Angka Kematian Corona COVID-19 di Spanyol Tembus 2.000 Orang

Angka kematian di Spanyol akibat COVID-19 menanjak. Lockdown berlanjut.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Mar 2020, 06:30 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2020, 06:30 WIB
Suasana Kota Barcelona Setelah Spanyol Berlakukan Lockdown
Sebuah jalan terlihat kosong di Barcelona, Spanyol, Minggu (15/3/2020). Pandemi virus corona COVID-19 membuat pemerintah Spanyol memberlakukan lockdown mulai 14 Maret 2020. (AP Photo/Joan Mateu)

Liputan6.com, Madrid - Total 2.182 orang meninggal dunia akibat Virus Corona (COVID-19) di Spanyol. Dalam semalam, ada 462 orang kehilangan nyawa akibat virus ini.

Dilansir France24, Selasa (24/3/2020), total kasus di Spanyol sudah tercatat 28.572 hingga hari Minggu lalu. Saat ini keadaan Spanyol sudah darurat dan rakyat mengalami lockdown yang rencananya berlangsung hingga 11 April nanti.

Lockdown dilakukan untuk memperlambat penyebaran virus, masyarakat tak boleh keluar rumah kecuai berangkat kerja atau membeli makanan. Puncak virus diperkirakan terjadi minggu ini.

"Kita sedang berperang," ujar Perdana Menteri Pedro Sanchez.

Sebelumnya, istri PM Sanchez dinyatakan positif terkena virus ini. Dua menteri di kabinet Sanchez yang mengurus keseteraan dan daerah juga positif COVID-19.

PM Sanchez berkata Spanyol sedang berperang melawan virus. Ia lantas meminta pemerintah Eropa berkoordinasi untuk menjalankan program investasi publik seperti Marshall Plan pasca-Perang Dunia II.

Kasus COVID-19 di Spanyol adalah yang terburuk kedua di Eropa setelah Italia. Di Spanyol, ada 4.000 petugas kesehatan yang sudah terpapar.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Legenda Real Madrid Sebut Pemerintah Spanyol Lambat Tangani Corona Covid-19

Ivan Campo
Wawancara eksklusif Bola.com dengan mantan pemain Real Madrid, Ivan Campo, ketika mengunjungi Indonesia untuk mempromosikan La Liga sekaligus menghadiri nonton bareng pertandingan El Clasico di Summarecon Mall Serpong, Minggu (28/10/2018). (Bola.com/Reza

Mantan Gelandang Real Madrid, Ivan Campo mengkritik keras pemerintah Spanyol terkait pandemi virus corona covid-19. Campo menilai pemerintah Spanyol lambat.

"Setiap hari semakin buruk, karena mereka tidak solid dan kompeten," ujar Campo seperti dilansir Sportskeeda.

Virus Corona telah menjadi pandemi dan menyebar ke seluruh dunia. Virus itu pertama kali ditemukan di Tiongkok, Desember tahun lalu.

Di Eropa, Italia menjadi negara terparah dengan jumlah korban jiwa mencapai 4.825 orang. Saat ini, menurut data New York Times, ada sekitar 59.138 kasus di sana.

Spanyol sendiri menempati urutan kedua di Eropa dengan 28.572 kasus. Dari jumlah itu, 1.720 orang meninggal dunia termasuk eks Presiden Real Madrid, Lorenzo Sanz.

Campo menilai, pemerintah Spanyol terus berbohong terkait pandemi virus corona. Menurut pria asal Meksiko itu, pemerintah Spanyol juga kurang komunikatif.

"Saya mendengar Perdana Menteri memperpanjang masa darurat karena virus corona hingga 15 hari sejak hari ini (Senin, red)" kata Campo.

"Tetapi apakah mereka membuat jumpa pers kemairn dan dapatkah mereka menyampaikannya kepada rakyat?" katanya lagi. 

Lebih lanjut, Campo juga mengirim ucapan duka kepada keluarga Sanz. Ia menilai, Sanz merupakan sosok Presiden yang peduli kepada para pemain.

"Terima kasih telah menjaga dan membantu saya seperti keluarga sendiri dalam masa sulit itu," kata Campo.

Campo bermain bagi Real Madrid pada 1998 hingga 2003. Sementara, Sanz menjadi Presiden pada 1995 hingga 2000.

Selama bermain baig Real Madrid, Campo mempersembahkan 1 trofi Liga Spanyol, 2 trofi Liga Champions, dan 1 trofi Interkontinental.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya