5 Negara Ini Mulai Jalankan New Normal Setelah Redam Corona COVID-19

Negara-negara yang bisa meredam COVID-19 dan mulai masuk new normal.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Jun 2020, 15:30 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2020, 21:00 WIB
FOTO: Selandia Baru Longgarkan Aturan Lockdown
Peselancar bersiap berselancar saat matahari terbit di Pantai Sumner, Christchurch, Selandia Baru, Selasa (28/4/2020). Selandia Baru melonggarkan pembatasan lockdown akibat COVID-19 untuk membuka bagian ekonomi tertentu tetapi aturan jarak sosial masih akan berlaku. (AP Photo/Mark Baker)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah negara mulai masuk new normal setelah berbulan-bulan tak bisa beraktivitas akibat pandemi corona (COVID-19). Pada situasi itu, aktivitas luar rumah sangat dibatasi.

Saat lockdown, warga Prancis tidak boleh pergi jauh dari rumah untuk beraktivitas. Di Vietnam, sekadar berjalan-jalan saja bisa ditegur aparat.

Kasus-kasus di Prancis dan Vietnam sama-sama sudah turun dari puncaknya. Lockdown pun dilonggarkan dan masyarakan mulai kembali beraktivitas.

Negeri jiran Malaysia juga sudah masuk fase pemulihan dengan protokol new normal seteah kasus berhasil diredam berkat Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) yang membatasi ketat mobilitas rakyat.

Berikut 5 negara yang kasusnya terpantau menurun dan mulai memasuki new normal, yang dirangkum Liputan6.com, Selasa (9/6/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


1. Malaysia

Grafik kasus harian COVID-19 di Malaysia per 8 Juni 2020.
Grafik kasus harian COVID-19 di Malaysia per 8 Juni 2020. Dok: Our World in Data

Malaysia melonggarkan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) dan kini memasuki fase pemulihan. Pada fase ini, berbagai kegiatan sudah boleh dibuka dengan mengikuti protokol new normal, termasuk mudik hingga Idul Adha. 

PM Malaysia Muhyiddin Yassin berkata negaranya berhasil meredam COVID-19 di negaranya. Lonjakan kasus yang sempat terjadi merupakan kasus impor, bukan penularan lokal. 


2. Selandia Baru

Grafik kasus harian COVID-19 di Selandia Baru per 8 Juni 2020.
Grafik kasus harian COVID-19 di Selandia Baru per 8 Juni 2020. Dok: Our World in Data

Selandia Baru tidak hanya meredam penularan COVID-19, seluruh pasiennya juga sudah sembuh. Pembatasan sosial pun telah sepenuhnya dicabut dan negara ini sudah masuk periode normal. 

Berdasarkan data Coronatracker, total kasus di Selandia Baru berjumlah 1.504 orang. Mayoritas sudah sembuh dan tak ada lagi yang dirawat.


3. Vietnam

Grafik kasus harian COVID-19 di Vietnam per 8 Juni 2020.
Grafik kasus harian COVID-19 di Vietnam per 8 Juni 2020. Dok: Our World in Data

Vietnam sudah cukup lama mencabut lockdown. Pemerintah pun bisa merespons ancaman COVID-19 dengan cepat sejak awal pandemi merebak di China.

Selain itu, Vietnam juga berhasil menekan kasus hingga nol penularan. Hingga kini, tidak ada laporan pasien COVID-19 yang meninggal di Vietnam. 

Sempat ada lonjakan kasus sebanyak dua kali di Vietnam pada awal Mei lalu. Namun, kasus-kasus itu adalah impor, bukan penularan lokal.


4. Jepang

Grafik kasus harian COVID-19 di Jepang per 8 Juni 2020.
Grafik kasus harian COVID-19 di Jepang per 8 Juni 2020. Dok: Our World in Data

Jepang sudah mencabut status darurat di negaranya. Kegiatan seperti bioskop, perpustakaan, dan tempat wisata juga kembali dibuka dengan mengikuti adaptasi new normal. 

Taktik Jepang dalam menangangi COVID-19 mendapat sorotan dunia internasional karena bisa menangkal COVID-19 meski tak mengambil kebijakan yang ketat, seperti tes massal ala Korsel.

Berdasarkan data Coronatracker, kasus COVID-19 di Jepang sejumlah 17.147 kasus. 


5. Prancis

Grafik kasus harian COVID-19 di Prancis per 8 Juni 2020.
Grafik kasus harian COVID-19 di Prancis per 8 Juni 2020. Dok: Our World in Data

Prancis adalah satu contoh negara Eropa yang mengalami lonjakan kasus parah pada Maret lalu. Kasus perlahan mulai melandai dari puncaknya.

Pemerintah Prancis kini sudah melonggarkan lockdown dan masyarakat sudah bisa berkumpul di kafe-kafe. Namun, hal itu memicu kekhawatiran gelombang kedua COVID-19. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya