New Normal Dimulai, Ini Perubahan yang Bakal Terjadi Saat Makan di Restoran

Adaptasi dalam kehidupan "New Normal" tentu harus dilakukan untuk mencegah bangkitnya fase kedua dari Virus Corona COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 27 Mei 2020, 19:46 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2020, 19:40 WIB
Restoran di Bangkok untuk Jaga Jarak Aman Antar Pengunjung
Pengunjung makan di sela-sela pembatas plastik untuk mencegah penyebaran virus corona di restoran hotpot Penguin Eat Shabu di Bangkok, 5 Mei 2020. Restoran kembali dibuka setelah Thailand memperlonggar lockdown dengan mengizinkan tempat makan menerapkan social distancing. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sebentar lagi makin banyak negara mulai dibuka kembali. Kegiatan di berbagai industri akan berangsur-angsur pulih. Banyak pihak terutama pelaku usaha tentu menanti waktu ini tiba. 

Namun, masih ada kekhawatiran yang meningkat atas protokol dalam menjaga penyebaran Virus Corona COVID-19. Mengingat tindakan pencegahan keamanan yang perlu dilakukan, kegiatan di restoran pasca-pandemi pun akan terlihat sangat berbeda dari beberapa bulan yang lalu, seperti mengutip CNN, Rabu (27/5/2020).

Masa mendatang tentu tak lagi sama. Inilah yang dinamakan dengan kehidupan New Normal, di mana ada aturan atau protokol kesehatan tertantu yang harus dipatuhi di setiap kegiatan. 

Meskipun waktu restoran kembali diizinkan untuk dibuka telah dinant-nanti oleh para pemilik usaha, banyak dari mereka yang masih berhati-hati dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Keselamatan dan kesehatan tamu, karyawan, dan komunitas kami adalah prioritas utama kami, dan sampai kami memiliki informasi lebih lanjut bahwa kami tidak menempatkan siapa pun di lingkungan yang tidak aman atau tidak nyaman, kami akan menjaga pintu kami tetap tertutup," tulis Justin Anthon, salah satu pelaku usaha restoran bernama True Grup Story Brands di Georgia.

Beralih ke salah satu restoran di Hong Kong yang telah menerapkan protokol kesehatan pasca-pandemi.

Di Yardbird, pegawai restoran akan mengecek suhu pengunjung sebelum mereka diizinkan memasuki area restoran yang hanya beroperasi pada setengah kapasitas dari biasanya. 

Masker yang dikenakan oleh para staf seakan mengingatkan pelanggan bahwa walaupun setiap minuman dan hidangan disajikan dari dapur, sifat sebenarnya dari restoran adalah masih berhati-hati sampai pandemi tidak lagi menjadi ancaman.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pembatasan Ruang

Restoran
Ilustrasi restoran (iStockphoto)​

Allison Cooke, seorang kepala sekolah dan direktur desain perhotelan di Core, sebuah perusahaan desain perhotelan yang berbasis di Washington D.C, bekerja dengan kliennya untuk menyiapkan restoran mereka yang akan segera dibuka kembali.

"Kami selalu melihat apa karakteristik operasional yang mereka butuhkan untuk mencapai fungsionalitas," katanya.

Dia membantu restoran di seluruh AS dengan "strategi sederhana yang dapat mereka terapkan dengan biaya rendah dan akan membuat restoran mereka lebih aman.

"Perubahan besar pertama di suatu restoran adalah kapasitas. Untuk menjaga jarak, pemilik restoran berencana untuk mulai dengan maksimum 50% pengunjung, sebuah konsep yang pertama kali diterapkan beberapa minggu yang lalu sebelum peraturan menutup ruang makan sepenuhnya," jelasnya.

Dalam sebuah meja panjang, pengunjung akan hanya mengisi kedua sisi ujung atau satu kelompok di tengah jika jumlahnya lebih besar.

Sedangkan untuk tempat duduk dengan kapasitas dua orang, kedua orang mungkin akan tetap berjarak.

Cooke mengatakan akan lebih aman bagi pelayan jika para pengunjung duduk menghadap ke luar, sehingga pelayan tidak perlu lewat di antara meja untuk mencapai tamu yang duduk jauh.

Selain itu, mencatat jalur-jalur yang paling sering dilewati juga penting bagi pemilik restoran. Misalkan jalan menuju kamar mandi, atau jalan dari dapur menuju meja pengunjung. 

Standar bagi Karyawan dan Pelayan

Ilustrasi
Ilustrasi restoran cepat saji. (dok. pexels.com/@davideibiza)

Pemilik restoran seharusnya mewajibkan penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan masker untuk semua karyawan.

Aturan cuci tangan yang sering sebagai bagian dari protokol standar tetaplah penting.

Sarah Gavigan, koki dan pemilik The Otaku Group di Nashville, berencana untuk memeriksa suhu setiap staf dan pelayannya pada saat kedatangan mereka sebelum mulai bekerja.

Mengingat ukuran dapur di banyak restoran, proses memasak oleh para koki juga tentu turut menjadi perhatian.

"Orang-orang bekerja di tempat yang sangat sempit di dapur," kata Carey Ferrara, direktur penjualan dan pemasaran untuk The Gaslight Group di Savannah, Georgia.

"Bagaimana kamu mempertahankan jarak enam kaki antara mereka?"

Dia berpikir itu "mungkin akan menyebabkan waktu yang sedikit lebih lama untuk menyajikan makanan," dan mengakui bahwa jarak enam kaki mungkin tidak sepenuhnya dapat diterapkan setiap saat.

Suasana yang Berubah Bagi Pengunjung Restoran

Restoran di Bangkok untuk Jaga Jarak Aman Antar Pengunjung
Pengunjung makan di sela-sela pembatas plastik untuk mencegah penyebaran virus corona di restoran hotpot Penguin Eat Shabu di Bangkok, 5 Mei 2020. Restoran kembali dibuka setelah Thailand memperlonggar lockdown dengan mengizinkan tempat makan menerapkan social distancing. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)

"Akan ada beberapa hal yang harus terjadi, yang membuat restoran mungkin sedikit kurang cantik dan menghilangkan beberapa suasana yang kita semua bayangkan ketika kita makan di luar," kata Scott Shor, mitra operasi di Edmund's Oast, sebuah restoran dan tempat pembuatan bir yang semarak di Charleston, Carolina Selatan.

"Tapi kenyataan baru yang setidaknya akan dihadapi dalam jangka pendek, mungkin saja harus sedikit lebih hati-hati," tambahnya. 

Untuk memastikan para tamu makan dengan peralatan terbersih, pengunjung mungkin akan harus menunggu lebih lama untuk bisa duduk.

Beberapa pelengkap seperti garam, lada, saus tomat, dan perlengkapan lainnya hanya akan disajikan berdasarkan permintaan.

Penggunaan Teknologi

Restoran di India Pekerjakan Robot sebagai Pelayan
Pelanggan memeriksa robot Android interaktif saat pembukaan restoran di Bangalore, India, Sabtu (17/8/2019). Setiap meja dilengkapi dengan tablet di mana pengunjung dapat memesan dan memanggil robot. (Manjunath Kiran/AFP)

Dalam proses pembukaan restoran kembali, teknologi tentu akan menjadi andalan.

Sebagian orang berfikir untuk tidak lagi menyediakan buku menu seperti biasa melainkan melakukan scan QR code. 

Atau misalkan sebagian restoran lainnya yang mempertimbangkan untuk menerapkan aturan pesan sebelum datang di restoran. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya