Australia Tak Akan Buka Perbatasan Negara dalam Waktu Dekat Terkait Corona

Australia telah melaporkan lebih dari 7.100 infeksi Corona COVID-19, termasuk 102 kematian, jauh di bawah angka yang dilaporkan oleh negara-negara maju lainnya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 26 Mei 2020, 13:36 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2020, 13:36 WIB
PM Australia, Scott Morrison.
PM Australia, Scott Morrison. (Source: AAP/ Mick Tsikas)

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, Australia tidak akan membuka perbatasan negara "dalam waktu dekat". Meski begitu, Pemerintah Australia akan melanjutkan diskusi dengan negara tetangga seperti Selandia Baru untuk zona perjalanan aman trans-Tasman.

"Saya berbicara dengan Perdana Menteri Ardern pagi ini, dan kami akan terus berdiskusi tentang zona perjalanan aman trans-Tasman," kata Morrison kepada National Press Club di Canberra, merujuk pada Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (26/5/2020) Australia telah melaporkan lebih dari 7.100 infeksi Corona COVID-19, termasuk 102 kematian, jauh di bawah angka yang dilaporkan negara-negara maju lainnya.

20 kasus Corona COVID-19 baru hampir terjadi setiap hari. Australia terus maju dengan rencana tiga tahap untuk menghilangkan sebagian besar pembatasan sosial yang diberlakukan pada Juli.

Di New South Wales, yang meliputi kota Sydney, anak-anak kembali belajar tatap muka penuh waktu pada hari Senin, memungkinkan banyak orang tua untuk kembali ke kantor.

Dengan perbatasan internasional yang kemungkinan akan ditutup selama berbulan-bulan, Morrison juga mendesak penduduk setempat untuk memulai liburan secara lokal untuk membantu mendukung sektor pariwisata Australia.

Simak video pilihan berikut:

Mulai Longgarkan Aturan Lockdown Corona COVID-19

Bendera negara Australia - AFP
Bendera negara Australia - AFP

Sejak awal Mei 2020, Australia telah melonggarkan pembatasan jarak sosial dalam prosesnya secara bertahap. Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan keputusannya, karena Canberra bertujuan untuk menghapus semua pembatasan pada bulan Juli dan membuat hampir 1 juta orang kembali bekerja di tengah penurunan kasus Virus Corona COVID-19.

Pada bulan Maret, Australia memberlakukan pembatasan sosial yang ketat, yang ditambah dengan penutupan perbatasannya untuk mencegah penyebaran virus. Demikian seperti mengutip Channel News Asia.

Dengan kurang dari 20 infeksi baru setiap hari, Morrison mengatakan negara bagian dan teritori Australia telah menyetujui proses pelonggaran aturan.

"Anda dapat tetap berada di bawah selimut selamanya. Anda tidak akan pernah menghadapi bahaya," kata Morrison kepada wartawan di Canberra.

"Tapi kita harus keluar dari bawah selimut pada suatu waktu."

Morrison mengatakan akan bergantung pada berbagai negara bagian dan teritori Australia untuk memutuskan kapan mulai menerapkan setiap tahap pelonggaran tersebut. Setiap langkah kemungkinan akan dipisahkan oleh transisi empat minggu.

Meskipun pelonggarannya terhuyung-huyung, Morrison memperingatkan negara itu masih harus harus berjaga-jaga atas wabah lebih lanjut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya