Liputan6.com, Zaatari: Konflik Suriah yang berlangsung selama 18 bulan di memaksa beberapa warganya melarikan diri dan mengungsi di negara lain. Meski telah lepas dari kekerasan, ternyata masalah lain juga masih harus dihadapi oleh mereka untukbertahan hidup.
Media RT-News mewartakan, Kamis (30/8), pengungsi korban konflik Suriah yang tingal kamp pengungsi Zaatari di Yordania ternyata kekurangan makanan. Selain itu, tempat pengungsian mereka juga mengalami kekeringan sangat parah dan kerap kali dilanda badi gurun. Bahkan, wilayah tersebut juga dipenuhi ular dan kalajengking.
"Suasana di sini sangat buruk. Di Suriah Anda cepat mati. Tapi di sini kita juga akan masti secara perlahan-lahan. Saya menyesal datang ke sini, "kata salah seorang pengungsi Suriah.
Pengungsi Suriah yang mencari perlindungan dari kekerasan akibat konflik biasanya melakukan perjalanan selama berhari-hari di gurun panas untuk mencapai Jordan. Awalnya, mereka ditempatkan di apartemen. Namun, banyaknya pengungsi membuat mereka dipindahkan ke wilayah gurun. Saat ini, sekitar 180 ribu warga Suriah mengusngi di Yordania. (ARI)
Media RT-News mewartakan, Kamis (30/8), pengungsi korban konflik Suriah yang tingal kamp pengungsi Zaatari di Yordania ternyata kekurangan makanan. Selain itu, tempat pengungsian mereka juga mengalami kekeringan sangat parah dan kerap kali dilanda badi gurun. Bahkan, wilayah tersebut juga dipenuhi ular dan kalajengking.
"Suasana di sini sangat buruk. Di Suriah Anda cepat mati. Tapi di sini kita juga akan masti secara perlahan-lahan. Saya menyesal datang ke sini, "kata salah seorang pengungsi Suriah.
Pengungsi Suriah yang mencari perlindungan dari kekerasan akibat konflik biasanya melakukan perjalanan selama berhari-hari di gurun panas untuk mencapai Jordan. Awalnya, mereka ditempatkan di apartemen. Namun, banyaknya pengungsi membuat mereka dipindahkan ke wilayah gurun. Saat ini, sekitar 180 ribu warga Suriah mengusngi di Yordania. (ARI)