4 Negara Ini Putuskan Tidak Lockdown karena Virus Corona Seperti Indonesia

Sejumlah negara ini tidak melakukan lockdown dan memilih cara lain dalam menanggulangi penyebaran Virus Corona.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 17 Mar 2020, 19:10 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2020, 19:10 WIB
Kisah Pekerja Medis China di Tengah Ancaman Virus Corona
Pekerja medis berpakaian pelindung menulis pada sebuah tabung setelah mengumpulkan sampel untuk tes asam nukleat dari pasien yang diduga terinfeksi virus corona di hotel yang digunakan dalam isolasi medis virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Selasa (4/2/2020). (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Akibat Virus Corona COVID-19 yang telah menyebar luas, sejumlah negara memutuskan untuk melakukan lockdown atau penutupan akses serta pembatasan aktivitas bagi masyarakat di sebuah kota atau negara.

Langkah ini diambil guna meminimalisir penyebaran Virus Corona COVID-19 yang semakin menakutkan. Akibatnya, kota menjadi sepi dan berkurangnya aktivitas warga.

Sebab, mereka diminta untuk tinggal di dalam rumah. Ada yang melakukan pembatasan itu untuk sementara dan ada pula yang telah menentukan hingga satu bulan lamanya.

Namun, beda halnya dengan sejumlah negara ini. Penanganan yang dilakukan berbeda. Beberapa di antaranya bahkan berhasil menurunkan angka terpapar atau bahkan sembuh dari Virus Corona.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, Selasa (17/3/2020) berikut 5 negara yang tidak berlakukan lockdown:

 

1. Korea Selatan

Ilustrasi bendera Korea Selatan (AP/Chung Sung-Jun)
Ilustrasi bendera Korea Selatan (AP/Chung Sung-Jun)

Korea Selatan adalah salah satu negara di dunia yang terdampak Virus Corona. Bahkan, jumlah kasusnya pernah tertinggi nomor dua di dunia setelah China.

Meski demikian, Korsel tidak memberlakukan lockdown seperti beberapa negara dunia. Mereka memilih langkah lain untuk meredam kasus ini.

Terbukti, pada sejak Jumat lalu, angka ini turun menjadi 438, kemudian 367 pada Sabtu, dan 248 pada Minggu. Angka kasus harian yang terkonfirmasi dilaporkan hari berikutnya.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, mengakui negaranya mengalami tren penurunan infeksi baru COVID-19. Namun, ia mengingatkan agar jangan puas dulu.

Penurunan tajam ini disebabkan faktor beragam, termasuk tes massal, peningkatan komunikasi publik dan penggunaan teknologi. Tes ekstensif jemaat Gereja Yesus Shincheonji yang dikaitkan dengan lebih dari 60 persen kasus Virus Corona COVID-19 di negara itu juga telah rampung.

 

2. Singapura

Ilustrasi Singapura
Ilustrasi Singapura (AP/Wong Maye-E)

Singapura adalah negara di dunia yang menjadi salah satu pusat transit tersibuk di dunia. Salah satunya adalah aktivitas transit bagi penumpang yang menggunakan pesawat.

Oleh karenanya, Negeri Singa tersebut sangat rentan terhadap penyebaran virus yang ditularkan lewat aktivitas manusia. Singapura tidak memberlakukan sistem lockdown.

"Bentuk perlawanan kami terhadap COVID-19 adalah upaya nasional, yang dikoordinasi oleh Satuan Tugas Multi-Kementerian (MTF). MTF didirikan pada 22 Januari 2020, sebelum ditemukannya kasus infeksi (Virus Corona) pertama kami," kata Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Nayar dalam bincang media di kantor Kedutaan Besar Singapura di Indonesia, JL HR Rasuna Said Kuningan Jakarta.

"Ketika situasinya meningkat, kami segera melakukan tindakan pencegahan untuk meminimalkan risiko kasus penyebaran, mendeteksi kasus lebih awal, dan meminimalkan kemungkinan penyebaran virus di Singapura," tambah pernyataan pihak Singapura.

Pihak berwenang Singapura juga menekankan bahwa pencegahan adalah prioritas utama.

 

3. Taiwan

Mengintip Para Tahanan di Taiwan Membuat Masker
Para tahanan menggunakan mesin jahit saat membuat masker di Penjara Taipei di Kota Taoyuan, Taiwan utara (10/3/2020). Lebih dari 4.000 orang telah meninggal dan lebih dari 110.000 telah terinfeksi virus corona di seluruh dunia. (AFP/Sam Yeh)

Secara geografis, posisi Taiwan cukup dekat dengan Wuhan, lokasi yang dianggap sebagai pusat penyebaran Virus Corona pertama di dunia.

Namun, pemerintah di Taiwan bisa meredam virus tanpa melakukan lockdown.

Baru-baru ini, sebuah jurnal medis Amerika ternama, Journal of American Medical Association (JAMA), menerbitkan sebuah makalah yang menjelaskan hasil pencegahan epidemi Virus Corona di Taiwan, bertajuk "Response to COVID-19 in Taiwan--Big Data Analytics, New Technology, and Proactive Testing".

Artikel itu juga memuji Taiwan dalam mengintegrasi data asuransi kesehatan, departemen imigrasi, dan data bea cukai ke dalam analisis data besar, memungkinkan klinik dan rumah sakit dengan cepat memperoleh riwayat perjalanan pasien dari kartu asuransi kesehatan masyarakat untuk membantu dalam pencegahan epidemi.

Selain itu ada pula sistem karantina imigrasi elektronik Taiwan menggunakan teknologi baru seperti notifikasi online dan kode QR yang digunakan untuk membantu mengklasifikasikan risiko infeksi manusia. Lalu proses membersihkan area antrean penumpang di imigrasi dengan cepat.

 

4. Thailand

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)
Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)

Thailand mengumumkan kematian pertama akibat Virus Corona COVID-19 pada Minggu 1 Maret 2020. Korban merupakan seorang pekerja ritel pria berusia 35 tahun.

Pada pagi ini, otoritas di Thailand melaporkan adanya 30 kasus Virus Corona baru pada Selasa, 17 Maret 2020. Sehingga, jumlah kasus COVID-19 di Negeri Gajah Putih tersebut mencapai 177 orang.

Sejumlah langkah penanggulangan serta pencegahan telah dilakukan oleh pemerintah Thailand. Namun, langkah lockdown tidak dilakukan oleh otoritas setempat.

5. Indonesia

Masyarakat Tetap Gunakan Transportasi Umum
Sejumlah calon penumpang menunggu kedatangan KRL Commuter Line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (7/3/2020). Masuknya virus Corona atau Covid-19 di Indonesia belum mempengaruhi minat masyarakat untuk tetap bepergian menggunakan transportasi umum. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jumlah pasien positif corona terus menunjukkan tren kenaikan. Sejak diumumkan ada dua orang positif covid-19 pada Senin 2 Maret 2020 lalu, hingga kini angka itu meningkat drastis.

Dalam kurun waktu 2 pekan, tercatat per hari ini, Senin 16 Maret 2020, jumlah pasien positif Covid-19 melonjak menjadi 134 orang.

Suara agar Indonesia mengambil langkah lockdown pun bergaung. Hal ini sebagai langkah agar virus tersebut tidak menyebar secara massif sehingga korban yang terpapar akan dapat ditekan.

Meski demikian, pemerintah Indonesia tidak mengambil langkah tersebut. Presiden Joko Widodo dalam sebuah kesempatan menyampaikan bahwa sudah waktunya orang-orang bekerja dari rumah dan sekolah diliburkan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya