Lockdown Dilonggarkan, Kasus Corona COVID-19 di India Meningkat

Kasus Virus Corona baru di India kian meningkat seiring dilonggarkannya aturan pembatasan.

diperbarui 14 Jun 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2020, 08:00 WIB
FOTO: Polisi India Terjun Buat APD Medis
Personel Pasukan Polisi Cadangan Sentral (CRPF) memproduksi masker di sebuah workshop polisi selama penerapan lockdown di New Delhi, Minggu (12/4/2020). Meningkatnya kasus corona COVID-19 membuat pemerintah India gencar memproduksi APD dan masker untuk kebutuhan tim medis. (SAJJAD HUSSAIN/AFP)

New Delhi - Tidak lama setelah pemerintah India melonggarkan kebijakan penguncian atau lockdown, kasus infeksi Virus Corona jenis baru di India kembali melonjak. India kini menjadi negara dengan kasus infeksi tertinggi ke empat di dunia setelah Amerika Serikat, Brasil, dan Rusia.

Dikutip dari DW Indonesia, Sabtu (13/6/2020), peningkatan jumlah infeksi yang dilaporkan pada Jumat (12/06) menjadikan total kasus Virus Corona COVID-19 secara nasional di India mencapai 297.535 kasus dengan 8.498 kematian, demikian menurut Departemen Kesehatan India.

Dalam 24 jam terakhir jumlah korban tewas meningkat 396 orang. Dengan tambahan 10.956 kasus baru dalam satu hari, jumlah infeksi virus corona jenis SARS-CoV-2 di India kini telah melampaui Inggris. 

Lonjakan infeksi baru ini terjadi setelah India mengizinkan kembali pembukaan toko-toko, pusat perbelanjaan, pabrik dan tempat-tempat keagamaan setelah sebelumnya ditutup pada akhir Maret. Pemerintah India memutuskan untuk melonggarkan kebijakan lockdown demi mengurangi beban ekonomi negara itu.

Mumbai, New Delhi, dan Chennai menjadi kota-kota yang paling parah terkena wabah. Balram Bhargava, Direktur Jenderal Dewan Riset Medis India, mengatakan, penduduk kota memiliki peluang lebih besar untuk tertular virus. Namun infeksi di daerah pedesaan juga melonjak, setelah pekerja migran yang meninggalkan kota-kota akibat kehilangan pekerjaan kembali ke desa asal mereka.

Kebijakan lockdown yang diterapkan di India sejak Maret memang telah berhasil menekan jumlah infeksi. Namun dengan penduduk 1,3 miliar, orang-orang tetap rentan terinfeksi dan kampanye melawan virus kemungkinan akan berlangsung berbulan-bulan, kata Bhargava.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Masjid Kembali Ditutup

FOTO: Tiga Bulan Lockdown, Tempat Ibadah di India Kembali Dibuka
Umat muslim melaksanakan salat di Masjid Jama, New Delhi, India, Senin (8/6/2020). India kembali membuka tempat ibadah, pusat perbelanjaan, dan restoran setelah tiga bulan lockdown karena pandemi virus corona COVID-19. (AP Photo/Manish Swarup)

Masjid besar di ibu kota New Delhi, yaitu Masjid Jama, yang pada Senin 8 Juni lalu sempat dibuka kini kembali ditutup menyusul kekhawatiran penyebaran Virus Corona baru, kata manajemen masjid.

Pihak berwenang telah memperingatkan bahwa infeksi bisa melonjak dalam beberapa minggu mendatang, dan pengelola masjid memutuskan tidak ingin mengambil risiko.

Ulama Syed Ahmed Bukhari mengatakan aktivitas keagamaan secara berjamaah akan dihentikan mulai hingga 30 Juni mendatang, karena memburuknya situasi akibat Virus Corona baru di New Delhi.

"Virus corona menyebar secara eksponensial di Delhi,” kata Bukhari dalam sebuah pernyataan. "Apa gunanya mengunjungi masjid di saat penyebaran virus corona memuncak di Delhi?”

Pihak berwenang di negara bagian Kerala selatan juga mengumumkan bahwa mereka akan menunda pertemuan bulanan di Sabarimala, sebuah kuil Hindu populer yang berpotensi didatangi puluhan ribu umat.

Banyak pihak sebenarnya mempertanyakan keputusan pemerintah membuka kembali tempat-tempat peribadatan yang didatangi jutaan umat setiap hari. Pemerintah setempat di New Delhi pada Selasa memperingatkan bahwa kasus infeksi virus corona di ibu kota dapat mencapai 550.000 kasus pada akhir Juli dan membuat pekerja kesehatan kewalahan merawat para pasien.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya