Liputan6.com, Singapura - Lebih dari 10.000 warga Malaysia yang bekerja di Singapura sempat terjebak karena dampak dari larangan perjalanan keluar masuk Negeri Jiran. Namun kini, mereka telah menemukan akomodasi di Singapura hanya dalam beberapa jam pada Selasa 17 Maret 2020, kata Menteri Tenaga Kerja Josephine Teo.
Malaysia telah mengumumkan perintah kontrol gerakan yang akan dimulai pada Rabu 18 Maret hingga 31 Maret 2020.Â
Aturan tersebut antara lain meliputi semua orang Malaysia yang dilarang bepergian ke luar negeri dan juga akan ada larangan terhadap semua turis asing dan pengunjung ke negara itu. Demikian seperti dikutip dari Strait Times, Rabu (18/3/2020).Â
Advertisement
Pemerintah telah memberikan jaminan bahwa semua pekerja Malaysia yang terjebak atau memilih tinggal di Singapura akan memiliki akomodasi dan memberikan bantuan keuangan kepada pengusaha.
Baca Juga
Sekitar 100.000 warga Malaysia yang bekerja antarnegara, tidak memiliki tempat tinggal di Singapura. Mereka termasuk sekitar 1.000 perawat dan petugas kesehatan lainnya yang melakukan perjalanan harian dari seberang jalan lintas ke tempat kerja mereka di Singapura.
"Dalam beberapa jam yang kami jalani (bekerja bersama mereka), kami mampu menemukan akomodasi yang cocok bagi 10.000 orang di waktu yang singkat ini, jadi kami yakin bahwa mereka yang terkena dampak akan dapat menemukan akomodasi hingga malam nanti," kata Menteri Josephine Teo pada hari Selasa, berbicara pada konferensi pers yang diadakan oleh gugus tugas multi-kementerian terkait Virus Corona COVID-19.
"Mungkin butuh waktu karena pengusaha dan pekerja memiliki preferensi, dan anggaran yang berbeda, jadi kita perlu waktu untuk mencocokkan mereka," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Bekerja Lintas Negara
Sekitar 415.000 orang, banyak dari mereka warga Malaysia yang bekerja di Singapura, menggunakan pos pemeriksaan darat antara kedua negara setiap harinya.
Kementerian Tenaga Kerja (MOM) mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka saat ini bekerja dengan mitra tripartit untuk membantu perusahaan yang terkena dampak dan membantu mereka menemukan akomodasi yang sesuai.
Ada sejumlah opsi perumahan: pekerja juga dapat didorong untuk tinggal bersama saudara, teman, atau kolega. Jika ini tidak layak, para pekerja dapat mempertimbangkan untuk tinggal di hotel dan asrama.
Opsi yang ketiga adalah menyewa, dengan pihak berwenang meluncurkan rencana untuk membantu biaya hingga $50 per pekerja, per malam selama 14 malam.
"Tujuan kami adalah untuk meminimalkan dampak pada pengiriman layanan pada karyawan kami," kata MOM.
"Kami menyarankan pengusaha untuk menilai kebutuhan tenaga kerja mereka dengan hati-hati dan membuat keputusan yang mempertimbangkan apakah mereka membutuhkan pekerja mereka yang terkena dampak untuk tetap di Singapura," kata MOM.
"Dalam memberikan bantuan, kami akan memprioritaskan kebutuhan perusahaan yang menyediakan layanan penting seperti perawatan kesehatan, keamanan, pembersihan, pengelolaan limbah, manajemen fasilitas, logistik dan transportasi."
Advertisement