tenda pengungsian mereka yang kebanjiran di Kamp Cordoba, Batabu, Idlib, Suriah, Rabu (16/1). Hujan badai membuat kamp pengungsian mereka kebanjiran. (Aaref Watad/AFP)

Lebih dari 200.000 orang di wilayah itu telah melarikan diri sejak Suriah dan pasukan sekutu Rusia memperbarui kampanye militer, untuk menyingkirkan beberapa kelompok pemberontak di area barat laut negara itu.

Pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad merebut kendali Kafr Nabuda di provinsi Hama pada 8 Mei, tetapi kembali direbut oleh pemberontak pada Rabu 22 Mei.

Lebih dari 100 orang kombatan tewas dalam pertempuran di sekitar kota itu sejak Selasa.

Hay'et Tahrir al-Sham (HTS), sebelumnya sayap Al Qaeda di Suriah, bersama pemberontak lainnya mengendalikan sebagian besar provinsi Idlib serta sebagian provinsi Aleppo, Hama dan Latakia yang berdekatan.

Di salah satu kota di Idlib, Kafr Aweid, serangan udara pada hari Kamis meledak di depan banyak bangunan, menyebabkan puing berhamburan di sekitarnya, lapor seorang fotografer kantor berita AFP.

Dikatakan bentrokan telah mereda, tetapi pesawat tempur pemerintah melakukan lebih dari 60 serangan di berbagai bagian Idlib selatan.

Salah satu serangan itu menghancurkan fasilitas kesehatan di desa Kfar Oweid, kata lembaga Observatorium Hak Asasi Manusia pada perang Suriah.

 


18 Fasilitas Kesehatan Dihancurkan

Kompleks bangunan apartemen sisa perang Suriah di Aleppo roboh, menyebabkan 11 orang tewas (AFP/George Ourfalian)
Kompleks bangunan apartemen sisa perang Suriah di Aleppo roboh, menyebabkan 11 orang tewas (AFP/George Ourfalian)

Kelompok-kelompok HAM mengatakan sejak tindakan ofensif diluncurkan pada akhir April, serangan-serangan Suriah dan Rusia telah menghantam setidaknya 18 fasilitas kesehatan, termasuk lima unit milik pemerintah yang ditargetkan PBB. Beberapa fasilitas tersebut bahkan dirusak hingga dua kali.

Menteri Energi Suriah Mohammad Zuhair Kharboutly mengatakan pada hari Kamis, bahwa pembangkit listrik al-Zara di provinsi Hama telah kembali beroperasi dan terhubung ke jaringan nasional.

Manajer stasiun pembangkit listrik setempat, Mostafa Shantout mengatakan, sebuah pesawat tak berawak yang dioperasikan oleh pemberontak menjatuhkan sejumlah bom pada Rabu malam di fasilitas itu.

Komentar kedua pejabat tersebut disampaikan oleh kantor berita resmi Suriah, SANA.

Naji al-Mustafa, juru bicara para pemberontak. membantah para militan menargetkan pembangkit listrik. Dia mengatakan pemberontak menembaki bandara militer Hama, karena menudingnya sebagai tempat lepas landas pesawat-pesawat yang menyerang pertahanan mereka.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya