Ini 3 Klaim Iran Sebelum Akhirnya Mengaku Tembak Pesawat Boeing 737 Ukraina

Iran sempat mengelak tak menembak pesawat komersial Boeing 737 milik Ukraina.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Jan 2020, 15:02 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2020, 15:02 WIB
Deretan Kantong Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Iran
Tim penyelamat membawa jasad korban jatuhnya pesawat Boeing 737-800 di Shahedshahr, Iran, Rabu (8/1/2020). Korban tewas terdiri dari 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, 4 warga Afghanistan, 3 warga Jerman, dan 3 warga Britania Raya. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Liputan6.com, Tehran - Iran mengakui bahwa pesawat Boeing 737 yang jatuh pada Rabu kemarin adalah akibat salah tembak. Pesawat komersial milik Ukraina itu disebut terbang terlalu dekat dengan wilayah sensitif sehingga dikira ancaman. 

Pengakuan ini disampaikan oleh Presiden Iran Hassan Rouhani dan militer negaranya. Kesalahannya adalah akibat faktor human error.

Sejatinya, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada sudah lebih dulu menuding pesawat itu terkena rudal Iran. Namun, Iran berkata AS menyebarkan dusta.

Sebelum Iran mengakui pesawat itu jatuh akibat ditembak rudal, mereka sempat menyebar beberapa klaim mengenai penyebab jatuhnya pesawat. 

Apa saja yang argumen Iran usai menembak jatuh pesawat dengan 176 penumpang itu? Berikut di antaranya: 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

1. Pesawat Jatuh Akibat Mesin Terbakar

Pencarian Korban Pesawat Ukraina yang Jatuh di Iran
Suasana saat tim penyelamat mencari korban pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, Iran, Rabu (8/1/2020). Seluruh penumpang beserta kru yang berada dalam pesawat tersebut dilaporkan tewas. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Iran bersikeras ada kesalahan mesin yang menyebabkan pesawat Boeing 737 terjatuh. Namun, banyak yang tidak percaya kebenaran klaim tersebut. 

Juru bicara Kementerian Jalan dan Transportasi Iran berkata salah satu mesin pesawat terbakar. Akibatnya, pilot kehilangan kendali pesawat, demikian laporan Time. 

Kru pesawat tersebut berasal dari Ukraina. Pihak Maskapai Internasional Ukraina pun tidak percaya dengan ucapan Iran, sebab pesawat diketahui masih dalam kondisi baik. 

"Mengingat pengalaman para kru, kemungkinan adanya error itu kecil," ujar Ihor Sosnovsky, wakil presiden Maskapai Internasional  Ukraina.

2. Pesawat Ingin Putar Balik

Pencarian Korban Pesawat Ukraina yang Jatuh di Iran
Tim penyelamat mencari korban pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, Iran, Rabu (8/1/2020). Pesawat Ukraine International Airlines tersebut dilaporkan mengangkut 176 orang termasuk kru. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Klaim lain yang Iran sebarkan adalah pesawat berupaya putar balik ke bandara sebelum peristiwa terjadi. Pihak berwenang Iran berkata kru kapal terbang itu tidak meminta bantuan. 

Faktanya, pesawat itu ditembak rudal. Pakar menduga rudal yang digunakan adalah buatan Rusia yang punya kemampuan sulit dideteksi.

Kru pesawat pun disinyalir tidak sadar sedang diincar rudal. 

Mengutip The Moscow Times, peneliti dari Middlebury Institute of International Studies, Michael Duitsman, memperkirakan kru pesawat tidak sadar sedang diincar rudal mematikan itu.

3. Perkara Blackbox

Pesawat Ukraina Jatuh di Iran
Orang-orang berdiri di antara puing-puing setelah pesawat Boeing 737 jatuh di dekat Bandara Internasional, Teheran, Iran, Rabu (8/1/2020). Seluruh penumpang pesawat maskapai Ukraina yang membawa 176 orang termasuk kru tersebut dilaporkan tewas. (ROHHOLLAH VADATI / ISNA / AFP)

Pemerintah Iran sempat enggan menyerahkan blackbox pesawat Boeing 737. Spekulasi pun bermunculan mengapa Iran tidak mau melakukannya. 

Akhirnya Iran memutuskan siap mengundang investigator asing untuk memeriksa sendiri blackbox itu. Yang diundang berasal dari Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Boeing.  

"Apa yang jelas bagi kami dan apa yang kami bisa katakan dengan jelas adalah tidak ada rudal yang menghantam pesawat itu," ujar Kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran Ali Abdezadeh seperti dikutip AP News, Jumat kemarin.

"Jika mereka tidak yakin, mereka bisa datang dan mengungkap temuan mereka ke dunia," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya