Liputan6.com, Seoul - Total pasien Virus Corona (COVID-19) di Korea Selatan pada Selasa (24/3/2020) sudah tembus 9.000 orang. Ada penambahan 76 kasus pada hari ini. Berasal dari berbagai daerah, termasuk bandara.
Berdasarkan laporan Korean Centers for Disease Control and Prevention (KCDC), ada 31 pasien tambahan dari Daegu, 20 kasus impor di bandara, 15 di Gyeonggi, 4 di ibu kota Seoul, dan 2 lagi di Busan.
Advertisement
Baca Juga
Melonjaknya kasus impor membuat KCDC meminta pendatang internasional agar membatalkan atau menunda perjalanan yang tidak perlu. Bagi pegawai Korsel yang baru kembali dari luar negeri diharapkan untuk karantina diri selama dua minggu.
Total kasus terbanyak di Korsel berada di Daegu yakni 6.442 orang. Untuk pasien di Seoul dan Busan masing-masing sebanyak 334 dan 111 pasien.
KCDC secara transparan menunjukan jumlah pasien yang dites tiap hari, serta klaster penyebaran COVID-19. Korsel hingga kini sudah melakukan tes COVID-19 kepada lebih dari 300 ribu orang.
324 ribu warga di Korsel negatif Virus Corona baru tersebut, sementara total 9.037 orang positif. Sebanyak 3.507 pasien dinyatakan sembuh dan 120 orang meninggal dunia.
Masih ada 15 ribu orang Korsel yang sedang menunggu hasil tes dan 5.410 orang sedang diisolasi.
Tingkat kematian di Korea Selatan tergolong rendah dibanding negara-negara lain, seperti Italia dan Amerika Serikat. Pemerintah Korsel diketahui melaksanakan tes COVID-19 secara besar-besaran, alhasil banyak pasien yang dapat terdeteksi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kasus Meninggal di AS Meningkat
Jumlah pasien meninggal akibat Virus Corona (COVID-19) di Amerika Selatan telah menembus angka 500. Total ada 550 orang meninggal hingga Senin 23 Maret 2020 waktu setempat. New York menjadi lokasi paling terdampak.
Dilaporkan New York Post, angka kematian pada Senin pekan ini adalah yang terburuk di AS sejauh ini. Sebab, untuk pertama kalinya jumlah pasien meninggal melewati 100 orang.
Presiden AS Donald Trump mengakui situasi memang sedang buruk. Namun, ia berjanji angkan pasien COVID-19 akan berkurang. Pemerintah AS kini sedang berusaha menurunkan kurva angka pasien Virus Corona baru tersebut.
"Ini akan sangat buruk. Tentunya ini akan menjadi sangat buruk," ujar Trump saat briefing harian di Gedung Putih.
"Angkanya akan bertambah seiring berjalannya waktu, kemudian mereka akan berkurang," ujar Trump.
Koordinator Respons Virus Corona COVID-19 Gedung Putih, Dr. Deborah Birx, mengakui bahwa serangan COVID-19 di New York dan New Jersey memang lebih parah. Masyarakat pun diminta patuh pada program 15 hari pemerintah yang bertujuan menurunkan penyebaran COVID-19.
Deborah Birx berkali-kali menekankan para lansia memiliki risiko tinggi dari COVID-19, berbeda dari anak muda yang lebih kuat melawan virus itu.
Birx sendiri mengaku sempat merasakan demam pada akhir pekan lalu. Ia memutuskan tes COVID-19 dan hasilnya negatif.
Advertisement