Siapkan Misi ke Bulan, China Luncurkan Roket Long March 5B Saat Pandemi Corona

Pada 5 Mei 2020, badan antariksa China menyelesaikan uji peluncuran pertama Roket Long March 5B.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 06 Mei 2020, 16:05 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 15:15 WIB
Ilustrasi peluncuran roket, pesawat ulang-alik
Ilustrasi peluncuran roket, pesawat ulang-alik. Kredit: skeeze via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta- Pada 5 Mei 2020, badan antariksa China menyelesaikan uji peluncuran pertama roket Long March 5B. Misi yang diluncurkan di tengah pandemi Virus Corona COVID-19.

Roket Long March 5B merupakan landasan rencana eksplorasi antariksa China. Roket yang sama akan membawa misi Mars negara itu yang dijuluki Tianwen pada musim panas ini.

Penerbangan pada 5 Mei tersebut adalah uji coba tanpa awak pada roket itu. 

China sangat ingin data tentang kinerja perisai panas dan parasutnya.

Menurut pernyataan dari China Aerospace Science and Technology Corporation, kapsul itu harus dapat membawa enam atau tujuh astronaut sekaligus, seperti dikutip dari Space.com, Rabu, (6/5/2020).

Mengutip The Verge, kapsul tersebut dapat digunakan untuk mengangkut orang ke orbit Bumi yang rendah atau mungkin mengelilingi Bulan di masa depan.

Saksikan Video Berikut Ini:

Mampu Mengangkat Muatan Sebesar 25 Ton

Ilustrasi roket
Ilustrasi Peluncuran Roket ke Antariksa (iStock)

Persyaratan penting bagi China membangun stasiun ruang angkasa impiannya adalah Long March 5B hares mampu mengangkat 25 ton muatan ke orbit Bumi yang rendah.

Roket itu juga dilengkapi dengan fairing berdiameter lebih besar dari yang pernah diluncurkan oleh negara tersebut.

Misi ini meluncur pukul 18.00 waktu setempat. Sekitar 8 menit setelah peluncuran, roket dan kapsul terpisah. Zhou Jianping, ketua desainer untuk program tersebut menyatakan lesuksesan misi tesebut akan membuka pintu ke 11 peluncuran yang dirancang untuk memfasilitasi pembangunan stasiun ruang angkasa.

Zhou menambahkan Tianhe, stasiun luar angkasa tiga modul dirancang untuk berfokus pada sains, dengan berbagai penelitian yang mungkin dilakukan di orbit, termasuk astronomi, ilmu kehidupan, ilmu material dan pembakaran.

Sebelumnya, China telah mengelola dua laboratorium luar angkasa yaitu Tiangong-1, yang diluncurkan pada 2011, dan Tiangong-2, yang diluncurkan pada 2016.

Pada tahun 2003, China pertama kali meluncurkan astronotnya sendiri, yang dijuluki taikonauts, namun belum meluncurkan misi awak sejak 2016.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya