Pertempuran Masih Terjadi di Afghanistan, Kesepakatan Damai AS-Taliban Gagal?

Kelompok militan Taliban kembali bentrok dengan pemerintah Afghanistan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 04 Mar 2020, 13:19 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2020, 13:19 WIB
Kelompok militan Taliban di Afghanistan.
Kelompok militan Taliban di Afghanistan. (AFP)

Liputan6.com, Kabul - Pertempuran kembali terjadi di Afghanistan setelah Taliban mengakhiri gencatan senjata sebagian dengan pasukan pemerintah. Insiden ini kemudian menimbulkan keraguan terhadap pembicaraan damai yang dijadwalkan pekan depan.

Sejumlah insiden di lebih dari 16 provinsi menewaskan delapan militan dan enam warga sipil, kata para pejabat. Delapan personel keamanan juga menjadi korban meninggal dunia, seperti dikutip dari BBC, Rabu (4/3/2020). 

Di sisi lain, Donald Trump mengatakan ia memiliki "pembicaraan yang sangat bagus" dengan seorang pemimpin Taliban.

Panggilan telepon mereka terjadi setelah kesepakatan damai yang ditandatangani antara AS dan Taliban pada akhir pekan.

Seorang juru bicara Taliban mengatakan, seruan antara Presiden AS dan Mullah Abdul Ghani Baradar berlangsung lebih dari setengah jam, dan keduanya menyatakan keinginan untuk membawa perdamaian ke Afghanistan.

Taliban menyatakan, Trump akan meminta Menteri Luar Negerinya, Mike Pompeo untuk berbicara dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani untuk memastikan negosiasi antara pemerintah Afghanistan dan Taliban berjalan sesuai rencana sebagai bagian dari perjanjian damai.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Jalan Buntu Taliban-Afghanistan

Militan Taliban dan warga desa digambarkan sedang merayakan perjanjian damai pada hari Senin.
Militan Taliban dan warga desa digambarkan sedang merayakan perjanjian damai pada hari Senin. (AFP)

Perselisihan tentang pertukaran tahanan telah menimbulkan pertanyaan tentang perjanjian, di mana pemerintah Afghanistan bukan merupakan pihak langsung.

Di bawah perjanjian itu, sekitar 5.000 tahanan Taliban dan 1.000 tahanan pasukan keamanan Afghanistan akan ditukar pada 10 Maret, ketika pembicaraan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan akan dimulai.

Tetapi Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan pada hari Minggu pemerintahnya telah setuju untuk tidak ada pembebasan seperti itu. Dan pada hari Senin para militan mengatakan pembicaraan tidak akan terjadi jika tahanan mereka tidak dibebaskan terlebih dahulu.

Pemerintah Afghanistan mengatakan lebih dari 20 orang tewas dalam 24 jam sejak Taliban melanjutkan serangan terhadap sasaran lokal.

"Akibatnya, enam warga sipil tewas dan 14 lainnya luka-luka. Delapan musuh juga tewas, 15 luka-luka," kata juru bicara kementerian dalam negeri Nasrat Rahimi.

Dua tentara tewas dalam serangan di provinsi Kandahar, kantor berita AFP melaporkan, mengutip pernyataan pemerintah.

Di provinsi Logar dekat Kabul, serangan menewaskan lima polisi di sebuah pos pemeriksaan di luar tambang tembaga, kata jurubicara gubernur provinsi itu.

Di Herat di barat, seorang tentara Tentara Nasional Afghanistan terbunuh dalam serangan Taliban, kata Kementerian Pertahanan kepada BBC.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya