Jepang Akan Tolak Pendatang dari 18 Negara Eropa karena Corona COVID-19

Jepang segera melarang pendatang asal negara-negara Eropa akibat Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Mar 2020, 16:34 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2020, 16:34 WIB
Ilustrasi bendera Jepang (AFP/Toru Yamanaka)
Ilustrasi bendera Jepang (AFP/Toru Yamanaka)

Liputan6.com, Tokyo - Jepang segera melarang masuk pendatang dari sejumlah negara Eropa untuk meredam penyebaran Virus Corona (COVID-19). Sekarang Eropa sedang menjadi episentrum pandemi Virus Corona jenus baru tersebut dan pasien terus bertambah.

Sekitar 18 negara Eropa yang akan dilarang masuk termasuk negara-negara berpengaruh di Uni Eropa seperti Jerman, Prancis, dan Belanda. Negara lainnya, yakni Austria, Belgia, Denmark, Estonia, Liechtenstein, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Slovenia, Spanyol dan Swiss.

Monako, Swiss, Andorra, dan Vatikan juga masuk daftar pelarangan. Di luar Eropa, pendatang dari Iran juga dilarang masuk.

Berdasarkan laporan Kyodo News, Selasa (24/3/2020), warga asing yang pernah ke negara-negara tersebut dalam dua minggu terakhir akan ditolak masuk Jepang. Kebijakan ini akan segera difinalisasikan satuan kerja yang dipimpin Perdana Menteri Shinzo Abe.

Pihak Kementerian Luar Negeri Jepang sudah memberi peringatan terhadap negara-negara tersebut. Level travel advisory juga naik ke level 3.

Dua negara yang terdampak paling parah oleh COVID-19 adalah Italia dan Spanyol dengan korban meninggal sudah ribuan orang. Kedua negara itu sudah melakukan lockdown.

Sebelumnya, Jepang telah melarang pengunjung dari China dan Koresa Selatan. Menlu Jepang Toshimitsu Motegi berkata kebijakan itu akan terus berlangsung "kecuali Virus Corona secara ajaib menghilang dari dunia besok."

Berdasarkan peta Gis And Data, pasien COVID-19 di Jepang mencapai 1.128 orang. Sebanyak 285 pasien sudah sembuh dan 42 orang meninggal. Jepang tidak menggelar tes massal seperti Korea Selatan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kucurkan Dana

FOTO: [CERITA] Dunia Melawan COVID-19
Seorang pria mengenakan masker pelindung berjalan di terowongan sebuah stasiun metro di Tokyo, Jepang, 11 Maret 2020. Pandemi virus corona COVID-19 membuat Jepang dilema untuk tetap menggelar Olimpiade 2020. (Photo by Philip FONG/AFP)

Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu melakukan sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada Senin 23 Maret, selama kurang lebih 25 menit. Kedua Menlu bertukar pendapat terhadap kondisi penyebaran wabah Virus Corona COVID-19 secara global.

Jepang dan Indonesia juga sepakat untuk melanjutkan kerja sama secara erat untuk mencegah penyebaran Virus Corona jenis baru tersebut.

Motegi menyampaikan, mutlak pentingnya kerja sama antara masyarakat internasional demi mencegah penyebaran Virus Corona baru dan menyatakan Jepang telah memutuskan untuk berkontribusi memberi bantuan melalui WHO dan UNICEF senilai 1,5 miliar yen atau sekitar Rp 224 miliar.

Bantuan darurat tersebut diberikan kepada negara-negara yang terdampak krisis COVID-19, salah satunya Indonesia. 

Menanggapi hal tersebut, Retno menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan Jepang.

Selain itu, Menlu Retno juga menyampaikan apresiasinya atas kerja sama yang telah dilakukan bersama dengan Jepang dalam proses evakuasi kru Indonesia dari kapal pesiar Diamond Princess.

"Saya juga menyampaikan penghargaan kepada pemerintah Jepang atas perhatian yang diberikan kepada kru Indonesia. Awak Indonesia sekarang semuanya sepenuhnya pulih dan telah dikonfirmasi negatif untuk COVID-19," tulisnya melalui akun Twitter @Menlu_RI. 

Selain masalah Virus Corona COVID-19, kedua pihak juga menyampaikan komitmennya dalam hubungan bilateral. 

"Indonesia dan Jepang berkomitmen untuk mengintensifkan kerja sama bilateral, regional dan juga melalui mekanisme G-20 dalam memerangi COVID-19," tulisnya lagi.

Keduanya juga sepakat untuk menjadwal ulang pertemuan Indonesia - Jepang 2 + 2 Indonesia - Jepang di masa mendatang. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya