Liputan6.com, Ypres - Keajaiban Hari Natal sempat terjadi pada 25 Desember 1914. Pada tahun pertama Perang Dunia I, tentara Blok Sekutu dan Blok Sentral memilih saling beryanyi dan makan bersama untuk merayakan Natal di medan perang.
Dilaporkan Brittanica, yang dikutip Rabu (25/12/2019), sosok yang meminta terjadi perdamaian adalah Paus Benediktus XV yang baru saja menjabat setelah perang pecah di musim panas 1914. Pada 7 Desember, Paus mengirimkan permintaan kepada pemimpin Eropa.
Advertisement
Baca Juga
"Semoga senjata api menjadi hening setidaknya menjelang malam ketika para malaikat bernyanyi," demikian permohonan Paus Benediktus.
Perdamaian pun terjadi di front Ypres, Belgia. Kejadian ini dikenal Christmas Truce (Gencatan Senjata Natal).
Sejatinya komandan kedua belah pihak tidak tertarik dengan gencatan senjata, tetapi para prajurit mengambil inisiatif sendiri. Pada 23 Desember, tentara Jerman mulai memajang pohon-pohon natal di luar parit mereka. Pohon itu dikirim oleh Kaisar William II.
Tak hanya menanam pohon, tentara Jerman ikut bernyanyi himne seperti Stille Nact. Seakan tak mau ketinggalan, prajurit tentara sekutu ikutan menyanyi lagu-lagu Natal.
Pada malam Natal, beberapa perwira tingkat bawah dari kubu Inggris memberi perintah agar tidak ada penembakan, kecuali ditembak lebih dahulu. Kebijakan ini dikenal dengan nama "live and let live" (hidup dan biarkan hidup).
Tiba tanggal 25 Desember, prajurit Jerman keluar dari parit-parit mereka sembari melambaikan tangan untuk menunjukan mereka tak berniat buruk. Keduanya pun saling bertemu, mengobrol, menukar hadiah, bahkan main sepak bola.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Suka Cita
Sehari sebelumnya, pasukan Inggris dan Jerman timur itu bermusuhan. Ketika Natal, mereka malah makan dan minum bersama.
Tak hanya bersenang-senang bersama, mereka juga memakai gencatan senjata itu untuk mengubur tentara yang gugur. Mereka pun memakai kesempatan itu untuk memperbaiki parit masing-masing.
Tentara Inggris yang berjaga di sana menganggap lawan mereka, tentara Jerman timur (dari Saxon), sebagai orang-orang yang bersahabat.Â
Sayangnya, tidak semua front perang menikmati gencatan senjata. Pada front Prancis dan Jerman masih ada konflik karena dua pihak saling membenci. Di front Rusia pun masih perang, pasalnya Hari Natal di Rusia baru diadakan di bulan Januari (Ortodoks Rusia).
Adolf Hitler diketahui tidak senang dengan gencatan senjata tersebut. Namun, tidak ada satu pun pejabat di kedua belah pihak yang dihukum akibat perdamaian itu.
Advertisement