Liputan6.com, London - Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kurang memiliki prinsip moral.
Dalai Lama, yang sebelumnya pernah menyanjung Trump, berkata bahwa presiden AS ke-45 itu "emosinya tidak stabil", demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Jumat (28/6/2019).
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
"Suatu hari dia mengatakan sesuatu, hari lain dia mengatakan hal lain yang berbeda. Tetapi saya pikir (ada) kurangnya prinsip moral. Ketika dia menjadi presiden, dia mengekspresikan Amerika lebih dulu. Itu salah. Amerika, mereka harus mengambil tanggung jawab global, lanjutnya kepada BBC.
Dalam wawancara terkait, Dalai Lama juga mengatakan bahwa ia adalah pendukung Uni Eropa, di mana menurutnya berpikir akan lebih baik bagi Inggris untuk tetap menjadi bagian darinya.
Dia juga mengatakan tidak ingin melihat Eropa menjadi "Muslim" atau "Afrika", merujuk pada meningkatnya arus imigran ke Benua Biru.
Isu Imigran di Eropa
Apa yang dikatakan oleh Dalai Lama tentang isu imigran di Eropa, terdengar kontras dengan apa yang pernah dikatakannya Lama di masa lalu, tentang dukungannya terhadap migrasi ke Benua Biru.
"Tujuannya adalah agar para imigran menggali potensi untuk dibawa pulang, membangun kembali negara mereka. Anda harus praktis. Mustahil bagi semua orang untuk pindah ke Eropa," ujarnya menjelaskan.
Dalai Lama menegaskan kembali posisi tersebut, dengan mengatakan bahwa sementara negara-negara Eropa harus menerima pengungsi dan mendidik dan melatih mereka, tujuannya adalah mengembalikan mereka ke negara asal dengan manfaat untuk mendukung pembangunan di sana.
Ditanya apakah para pengungsi harus diizinkan tinggal di Eropa jika mereka mau, dia mengatakan hanya sejumlah terbatas yang dapat menetap.
"Tetapi untuk seluruh Eropa menjadi negara Muslim? Mustahil. Atau (sebuah) negara Afrika, juga tidak mungkin," katanya sambil tertawa, menambahkan: "Jaga Eropa untuk orang Eropa."
Advertisement
Soal Pengganti dari Wanita
Pewawancara, Rajini Vaidyanathan dari BBC, bertanya tentang komentar yang dibuat Dalai Lama pada 2015, bahwa jika seorang wanita menggantikannya, dia harus "sangat menarik, jika tidak, tidak banyak gunanya".
Dalai Lama tertawa ketika ditanya apakah dia sadar respons itu menyinggung wanita, dengan mengatakan: "Jika Dalai Lama wanita datang maka dia harus lebih menarik. Ini bukan soal penampilan fisik, tapi kemampuan dan kesiapan dalam memimpin Tibet."
Selain itu, Dalai Lama juga mengatakan dia tidak menyerah untuk kembali ke Tibet, yang darinya dia diasingkan sejak 1959.
Dia juga mengatakan bahwa dia telah berhubungan dengan para pejabat senior pensiunan China, yang disebutnya mulai mengubah persepsi mereka tentang Tibet.