Korban Tewas Topan Hagibis Capai 67 Orang, Hujan Deras Hambat Evakuasi Penyintas

Korban tewas usai badai Topan Hagibis terus bertambah. Hujan deras membuat proses evakuasi menjadi terhambat.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 15 Okt 2019, 11:20 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2019, 11:20 WIB
Topan Ganas Hagibis Ancam Terjang Jepang
Ombak menghantam pemecah gelombang di sebuah pelabuhan di Kota Kiho, Prefektur Mie, Jepang, Jumat (11/10/2019). Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengimbau warga untuk melakukan evakuasi tahap awal jelang kedatangan Topan Hagibis. (AP Photo/Toru Hanai)

Liputan6.com, Tokyo - Hujan yang mengguyur Jepang pada Selasa, 15 Oktober 2019 diduga akan menghambat upaya puluhan ribu penyelamat Jepang mencari korban selamat pasca-terjangan Topan Hagibis. Angin ribut yang kuat itu telah menewaskan 67 orang.

Topan Hagibis melanda Jepang pada Sabtu 12 Oktober malam, melepaskan angin kencang dan hujan lebat di 36 prefektur negara, yang kemudian memicu tanah longsor dan bencana banjir.

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (15/10/2019), korban tewas akibat bencana tersebut terus meningkat, dan menurut laporan NHK pada hari ini, puluhan orang masih dinyatakan hilang. 

"Bahkan sekarang, banyak orang masih belum ditemukan di daerah bencana," ujar Perdana Menteri Shinzo Abe pada pertemuan darurat bencana pada hari Senin.

"Petugas penyelamatan mencoba yang terbaik untuk mencari dan menyelamatkan mereka, bekerja siang dan malam," kata Abe.

Kemudian pada hari itu, ia berjanji untuk "melakukan apa pun yang bisa dilakukan negara" bagi para korban dan orang yang selamat, memerintahkan kementerian pertahanan untuk memanggil 1.000 pasukan cadangan untuk bergabung dengan 31.000 pasukan aktif dalam operasi pencarian.

Tetapi pekerjaan penyelamatan yang berlanjut hingga malam pada hari Senin berisiko digagalkan oleh hujan yang mengguyur Jepang

"Saya meminta orang untuk tetap waspada sepenuhnya dan terus mengawasi tanah longsor dan banjir sungai," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam konferensi pers.

Di Nagano, salah satu daerah yang paling terdampak dari Topan Hagibis, para pejabat mengatakan mereka bekerja dengan hati-hati.

"Kami khawatir tentang dampak hujan terbaru pada upaya penyelamatan dan pemulihan," kata pejabat setempat Hiroki Yamaguchi kepada AFP.

"Kami akan melanjutkan operasi sambil mengawasi bencana susulan akibat hujan saat ini."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Banjir Usai Topan

Banjir
Ilustrasi Foto Banjir (iStockphoto)​

Para korban yang tewas akibat bencana badai dievakuasi dari mobil dan rumah. Banjir yang melanda juga turut menambahkan jumlah korban yang tewas.

Para korban tewas meliputi seorang pekerja kota dan setidaknya tujuh awak kapal kargo yang tenggelan di Teluk Tokyo pada Sabtu malam. Empat awak lainnya, dari China, Myanmar dan Vietnam berhasil diselamatkan ketika kapal tenggelam dan kini penjaga pantai masih berusaha mencari anggota lainnya.

Hembusan angin dari Hagibis mencapai hingga 216 kilometer per jam, tetapi hujan lebatlah yang membuatnya semakin parah.

Sebanyak 176 sungai banjir, terutama di Jepang timur dan utara, kata media setempat.

Di pusat Nagano, tanggul yang menembus air dari sungai Chikuma mengalir ke lingkungan perumahan, membanjiri rumah-rumah sampai ke lantai dua.

Di tempat lain, tim penyelamat menggunakan helikopter untuk mennyelamatkan korban yang selamat dari atap dan balkon, dan menggunakan kapal melalui perairan berlumpur untuk menjangkau mereka yang terjebak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya