180 Ribu Orang Meninggal, WHO Peringatkan Krisis Corona COVID-19 Masih Panjang

WHO peringatkan krisis Virus Corona COVID-19 masih panjang.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 23 Apr 2020, 13:52 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2020, 13:52 WIB
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Liputan6.com, Jenewa- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, krisis Virus Corona COVID-19 tidak akan berakhir dalam waktu dekat, dengan banyak negara yang baru dalam tahap awal krisis, dan angka kematian global yang telah melampaui 180.000.

Pimpinan WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengeluarkan peringatan serius, karena beberapa negara yang memutuskan untuk mencabut pembatasan lockdown. 

"Jangan salah: Kita masih harus menempuh jalan panjang. Virus Corona COVID-19 ini akan bersama kita untuk waktu yang lama," kaata Tedros mengatakan pada konferensi pers virtual.

Sebagian besar negara masih dalam tahap awal epidemi mereka. Beberapa yang terkena dampak awal pandemi Virus Corona COVID-19 juga sekarang mulai melihat kebangkitan dalam kasus, jelas Tedros Adhanom Ghebreyesus. 

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Tak Hanya Darurat Kesehatan

Suasana Kota Barcelona Setelah Spanyol Berlakukan Lockdown
Warga berjalan di sepanjang La Ramblas, Barcelona, Spanyol, Minggu (15/3/2020). Pemerintah Spanyol memberlakukan lockdown setelah negara berpenduduk 47 juta jiwa itu terdampak virus corona COVID-19 paling parah kedua di Eropa setelah Italia. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Tidak hanya keadaan darurat kesehatan, pandemi Virus Corona COVID-19 juga telah mengakibatkan ekonomi global, dengan bisnis-bisnis yang berjuang untuk bertahan hidup, jutaan orang yang kehilangan pekerjaan, dan jutaan lainnya menghadapi kelaparan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (23/4/2020)

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang menangguhkan penerbitan green card selama 60 hari, dengan pandangan tentang pengangguran yang meluas dan prospek pemilihannya dalam Pilpres AS 2020. 

Para pakar kesehatan di AS juga memperingatkan bahwa gelombang kedua Virus Corona COVID-19 bahkan akan lebih mematikan pada musim dingin, ketika beberapa negara bagian telah membuka kembali sebagian aktivitas bisnisnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya