Soal Virus Corona COVID-19, Donald Trump Tuduh WHO Sebagai Boneka China

Setelah terus-terusan berselisih paham dengan WHO dan Tiongkok soal asal-usul Virus Corona COVID-19, kini Donald Trump menyebut WHO sebagai boneka China.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Mei 2020, 14:39 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2020, 14:00 WIB
20170406-Donald Trump Bertemu dengan Xi Jinping di Florida-AP
Presiden AS, Donald Trump didampingi Ibu Negara, Melania Trump bersama Presiden China, Xi Jinping beserta Ibu Negara, Peng Liyuan sebelum melakukan pertemuan di resor Mar-a-Lago milik Trump di negara bagian Florida, Kamis (6/4). (AP Photo/Alex Brandon)

Liputan6.com, Washington - Presiden AS Donald Trump mengecam badan kesehatan PBB dengan menyebutnya sebagai boneka (puppet) China.

Komentar itu muncul beberapa jam setelah AS mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membiarkan penyakit Virus Corona COVID-19 "lepas kendali" dengan mengorbankan "banyak nyawa". Demikian seperti mengutip BBC, Selasa (19/5/2020). 

"Ada kegagalan yang disebabkan oleh organisasi ini untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dunia," kata Menteri Kesehatan AS Alex Azar dalam pidatonya di Majelis Kesehatan Dunia PBB.

Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sebelumnya setuju untuk meninjau kembali penanganan badan tersebut terhadap pandemi Virus Corona baru.

Dr Tedros mengatakan evaluasi independen, yang akan melihat pelajaran apa yang dapat dipelajari dan mengemukakan rekomendasi, akan terjadi "pada kesempatan paling awal".

Pertemuan tahunan yang melibatkan 194 negara anggota WHO yang meninjau kerja badan kesehatan PBB itu dilakukan di tengah-tengah tudingan antara AS dan China terkait virus tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Trump Terus Salahkan China

20170406-Donald Trump Bertemu dengan Xi Jinping di Florida-AP
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sebelum melakukan pertemuan di resor Mar a Lago, Florida, Kamis (6/4). Isu perdagangan dan Korea Utara diperkirakan menjadi isu utama pembahasan kedua pemimpin negara tersebut. (AP Photo/Alex Brandon)

Presiden AS Donald Trump, yang akan menghadapi pemilihan ulang pada tahun ini dan telah dikritik karena penanganan pandemi ini, telah terus-terusan menyalahkan China karena dianggap berusaha menutupi wabah dan menuduh WHO gagal meminta pertanggungjawaban Beijing.

"Saya memilih untuk tidak membuat pernyataan hari ini," kata Trump pada hari Senin tentang acara tersebut, sementara menggambarkan badan kesehatan tersebut sebagai "China-sentris" dan "boneka China".

Dia mengatakan WHO telah "memberi kami banyak nasihat yang sangat buruk, nasihat yang mengerikan" dan "sangat salah dan selalu berada di pihak China".

Melalui akun Twitternya, Trump juga kemudian mengunggah surat yang dia kirim ke Dr Tedros, menguraikan masalah-masalah spesifik AS mengenai tanggapan WHO.

Sebagai dampaknya, korespondensi terperinci menetapkan batas 30 hari bagi organisasi tersebut untuk berkomitmen melakukan "perbaikan substantif" atau akibatnya berrisiko pada pembekuan dana sementara Trump menjadi permanen.

Tanggapan China

Xi Jinping Sambangi Wuhan
Presiden China Xi Jinping melambaikan tangan kepada warga yang dikarantina di rumah serta menyampaikan salam kepada mereka di sebuah area permukiman di Wuhan, 10 Maret 2020. Xi melakukan inspeksi terkait upaya pencegahan dan pengendalian wabah virus corona di Wuhan. (Xinhua/Xie Huanchi)

Presiden China Xi Jinping, yang telah membela tindakan China selama wabah, mengatakan pada pertemuan virtual tersebut bahwa negaranya telah bertindak "dengan keterbukaan dan transparansi" dan bersikeras bahwa penyelidikan harus terjadi setelah pandemi dikendalikan.

Ia menambahkan bahwa China akan memberikan dana senilai $ 2 miliar, yang merupakan bantuan selama dua tahun kepada negara-negara di seluruh dunia setelah pandemi dan menawarkan untuk membagikan vaksin apa pun segera setelah tersedia.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Ullyot menggambarkan langkah itu sebagai "tanda untuk mengalihkan perhatian dari tuduhan, dan menuntut pertanggungjawaban atas kegagalan pemerintah China untuk memenuhi kewajibannya".

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan bahwa WHO harus diberi lebih banyak kekuatan hukum untuk memastikan bahwa negara-negara telah melaporkan wabah dan membagikan data secara valid.

"Suatu penyakit menular baru dapat muncul kapan saja dan kita harus dapat merespons lebih cepat dan efektif," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya