Pakistan dan India Keluarkan Travel Warning ke Irak

Warga Pakistan dan India diminta jangan ke Irak bila tak berkepentingan. Travel warning dikeluarkan pasca-ketegangan antara Iran dan AS setelah terbunuhnya Jenderal Qasem Soleimani di Irak.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Jan 2020, 19:44 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2020, 19:44 WIB
Mobil yang ditumpangi Jendral Iran Qasem Soleimani diserang drone atas perintah Presiden Donald Trump Tubuh korban teridentifikasi berkat cincin yang ia pakai.
Mobil yang ditumpangi Jendral Iran Qasem Soleimani diserang drone atas perintah Presiden Donald Trump Tubuh korban teridentifikasi berkat cincin yang ia pakai. Dok: AP

Liputan6.com, Baghdad - Negara-negara yang berdekatan dengan Irak dan Iran mulai mengeluarkan travel warning pasca-ketegangan yang berlangsung. Kini Pakistan dan India resmi meminta agar warganya waspada jika ingin ke Irak.

"Mengingat perkembangan terkini dan situasi keamanan yang ada di wilayah tersebut, warga Palestina disarankan untuk bersiaga maksimal ketika berencana berkunjung ke Irak saat ini," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan seperti dikutip Khaleej Times, Rabu (8/1/2020).

Sementara itu, warga Pakistan yang sudah berada di Irak diminta terus berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Pakistan di Baghdad.

Pada hari yang sama, juru bicara Kementerian Urusan Luar Negeri India memberikan travel warning bagi warganya yang ingin berkunjung ke Irak. Segala kunjungan yang tidak penting diminta agar dihindari akibat situasi di Irak terkini.

"Warga India disarankan untuk menghindari semua travel yang tidak esensial ke Irak sampai pemberitahuan lebih lanjut. Warga India yang tinggal di Irak disarankan untuk waspada dan hindari bepergian di dalam Irak," tulis Kementerian Urusan Luar Negeri India via Twitter.

Konflik yang kini terjadi sebetulnya adalah antara AS dan Iran akibat terbunuhnya Jenderal Qasem Soleimani yang memimpin pasukan Quds. Pasukan itu sudah masuk daftar teroris AS.

Namun, AS menewaskan Soleimani ketika korban berada di Irak. Iran pun membalas dengan menembak rudal ke pangkalan militer AS di negara itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Iran Serang Pangkalan Militer AS, Donald Trump: So Far, So Good

Hari Thanksgiving, Trump Tengok Tentara AS di Afghanistan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjuk sambil makan bersama para tentara di Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan, Kamis (28/11/2019). Kunjungan dadakan Trump pada hari Thanksgiving tersebut mengejutkan pasukan AS yang bertugas di Afghanistan. (AP Photo/Alex Brandon)

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak terdengar cemas pasca-serangan rudal Iran ke pangkalan militer negaranya di Irak. Trump berkata situasi baik-baik saja.

"Segalanya baik-baik saja! Rudal-rudal diluncurkan dari Irak ke dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak. Pemeriksaan korban dan kerusakan sedang berlangsung. So far, so good!" ujar Trump pada Selasa malam waktu Amerika Serikat. 

Serangan terjadi pada Rabu (8/1/2019) pukul 01.20 pagi waktu Iran. Dua pangkalan yang menjadi sasaran adalah Al Asad dan Erbil.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper langsung menuju Gedung Putih ketika kabar serangan terjadi. Namun, militer AS berkata serangan itu tak signifikan dan tak ada korban dari pihak AS.

"Kita memiliki militer paling kuat dan lengkap ketimbang di manapun di dunia. Saya akan membuat pernyataan besok pagi!" lanjut Trump di Twitter. 

Pentagon mengatakan pangkalan-pangkalan militer AS di wilayah Timur Tengah sedang menaikan kewaspadaan terkait serangan-serangan Iran.

"Pangkalan-pangkalan sedang siaga tinggi karena adanya indikasi-indikasi bahwa rezim Iran berencana menyerang pasukan dan kepentingan itu di wilayah itu," jelas Pentagon.

Serangan Iran ini merupakan pembalasan atas kematian Jenderal Qasem Soleimani. Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif berkata negaranya tidak ingin menaikan ketegangan dan hanya menyerang untuk mempertahankan diri.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya