Liputan6.com, California - Setelah tertidur selama 95 tahun terakhir, Raikoke, sebuah gunung berapi di pulau kecil di Samudra Pasifik barat laut, bangun dengan erupsi dahsyat pada 22 Juni pagi hari. Letusannya pun dilaporkan dapat dilihat dari angkasa luar.
Astronaut di Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS) mengabadikan peristiwa tersebut dalam sebuah foto, yang menunjukkan abu dan gas yang mengepul ke dalam umbrella region atau "wilayah payung", di mana kepulan asap dan awan panas di sekitarnya bergumul bak payung.
Baca Juga
Menurut ahli vulkanologi dari Michigan Tech, Simon Carn, awan panas mungkin terbentuk ketika letusan mengembun menjadi uap air dari udara di sekitarnya, atau ketika magma bersentuhan dengan air laut.
Advertisement
Two spectacular Kuril Islands #volcanic eruptions seen from the @Space_Station, ~10 years apart. Sarychev Peak in June 2009 and #Raikoke in June 2019. https://t.co/9XeO5kSQf6 pic.twitter.com/J00sGWbFnn
— Simon Carn (@simoncarn) June 25, 2019
Gunung berapi Raikoke yang berada di Kepulauan Kuril meletus sebanyak sembilan kali pada hari itu, enam di antaranya terjadi secara intensif dalam 25 menit pertama. Untungnya, pulau tersebut tak berpenghuni.
Meski demikian, awan panas yang membumbung tinggi sejauh 42.700 kaki itu mencapai stratosfer, yang mana bisa mengancam pesawat yang melintas di sekitarnya, sebab mengandung batu dan kaca vulkanik.
Volcanic Ash Advisory Centers di Tokyo dan Anchorage telah memonitor dampaknya dan memperingatkan pilot sesuai kebutuhan.
Letusan gunung berapi yang cukup kuat untuk mencapai stratosfer juga dapat memiliki konsekuensi lingkungan. Emisi besar karbon dioksida dapat berkontribusi terhadap pemanasan global, menurut Smithsonian.com, tetapi sulfur dioksida dapat menyebabkan pendinginan global.
NASA melaporkan bahwa setelah letusan gunung itu, segumpal belerang dioksida terkonsentrasi terlepas dari sisa awan dan terbang menuju Pasifik Utara.
Tetap Aktif
Raikoke adalah pulau vulkanik tak berpenghuni di dekat pusat rantai Kepulauan Kuril, di Laut Okhotsk, barat laut Samudra Pasifik, 16 kilometer (9,9 mi) melintasi Selat Golovnin dari Matua.
Raikoke berbentuk bundar dengan panjang 2,5 km, lebar 2,0 kilometer, dan area 4,6 km persegi. Pulau ini adalah gunung berapi kerucut yang menjulang di atas teras bawah laut dengan kedalaman 130 meter hingga ketinggian maksimum 551 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kawah berdinding curam memiliki lebar 700 meter dan kedalaman 200 meter, dan aliran lavanya membentang di sepanjang bagian timur pulau.
Gunung berapi Raikoke meletus secara eksplosif pada tahun 1778, menghancurkan sepertiga bagian atas pulau. Letusan kuat selanjutnya terjadi pada tahun 1924.
Advertisement