Studi Ini Kuak Orang Obesitas Berisiko Rawat Inap Akibat COVID-19

Ada sejumlah alasan mengapa berolahraga secara teratur ketika pandemi COVID-19 dapat membuat orang-orang terhindar dari rawat inap yang lebih panjang.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2020, 21:33 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2020, 21:33 WIB
Mencegah dan Mengatasi Obesitas
Ilustrasi Obesitas Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Orang-orang yang obesitas berisiko tiga kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena COVID-19 yang parah, daripada mereka yang menjaga bobot tubuh dalam kategori sehat. Demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan Selasa 11 Agustus 2020 oleh jurnal journal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Risiko rawat inap setelah infeksi Virus Corona jenis terbaru meningkat lebih dari 338 % untuk orang dewasa yang sangat gemuk dan 70% untuk orang dewasa yang agak gemuk. Sementara hampir 39% untuk mereka yang kelebihan berat badan, seperti yang dikutip dari UPI, Rabu (13/8/2020).

Studi menunjukan bahwa ada peningkatan risiko untuk orang yang memiliki berat badan sedang, menurut Mark Hamer, profesor kedokteran olahraga di University College London. 

Mengingat hingga dua pertiga dari semua orang dewasa "terpengaruh kehidupan negara Barat" mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, hal ini menempatkan sebagian besar populasi pada peningkatan risiko penyakit parah selama pandemi, katanya lagi.

Ada risiko yang lebih tinggi untuk tertular COVID-19 bagi mereka yang obesitas. Hal ini dikarenakan ada ketidakmampuan tubuh untuk memproses gula dan lemak yang berlebih, sehingga dapat meningkatkan peradangan.

Temuan ini didasarkan pada analisis data kesehatan untuk 334.329 orang dewasa di Inggris, di antaranya 640, atau 0,2%, dirawat di rumah sakit karena COVID-19.

Hampir 67% dari semua peserta penelitian kelebihan berat badan atau obesitas dan hampir 5% menderita diabetes, kata para peneliti.

Peserta diklasifikasikan berdasarkan indeks massa tubuh, atau BMI, pengukuran berat badan dibandingkan dengan tinggi badan yang digunakan untuk menentukan obesitas. Untuk menghitung BMI, berat badan seseorang dibagi dengan kuadrat tinggi badan.

Untuk BMI orang yang kelebihan berat badan adalah 25-30, sedangkan orang yang benar-benar obesitas stadium I adalah 30 hingga 35, lalu orang dengan BMI diatas 35 dikategorikan sebagai orang obesitas berat. 

Risiko Meningkat Ketika Berat Lemak Bertambah

Menyebabkan Obesitas
Ilustrasi Kenaikan Berat Badan Credit: freepik.com

Risiko untuk dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 ini meningkat 20 hingga 30 persen setiap ada peningkatan 5 poin BMI.

"Olahraga teratur dapat meningkatkan fungsi kekebalan dan mengurangi faktor risiko lain, seperti diabetes dan penyakit [jantung]," kata Hamer.

Sehingga olahraga secara teratur selama pandemi ini sangat penting untuk masyarakat menjaga kesehatan masing-masing. 

Reporter: Yohana Belinda

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya