Peringatan Perang Dunia II di Polandia Undang AS, Tapi Tidak untuk Rusia

Peringatan duka 80 tahun pasca-Perang Dunia tidak lagi mengundang Rusia, tapi dihadiri pertama kali oleh pemimpin AS.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 29 Agu 2019, 14:33 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2019, 14:33 WIB
Jet bomber Avro Lancaster milik Inggris yang dipakai selama Perang Dunia II
Jet bomber Avro Lancaster milik Inggris yang dipakai selama Perang Dunia II (Public Domain)

Liputan6.com, Warsawa - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menghadiri peringatan duka Perang Dunia II di Warsawa, Polandia, pada hari Minggu nanti.

Peringatan yang memasuki tahun ke-80 itu adalah yang pertama kalinya dikunjungi kepala negara AS, demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (29/8/2019).

Dalam peringatan duka itu, turut dikenang pula kematian lebih dari 50 juta jiwa selama Perang Dunia II, termasuk pembantaian enam juta orang Yahudi dalam tragedi Holocaust.

Beberapa pemimpin besar lainnya diperkirakan turut menghadiri agenda di ibu kota Polandia itu, kecuali Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel yang berhalangan hadir.

Adapun Presiden Rusia Vladimir Putin, menurut berbagai sumber, tidak diundang karena "beberapa faktor yang tidak selaras dengan visi perdamaian Eropa".

Menurut kantor kepresidenan Polandia, sekitar 40 delegasi asing diharapkan datang, di mana setengah dari mereka diwakili langsung oleh kepala negara.

Mereka termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang kemitraannya penting bagi Polandia terkaip upaya pembentengan diri terhadap pengaruh Rusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertanda Hubungan Hangat AS-Polandia

Melania dan Donald Trump (kanan) bergabung dengan Andrzej Duda dan istrinya Agata Kornhauser-Duda (kiri) meyaksikan jet tempur F-35 terbang di atas Gedung Putih (AFP Photo).
Melania dan Donald Trump (kanan) bergabung dengan Andrzej Duda dan istrinya Agata Kornhauser-Duda (kiri) meyaksikan jet tempur F-35 terbang di atas Gedung Putih (AFP Photo).

Perjalanan Donald Trump ke Warsawa adalah pertanda hubungan hangat antara AS dan Polandia, di mana entah kebetulan atau tidak, kedua negara sama-sama sedang berselisih dengan Uni Eropa.

Trump, yang secara terbuka memusuhi Uni Eropa, berdebat dengan Brussels --lokasi kantor pusatnya-- tentang berbagai masalah termasuk perdagangan dan ambisi nuklir Iran.

Dan pemerintah sayap kanan Polandia telah bertabrakan dengan UE karena melakukan penebangan di salah satu hutan utama terakhir Eropa, dan memperkenalkan reformasi peradilan yang disebut Brussel sebagai ancaman terhadap supremasi hukum.

"Ketika pemerintah Polandia menemukan dirinya dalam kesulitan dengan UE, itu telah memperkuat upayanya untuk lebih dekat dengan AS," kata analis politik Marcin Zaborowski.

"Trump menyukai orang-orang yang menyukainya, dan kepemimpinan Polandia saat ini memujanya. Dengan cara yang sama, pemerintah Polandia menghargai kesan bahwa itu diperlakukan sebagai mitra dekat oleh negara paling kuat di dunia ... Bersatu dengan Trump menghilangkan kesan isolasi internasional," lanjutnya kepada kantor berita AFP.

Trump awalnya akan melakukan perjalanan ke Denmark setelah Polandia, tetapi ia menunda perjalanan setelah Kopenhagen menolak idenya untuk membeli Greenland.


Alasan Rusia Tidak Diundang

5.000 Pelaut Ikut dalam Pawai Militer di Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin memberi sambutan saat perayaan Hari Angkatan Laut di St.Petersburg, Rusia, Minggu (30/7). Sebanyak 50 kapal perang dan kapal selam unjuk gigi di Sungai Neva dan Teluk Filandia. (AP/Alexander Zemlianichenko)

Adapun terkait tidak diundangnya Putin pada agenda tersebut, pemerintah Polandia mengatakan bahwa presiden Rusia itu terus dikecam karena aneksasi Semenanjung Krimea dari Ukraina pada 2014.

"Adalah tidak pantas untuk memperingati agresi bersenjata terhadap Polandia dengan partisipasi seorang pemimpin, yang kini bertindak seperti itu kepada tetangganya," kata Wakil Perdana Menteri Polandia Jacek Sasin pada Juli lalu.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menanggapi dengan "kebingungan" atas tidak diundangnya Moskow dalam peringatan tahunan tersebut.

Moskow mengkritik keras keputusan itu, seraya menambahkan bahwa mereka telahg berkontribusi besar dalam mengalahkan Reich Hitler, pemimpin tertinggi Nazi yang diperangi selama Perang Dunia II.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya