Amukan Massa Terbesar Terjadi di Prancis, Tolak Reformasi Pensiun Presiden Macron

Kurang lebih 800.000 pekerja di Prancis mengadakan demonstrasi lantaran marah terkait sistem pensiun di sana.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 06 Des 2019, 10:44 WIB
Diterbitkan 06 Des 2019, 10:44 WIB
Demonstrasi terkait sistem pensiun di Perancis.
Demonstrasi terkait sistem pensiun di Perancis. (Source: AFP/ Zakaria Abdelkafi)

Liputan6.com, Paris - Jutaan orang saat ini tengah ambil bagian dalam aksi demonstrasi di Prancis, menentang masalah reformasi pensiun. Aksi massa ini menjadi amukan terbesar sejak Presiden Emmanuel Macron menjabat. 

Para pekerja tersebut merasa marah lantaran rencana reformasi pensiun yang akan membuat mereka mengalami pensiun dini atau pengurangan gaji.

Dilansir dari BBC, Jumat (6/12/2019), demonstran yang ikut serta berasal dari berbagai latar pekerjaan dan menuntut perubahan rencana. Di beberapa kota, bentrokan antar masyarakat dan polisi terjadi. 

Presiden Emmanuel Macron ingin memperkenalkan sistem pensiun berdasarkan poin. 

Rencananya tersebut akan menggantikan sistem yang saat ini ada, di mana 42 skema pensiun yang berbeda baik di sektor pemerintah maupun swasta dengan usia pensiun yang beragam serta keuntungannya.

"Apa yang harus kita lakukan adalah mematikan ekonomi," ujar Union Official Christian Groiller of the Force Ouvriere.

Sejak memerintah, Presiden Macron memang telah memaksakan beberapa bentuk reformasi termasuk kelonggaran undang-undang buruh serta memotong pajak bagi usaha yang berjalan. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Terjadi di Sekitar 100 Kota

Demonstrasi terkait sistem pensiun di Perancis.
Demonstrasi terkait sistem pensiun di Perancis. (AFP/EPA)

Menteri dalam negeri telah menyebutkan bahwa demonstrasi telah terjadi di lebih dari 100 kota di Prancis. 

General Confederation of Labour (CGT union) juga melaporkan bahwa para pekerja telah menutup tujuh dari delapan kilang minyak milik negara. Hal tersebut berpotensi menyebabkan berkurangnya bahan bakar jika aksi terus berlanjut. 

Di Paris, beberapa tempat wisata populer seperti Menara Eiffel, Musée d'Orsay dan the Palace of Versailles terdampak, ditutup seharian.

Pihak kepolisian di Paris sejauh ini telah menangkap 71 orang. Bahkan telah terjadi sejumlah aksi vandalisme di beberapa kota seperti Nantes, Bordeaux, Rennes. 

Sebagai dampaknya, dari 16 jalur transportasi umum metro di Paris, yang beroperaso hanyalah lima. 

Ratusan penerbangan pun terpaksa harus dibatalkan. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya