Liputan6.com, Beijing- Pihak berwenang di China meledakkan sebagian bendungan di timur Provinsi Anhui, untuk meredakan banjir, menurut laporan media setempat yang dikutip AFP. Media itu juga melaporkan hujan lebat membuat sungai meluap di sebagian wilayah di Negeri Tirai Bambu.
Dilaporkan sudah ada 140 orang yang tewas atau hilang dalam bencana banjir yang melanda wilayah China tengah dan timur itu.Â
Baca Juga
Menurut Kementerian Manajemen Darurat China, total jumlah penduduk yang terkena dampak pun mencapai 24 juta sejak awal Juli.
Advertisement
Dalam upaya meredakan ketinggian genangan air, pihak berwenang telah melakukan langkah-langkah seperti mengalihkan air ke waduk cadangan agar tetap dapat ditangani, ketika air di sungai-sungai dan danau-danau meluap dan menembus rekor tertinggi.
Di Provinsi Anhui, Ketika ketinggian air dinyatakan sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah, sebuah bendungan di Sungai Chu dihancurkan pada 19 Juli.
Tindakan itu diambil untuk memastikan keselamatan penduduk sekitarnya, kata pihak berwenang setempat.
"Karena hujan yang terus-menerus mengguyur dan aliran hulu, permukaan air Sungai Chu, anak sungai dari Sungai Yangtze, telah bergerak dari kenaikan yang lambat ke cepat," jelas media setempat tersebut, dikutip Selasa (21/7/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Diprediksi Bakal Kurangi Ketinggian Air Hingga 70 CM
Menurut laporan Global Times yang dikelola pemerintah, peledakan bendungan diperkirakan akan mengurangi ketinggian air di Sungai Chu sekitar hingga 70 cm.
Selain itu, media China juga mengatakan bahwa air dari bendungan akan disalurkan ke dua kolam penyimpanan hilir.
Adapun laporan lainnya dari kantor berita pemerintah Xinhua, yang mengatakan bahwa sebanyak 35 sungai dan danau di Anhui mengalami kenaikan air yang melebihi batas peringatan pada 18 Juli, dimana Sungai Yangtze dan Huaihe termasuk di antaranya.Â
Sementara di akhir pekan, Three Gorges Dam juga membuka tiga pintu air setelah ketinggian air mencapai lebih dari 15 meter di atas tingkat banjir.
Para tentara mendirikan tanggul pada pekan lalu yang terbuat dari kantong pasir di sebuah kota dekat danau air tawar terbesar di China, setelah curah hujan terlebat dalam hampir 60 tahun terakhir mengguyur Sungai Yangtze.
Advertisement