Kasus COVID-19 Indonesia Masuk 5 Besar Tertinggi di Asia-Pasifik, Lampaui China

Kasus Virus Corona (COVID-19) di Indonesia konsisten bertambah tiap harinya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Jul 2020, 15:26 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2020, 15:26 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Luar Biasa G20 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Luar Biasa G20 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Posisi Republik Indonesia sedang menanjak di daftar 5 besar negara di Asia-Pasifik dengan kasus Virus Corona (COVID-19) tertinggi. Pada hari Minggu kemarin, kasus di RI melampaui China. Dari sebelumnya di posisi lima besar, urutan kelima di bawah Tiongkok.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, Senin (20/7/2020), kasus tertinggi di benua Asia berada di India dengan 1 juta kasus. Bangladesh dan Pakistan yang berada di Asia Selatan juga mencatat kasus tinggi.

Jumlah kasus Corona COVID-19 di Indonesia berada di peringkat teratas di Asia Tenggara dan Timur. Tak hanya itu, awal bulan ini data Statista melaporkan tingkat kematian Indonesia sangatlah tinggi di Asia-Pasifik.

Berikut jumlah kasus Virus Corona COVID-19 di Asia Pasifik: 

1. India: 1 juta kasus

2. Bangladesh: 204 ribu kasus

3. Pakistan: 263 ribu kasus

4. Indonesia: 86 ribu kasus

5. China: 85 ribu kasus 

Berdasarkan perhitungan CoronaTracker saat ini, angka kematian di Indonesia mencapai 4,8 persen dengan 4.143 korban meninggal.  

Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio memprediksi kasus di Indonesia bisa bertambah 30 ribu hingga 40 ribu kasus dalam beberapa ke depan. Ini karena jumlah tes COVID-19 yang makin bertambah sehingga banyak kasus yang muncul. 

Kasus-kasus di daerah juga menjadi sorotan. Daerah sudah mulai melonggarkan aturan pembatasan, padahal kurva Corona COVID-19 masih naik-turun. Prof. Amin mengingatkan bahwa hal itu bukan berarti kondisi sudah normal.

"Jadi memang pandemi belum selesai, jadi masyarakat mungkin perlu diberi pemahaman lebih jelas bahwa diberi kelonggaran untuk melakukan usaha, melakukan bisnis, itu bukan berarti pandemi selesai," ujarnya kepada Liputan6.com pada Sabtu lalu.

Sebelumnya,  Kasus infeksi Virus Corona COVID-19 di Indonesia telah melampaui China, berdasarkan tiga situs agregator data global per Minggu 19 Juli. (Baca di Sini: Total Kasus Virus Corona COVID-19 di Indonesia Salip China) 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bertambah 15, Pasien Rawat Inap di RS Wisma Atlet 1.317 per 20 Juli 2020

Wisma Atlet Kemayoran
Dalam keterangan pada Rabu (20/5/2020), Wapangkogasgab RSD Wisma Atlet, Brigjen TNI M. Saleh bersama pihak terkait telah melakukan perbaikan insfrastruktur RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Jumlah pasien rawat inap terkait virus corona atau Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta berjumlah 1.317 orang pada Senin (20/7/2020). Data ini diterima hingga pukul 08.00 WIB.

Kepala Penerangan Kogabwilhan-I Kolonel Marinir Aris Mudian menyebut terjadi penambahan pasien rawat inap sebanyak 15 orang. Maka dari itu, jumlah pasien corona Covid-19 di RS Darurat Wisma Atlet mencapai 1.317 orang. 

"Pasien rawat inap di RS Darurat Wisma Atlet bertambah 15 orang, dari semula 1.302 menjadi 1.317 pasien," ujar Aris dalam keterangannya, Senin (20/7/2020).

Pasien rawat inap di RS Wisma Atlet 1.317 orang terdiri dari 780 pria dan 537 wanita. Pasien terkonfirmasi positif sebayak 1287 orang, sementara pasien suspek 30 orang.

"Pasien positif semula 1.282 orang bertambah 5 orang, menjadi 1.287 orang. Pasien suspek bertambah 10 dari semula 20 menjadi 30 orang," kata dia.

Untuk pasien rawat inap di RS Khusus Infeksi Pulau Galang sebanyak 62 orang terdiri dari 40 pria dan 22 wanita. Pasien terkonfirmasi positif di RSKI Pulau Galang sebanyak 18 orang, pasien suspek 44 orang.

"Pasien rawat inap dari semula 62 berkurang 6 menjadi 56 orang. Yang terkonfirmasi positif 18 orang, sementara pasien suspek dari semula 44 berkurang 6 menjadi 38 orang," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya