Liputan6.com, Baghdad - Qasem Soleimani, seorang Jenderal Militer Iran, tewas dalam serangan AS ketika sedang berada di dekat bandara Baghdad, Kamis 2 Januari 2020.
Kematiannya membuat Iran bersumpah untuk melakukan balas dendam kepada AS, bahkan berpotensi sebagai tanda munculnya perang dunia ketiga.Â
Advertisement
Sebenarnya, siapakah Qasem Soleimani?
Dikutip dari BBC, Sabtu (4/1/2020), Qasem Soleimani yang berusia 62 tahun merupakan orang paling kuat nomer dua di Iran, setelah pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Jadi sosok yang dekat dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, ia bahkan dipandang sebagai sosok penerus potensial dari Khamenei.
Pasukan Quds, sebuah unit elit Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC), dilaporkan langsung ke ayatollah, dan Soleimani dipuji sebagai tokoh nasional yang heroik.
Qasem Soleimani bukanlah jenderal Iran biasa. Pengaruhnya sangat besar di Iran dan ia menguasai intel karena memimpin pasukan Quds. Soleimani dan pasukan Quds juga mengurus proksi Iran di Suriah, Yaman, dan Lebanon.
Pada Juli 2018, ia sempat menantang Presiden AS Donald Trump setelah Trump memperingatkan Iran agar tidak mengancam AS.
Di bawah kepemimpinannya selama 21 tahun di Pasukan Quds, Iran mendukung Hizbullah dan kelompok-kelompok militan pro-Iran lainnya di Lebanon, memperluas kehadiran militernya di Irak dan Suriah dan mengatur serangan Suriah terhadap kelompok-kelompok pemberontak dalam perang saudara yang berkepanjangan di negara itu.
Â